Sidang Tahunan MPR RI pada Agustus 2025 menjadi sorotan publik, hal ini dikarenakan tingkah sejumlah anggota DPR yang terlihat asik joget.
Momen ini memicu beragam reaksi masyarakat, terutama karena bertepatan dengan isu kenaikan tunjangan dan fasilitas anggota DPR. Dari sekian banyak anggota parlemen yang ikut berjoget, sikap Pasha Ungu dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menarik perhatian khusus.
Berikut ini POS VIRAL akan memberikan ulasan lengkap mengenai reaksi Pasha Ungu dan Gibran Rakabuming Raka di tengah anggota DPR lainnya asik berjoget.
Momen Anggota DPR Joget Usai Sidang Tahunan MPR
Setelah pidato Presiden Prabowo Subianto selesai, suasana di ruang sidang berubah menjadi lebih santai. Tak lama kemudian diputarnya lagu-lagu daerah seperti “Sajojo” dan “Gemu Fa Mi Re.” Beberapa anggota DPR dan MPR kemudian berdiri dan asyik berjoget mengikuti irama lagu.
Kondisi ini sempat menjadi viral di media sosial, memancing kritik orang-orang yang merasa tidak pantas bagi wakil rakyat berjoget di tengah agenda resmi negara, terutama bertepatan dengan isu kenaikan tunjangan mereka.
| POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!
Ekspresi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang Datar
Tak kalah menarik, ekspresi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pun menjadi sorotan. Dalam cuplikan video yang beredar, Gibran tampak duduk diam dengan wajah tanpa senyum, hanya mengamati anggota DPR yang berjoget.
Sikap ini dinilai oleh netizen sebagai bentuk ketidaksetujuan dan refleksi atas perilaku anggota DPR di tengah tekanan publik yang menyoroti kenaikan gaji dan tunjangan mereka.
Baca Juga:
Sikap Tenang dan Diam Pasha Ungu Menjadi Sorotan
Di tengah suka cita para anggota DPR yang berjoget, Pasha Ungu justru memilih untuk tetap duduk dengan ekspresi datar dan tidak bergabung dalam tari-tarian tersebut.
Sikap ini langsung mendapat pujian dari warganet yang menilai Pasha menunjukkan empati dan keseriusan dalam menghadapi isu sensitif seperti kenaikan tunjangan.
Banyak komentar menyebut bahwa dengan tidak menari, Pasha seperti memberikan suara kritik tanpa harus berbicara secara terbuka.
Kritik Publik dan Pro-Kontra Fenomena Joget di Parlemen
Fenomena anggota DPR berjoget usai sidang memicu perdebatan di masyarakat. Sebagian pihak menilai hal tersebut tidak pantas karena wakil rakyat dianggap kurang peka terhadap kondisi rakyat yang sedang menghadapi kesulitan ekonomi.
Namun, ada pula yang memahami bahwa joget tersebut berlangsung di luar agenda resmi dan merupakan cara melepas stres setelah sidang panjang.
Berbeda sikap ini juga terlihat dalam tanggapan pimpinan parlemen yang menganggap joget adalah respons wajar terhadap musik.
Klarifikasi Soal Kenaikan Tunjangan DPR
Isu kenaikan tunjangan DPR yang menjadi latar belakang kegembiraan beberapa anggota parlemen. Dimana sebenarnya hal ini menyangkut penyesuaian fasilitas perumahan, bukan kenaikan gaji pokok. Ketua DPR Puan Maharani menegaskan bahwa tidak ada kenaikan gaji harian sebesar Rp3 juta seperti yang beredar di media sosial.
Ia mengatakan hal ini melainkan hanya kompensasi tunjangan rumah bagi anggota DPR periode 2024-2029 karena penghapusan rumah jabatan resmi.
Makna Diam dan Harapan Publik Pada Pemimpin Muda
Sikap diam dari Pasha Ungu dan ekspresi serius Gibran Rakabuming Raka dianggap oleh publik sebagai salah satu bentuk kepedulian dan profesionalisme di tengah kontroversi.
Banyak netizen berharap figur-figur muda seperti mereka dapat menjadi teladan bagi wakil rakyat lainnya dalam menjaga integritas dan empati kepada masyarakat.
Sikap ini juga dinilai penting untuk memperbaiki citra parlemen yang tengah menghadapi tantangan kepercayaan publik.
Kesimpulan
Momen anggota DPR yang berjoget-joget usai Sidang Tahunan MPR yang diselenggarakan pada Agustus 2025 kini memicu kontroversi. Di tengah keramaian itu, sikap tenang Pasha Ungu dan ekspresi datar Wakil Presiden Gibran Rakabuming menonjol di media sosial. Mereka keduanya mendapat apresiasi sebagai simbol keseriusan dan empati.
Fenomena ini membuka ruang diskusi mengenai profesionalisme wakil rakyat dan harapan masyarakat akan kepemimpinan yang peduli dan bertanggung jawab. Di tengah isu kenaikan tunjangan yang sebenarnya adalah penyesuaian fasilitas. Sikap mereka menjadi inspirasi bagi cara pandang baru terhadap dunia politik Indonesia.
Buat kalian yang ingin mendapatkan informasi terbaru dan ter-update lainnya, kalian bisa kunjungi POS VIRAL, yang dimana akan selalu memberikan informasi menarik dan terviral baik itu yang ada didalam negeri ataupun diluar negeri.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari lombokinsider.com
- Gambar Kedua dari ntvnews.id