Thursday, March 13POS VIRAL
Shadow

6.000 Korban Duterte, Perang Narkoba Filipina di Pengadilan Internasional

Korban perang narkoba Duterte, di Filipina, mencapai lebih dari 6.000 orang, dengan pemerintah mengakui jumlah kematian akibat operasi anti-narkoba.

6.000 Korban Duterte, Perang Narkoba Filipina di Pengadilan Internasional

Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, ditangkap di Bandara Internasional Ninoy Aquino, Manila, pada tanggal 11 Maret 2025. Penangkapan ini dilakukan atas perintah Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terkait dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan selama masa jabatannya dalam perang melawan narkoba.

Duterte ditangkap setelah tiba di Manila dari Hong Kong. Otoritas Filipina memastikan bahwa Duterte dalam keadaan sehat dan tengah berada dalam perawatan dokter pemerintah. Setelah penangkapan, Duterte diterbangkan ke Den Haag, Belanda, untuk diadili di hadapan ICC. Dibawah ini POS VIRAL akan membahas tentang 6.000 korban Duterte, perang narkoba Filipina di pengadilan Internasional.

tebak skor hadiah pulsa  

Reaksi atas Penangkapan

Penangkapan Duterte memicu berbagai reaksi. Wakil Presiden Sara Duterte mengecam penangkapan ayahnya sebagai “penculikan oleh negara” dan “penghinaan” terhadap kedaulatan Filipina. Sebaliknya, Ketua Koalisi Internasional untuk Hak Asasi Manusia di Filipina (ICHRP), Peter Murphy, menyambut penangkapan ini sebagai “momen bersejarah” dan langkah awal dalam menuntut pertanggungjawaban atas pembunuhan massal di bawah pemerintahan Duterte.

Mantan juru bicara Duterte, Salvador Panelo, mengecam penangkapan ini sebagai tindakan ilegal, dengan alasan bahwa Filipina telah menarik diri dari ICC pada tahun 2019. ICC menegaskan bahwa mereka masih memiliki kewenangan untuk menyelidiki kasus-kasus kejahatan yang terjadi sebelum Filipina resmi keluar dari keanggotaan.

POSVIRAL hadir di saluran wahtsapp, silakan JOIN CHANNEL

Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

aplikasi nonton bola shotsgoal apk

Kebijakan Perang Narkoba Duterte

Kebijakan keras Duterte dalam memberantas narkoba, yang dijalankan dari tahun 2016 hingga 2022, menyebabkan ribuan orang tewas. Data resmi pemerintah mencatat lebih dari 6.000 tersangka narkoba tewas dalam operasi tersebut. Namun, kelompok hak asasi manusia menyebut angka korban sebenarnya jauh lebih tinggi, bahkan mencapai 12.000 hingga 30.000 orang. Operasi yang dijalankan Duterte menyebabkan ribuan orang tewas, baik oleh tindakan polisi maupun eksekusi kelompok bersenjata tak dikenal. Kebijakan ini menuai kritik tajam dan banyak pihak menilai kebijakan ini memberi ruang bagi penyalahgunaan kekuasaan oleh aparat kepolisian, termasuk eksekusi mati di luar proses hukum.

Baca Juga:

Kontroversi dan Pernyataan Duterte

Kontroversi dan Pernyataan Duterte

Duterte dikenal karena pernyataan-pernyataan kontroversialnya terkait perang narkoba. Ia bahkan membandingkan dirinya dengan Adolf Hitler dan menyatakan kesediaannya untuk membantai jutaan pecandu narkoba di Filipina. Duterte juga mengeluarkan perintah pembunuhan terhadap para pengedar narkoba dan mendesak warga untuk membunuh pecandu narkoba. Ia juga menyatakan tidak peduli dengan hak asasi manusia dan akan terus melanjutkan kampanye anti-narkoba hingga hari terakhir masa jabatannya. Duterte juga membanggakan diri pernah membunuh tersangka kejahatan saat menjadi wali kota Davao.

Penyelidikan ICC

ICC mulai menyelidiki dugaan pelanggaran hak asasi manusia ini sejak 2016 dan secara resmi membuka penyelidikan pada 2021. Kasus yang ditangani mencakup peristiwa dari November 2011, ketika Duterte masih menjabat sebagai wali kota Davao, hingga Maret 2019, sebelum Filipina secara resmi menarik diri dari ICC.

Meskipun Filipina telah menarik diri dari ICC pada 2019, ICC menegaskan bahwa mereka masih memiliki kewenangan untuk menyelidiki kasus-kasus kejahatan yang terjadi sebelum Filipina resmi keluar dari keanggotaan. Pada November 2024, pemerintah Filipina di bawah Presiden Ferdinand Marcos Jr. sepakat untuk tidak mencegah penahanan Duterte oleh ICC.

Jumlah Korban Tewas

Data resmi pemerintah mencatat lebih dari 6.000 tersangka narkoba tewas dalam operasi yang dijalankan Duterte. Namun, kelompok hak asasi manusia menyebut angka korban sebenarnya jauh lebih tinggi, dengan jaksa ICC memperkirakan jumlah korban tewas mencapai 12.000-30.000. Operasi yang dijalankan Duterte menyebabkan ribuan orang tewas, baik oleh tindakan polisi maupun eksekusi oleh kelompok bersenjata tak dikenal.

Dampak dan Reaksi Internasional

Kebijakan perang terhadap narkoba yang dijalankan Duterte menuai kritik tajam dari berbagai organisasi internasional. Amnesty International, Human Rights Watch, dan Uni Eropa mengkritik Duterte atas pernyataan-pernyataan yang dianggap mendukung pembunuhan di luar hukum. Kasus ini bukan hanya tentang angka kematian yang tinggi, melainkan juga mengenai retorika kekerasan yang digunakan Duterte.

Sikap Duterte yang menarik Filipina dari perjanjian pembentukan ICC pada tahun 2019 juga semakin memperkuat kontroversi ini. Penangkapan Duterte menjadi bukti kuat adanya dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan selama masa kepemimpinannya.

Proses Hukum Selanjutnya

Setelah ditangkap, Rodrigo Duterte diterbangkan ke Den Haag, Belanda, untuk menghadapi persidangan di ICC. Ia menjadi mantan presiden pertama dari Asia yang akan disidangkan oleh ICC. Proses hukum ini akan menjadi ujian bagi sistem peradilan internasional dalam menuntut pertanggungjawaban atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh seorang kepala negara. Hasil dari persidangan ini akan memiliki implikasi yang signifikan bagi Filipina dan negara-negara lain di dunia dalam upaya memerangi kejahatan narkoba dengan menghormati hak asasi manusia dan supremasi hukum.

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca informasi tentang Korban Duterte Perang Narkoba Filipina 6.000 Korban, semoga informasi yang diberikan bermanfaat. Jangan ragu datang kembali untuk mengetahui lebih banyak lagi informasi viral yang ada di POS VIRAL.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Home
Channel
Search