Setelah berbulan bulan buron dengan modus berpindah negara dan sembunyi di luar negeri, akhirnya Dewi Astutik berhasil ditangkap.

Kasus ini menunjukkan bahwa jaringan narkoba internasional bisa berpola lintas negara dengan pelaku yang memanfaatkan mobilitas global, sehingga penegakan hukum memerlukan kerja sama internasional, intelijen, dan kolaborasi antarnegara.
Simak berbagai berita dan informasi menarik lainnya yang bisa Anda temukan di POS VIRAL.
Jejak Panjang Buron Internasional
Dewi Astutik alias PA (43) menjadi sorotan setelah namanya masuk daftar buron internasional Interpol dalam kasus penyelundupan narkotika besar-besaran. Belakangan, Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama instansi internasional berhasil menangkapnya di Kamboja pada 1 Desember 2025.
Kasus ini bermula dari penyelundupan dua ton sabu dengan estimasi nilai hingga Rp 5 triliun yang disebut sebagai salah satu operasi narkoba terbesar yang berhasil dibongkar. Sosok Dewi dikenal sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) yang diduga memainkan peran sentral dalam sindikat narkoba internasional.
Sejak penetapan red notice terhadap dirinya pada 3 Oktober 2024, Dewi berhasil menghindar dari penangkapan. Selama pelariannya, dia dilaporkan berpindah-pindah negara, berusaha kabur dari buruan otoritas hukum.
| POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!
Strategi Melarikan Diri Pindah-Pindah Negara
Salah satu faktor yang membuat Dewi sulit ditangkap adalah mobilitas internasionalnya. BNN menyebut bahwa Dewi kerap berpindah dari satu negara ke negara lain faktor yang memperumit upaya penegakan hukum.
Tak hanya itu, Dewi juga dilaporkan sering mengganti penampilan fisik. Sejumlah saksi mata dari kampung asalnya menyebut gaya rambut dan penampilannya berubah-ubah dalam rentang waktu tertentu. Taktik ini memungkinkan dia berbaur, sehingga menghindari identifikasi oleh aparat dan memudahkan perpindahan antarnegara.
Selain itu, jejak pekerjaannya sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di beberapa negara Asia menunjukkan bahwa Dewi memiliki jaringan luas dan akses mobilitas internasional, yang kemudian disinyalir digunakan untuk membantu pelarian dan operasional sindikat.
Baca Juga: Kasus Onadio Leonardo, Rekannya Juga Terlibat Positif Narkoba
Upaya Penangkapan Dewi Astutik

Penangkapan terhadap Dewi merupakan hasil kerja sama lintas lembaga dan negara antara BNN, Interpol, otoritas keamanan Kamboja, dan perwakilan diplomatik. Informasi intelijen yang diterima BNN pada 17 November 2025 menjadi titik awal upaya pelacakan.
Setelah dipastikan keberadaannya di ibu kota Kamboja, tim gabungan langsung bertindak. Pada 1 Desember 2025 pukul 13.39 waktu setempat, Dewi berhasil ditangkap di lobi sebuah hotel di kawasan Sihanoukville tanpa perlawanan.
Proses penangkapan dan pemulangan ke Indonesia disertai pengawalan ketat. Setibanya di tanah air, Dewi dijemput langsung oleh pimpinan BNN untuk menjalani pemeriksaan dan proses hukum lebih lanjut.
Peran Dewi Dalam Jaringan Narkoba
Saat ditangkap, BNN dan instansi terkait mengungkap bahwa Dewi bukan sekadar kurir melainkan aktor utama dan rekrutor di balik penyelundupan besar-besaran. Dewi disebut sebagai salah satu pengendali jalur narkoba internasional yang melibatkan kawasan strategis seperti Golden Triangle wilayah rawan sindikat narkoba di Asia Tenggara.
Tak hanya di Indonesia, Dewi juga menjadi buronan di negara lain. BNN menyampaikan bahwa Dewi merupakan DPO (daftar pencarian orang) tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri, termasuk Korea Selatan. Penangkapan ini diyakini sebagai pukulan telak terhadap jaringan perdagangan narkotika lintas benua. Karena Dewi berperan dalam merekrut dan mendistribusikan barang haram ke banyak negara.
Kesimpulan
Penangkapan Dewi dianggap sebagai kemenangan besar bagi upaya pemberantasan narkoba nasional dan internasional. Dengan berhasil menggagalkan penyelundupan dua ton sabu, BNN menyebut aksi ini telah “menyelamatkan sekitar 8 juta jiwa” dari potensi kriminalitas dan korban narkotika.
Lebih jauh, kasus ini menunjukkan bahwa sindikat narkoba tidak bisa dipandang sebagai masalah domestik semata. Peran Dewi sebagai rekrutor dan pengendali jaringan lintas negara mengingatkan bahwa perang melawan narkoba butuh sinergi internasional dari polisi, intelijen, hingga diplomasi.
Penangkapan ini juga menjadi peringatan bagi pelaku narkoba lainnya: meskipun berpindah-pindah negara dan menggunakan identitas serta penampilan berbeda, kerja sama regional dan pertukaran intelijen membuat sulit untuk lepas dari jerat hukum.
Terima kasih atas waktunya, semoga informasi ini bisa membantu Anda dan siap menghadapi situasi apa pun, kunjungi kami lagi untuk terus mendapatkan kabar viral dan update terkini lainnya di POS VIRAL.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari www.suara.com
