Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh Utara sejak 22 November 2025 telah menewaskan 128 orang, sementara 14 warga masih hilang.

Ribuan keluarga terdampak harus mengungsi, sementara tim gabungan TNI–Polri, BPBD, SAR, serta relawan terus melakukan evakuasi serta bantuan pemulihan. Berikut ini POS VIRAL akan memberikan informasi terkini mengenai kondisi Aceh Utara pasca-banjir bandang dan tanah longsor yang menelan korban jiwa.
Korban Jiwa Terus Bertambah
Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh Utara sejak 22 November 2025 menelan korban jiwa yang signifikan. Data terbaru dari pemerintah daerah menyebutkan, hingga hari ini tercatat 128 warga meninggal dunia akibat bencana tersebut.
Sebagian korban ditemukan dalam kondisi tidak utuh karena proses pencarian sempat terhambat cuaca ekstrem, derasnya aliran sungai, dan akses yang sulit dijangkau.
Bupati Aceh Utara, H. Ismail A. Jalil, yang akrab disapa Ayahwa, menjelaskan bahwa operasi pencarian korban hilang oleh tim gabungan berhasil menemukan 88 dari 102 warga yang sebelumnya dilaporkan hilang.
Saat ini, tersisa 14 warga korban banjir yang masih dalam pencarian. “Berburu waktu menjadi tantangan utama karena sebagian jenazah yang ditemukan sudah mulai membusuk,” terang Ayahwa.
| POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!
Jumlah Warga Terdampak Meningkat Signifikan
Dampak banjir di Aceh Utara tidak hanya menelan korban jiwa, tetapi juga berdampak luas pada masyarakat. Berdasarkan data posko induk, 107.123 keluarga terdampak kini tersebar di 503 titik pengungsian aktif.
Kelompok rentan yang ikut terdampak mencakup 1.081 ibu hamil, 6.927 balita, 4.536 lansia, dan 274 penyandang disabilitas. Total warga terdampak diperkirakan mencapai 837.620 jiwa. Data ini terus berubah seiring perkembangan di lapangan, karena beberapa desa masih terisolasi akibat jalan terputus dan derasnya aliran sungai.
Ayahwa menegaskan, pihaknya terus bekerja keras menyalurkan bantuan logistik, pelayanan kesehatan, dan melakukan evakuasi meski kondisi medan sulit. “Kami bersyukur atas dukungan relawan dari berbagai daerah yang membantu proses pencarian korban siang dan malam,” ujarnya.
Baca Juga: Viral! Siswa SD Bongkar Celengan Hasil Cabut Uban Guru Untuk Bantu Sumatera
Upaya Pencarian dan Evakuasi

Tim gabungan yang terdiri dari TNI–Polri, BPBD, SAR, dan relawan telah bekerja tanpa henti untuk mengevakuasi korban dan menyalurkan bantuan. Ayahwa mengajak seluruh relawan dari Indonesia untuk bergabung di posko utama banjir di Pendopo Bupati Aceh Utara.
“Kami sudah menyiapkan peta lokasi untuk membantu pencarian agar seluruh area bisa dijangkau secara maksimal. Setiap detik sangat berharga untuk menemukan korban yang masih hilang,” ungkap Ayahwa. Upaya ini dilakukan dengan prioritas tinggi, terutama untuk daerah yang masih terisolasi.
Banjir Terparah Dalam Sejarah Aceh Utara
Bencana banjir Aceh Utara disebut sebagai yang terparah dan pertama kali terjadi di wilayah ini. Banjir dipicu oleh curah hujan ekstrem yang berlangsung pada 22 November 2025, disertai longsoran yang memicu banjir bandang. Kejadian ini kemudian diikuti banjir di beberapa kabupaten lain di Aceh mulai 26 November 2025.
Sejumlah desa di Aceh Utara hingga kini masih terisolasi, sehingga tim penyelamat harus bekerja ekstra untuk menjangkau korban. Kondisi ini semakin memperburuk risiko bagi warga yang belum terselamatkan dan membutuhkan bantuan darurat.
Bantuan dan Pemulihan Masih Berlanjut
Pemerintah daerah bersama lembaga kemanusiaan terus mengerahkan segala sumber daya untuk pemulihan wilayah terdampak. Selain evakuasi, distribusi logistik, dan pelayanan kesehatan, upaya rehabilitasi juga mulai direncanakan.
Ayahwa menekankan pentingnya dukungan relawan dan masyarakat dari luar daerah. “Kami memerlukan bantuan ekstra untuk mempercepat pencarian korban dan mendukung pemulihan Aceh Utara. Semua relawan diharapkan bisa bekerja sama dengan tim di lapangan,” tuturnya.
Banjir Aceh Utara menjadi peringatan penting tentang dampak curah hujan ekstrem dan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi. Hingga kini, koordinasi antarinstansi dan relawan menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko dan menangani korban secara cepat.
Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap mengenai berita-berita viral lainnya hanya di seputaran POS VIRAL.
