Wednesday, December 3POS VIRAL
Shadow

Basarnas Klarifikasi Soal Ibu Korban Banjir yang Marah ke Tim SAR

Insiden seorang ibu korban banjir yang meluapkan amarahnya kepada petugas SAR sempat viral di media sosial.

Basarnas-Klarifikasi-Soal-Ibu-Korban-Banjir-yang-Marah-ke-Tim-SAR

Kejadian tersebut memicu berbagai reaksi dari publik, terutama terkait kinerja tim penyelamat di tengah situasi darurat. Berikut ini POS VIRAL akan memberikan informasi yang lebih jelas dan terstruktur mengenai klarifikasi Basarnas terkait insiden viral seorang ibu korban banjir yang memprotes tim SAR.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Insiden yang Viral dan Reaksi Publik

Video yang beredar memperlihatkan seorang ibu menyampaikan protes dengan nada tinggi kepada petugas Basarnas. Ia menuding tim evakuasi dianggap lambat dalam menolong korban banjir. Rekaman tersebut disebut terjadi di wilayah Kabupaten Langkat, meskipun informasi ini masih beredar melalui narasi di media sosial.

Dalam video itu terlihat jelas suasana tegang ketika sang ibu menyampaikan ketidakpuasannya. Beberapa warga lain ikut menjadi saksi, sementara tim SAR tetap melanjutkan tugas mereka di tengah cuaca buruk dan kondisi air yang masih tinggi.

Unggahan tersebut menyebar cepat dan menimbulkan perdebatan publik mengenai respons petugas serta pemahaman masyarakat terhadap prosedur evakuasi bencana.

Insiden ini memperlihatkan bagaimana tekanan psikologis akibat bencana dapat mengubah dinamika antara warga dan petugas penyelamat di lapangan. Basarnas pun memberikan penjelasan sebagai upaya meluruskan persepsi masyarakat.

POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL

Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

aplikasi nonton bola shotsgoal apk

Basarnas Jelaskan Pentingnya Prioritas Evakuasi

Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Edy Prakoso, menjelaskan bahwa petugas SAR memiliki tugas yang sangat kompleks dan tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Berdasarkan SOP, setiap proses evakuasi harus mengutamakan keselamatan kelompok rentan seperti bayi, anak-anak, ibu hamil, lansia, serta mereka yang berada dalam kondisi kritis.

“Mereka juga ada tugas harus mengevakuasi. Namun dalam mengevakuasi ini, kita ada prioritas-prioritas. Mana kelompok rentan, ibu-ibu, anak-anak, bayi, dan sebagainya,” ujar Edy dalam pernyataannya.

Menurutnya, masyarakat sering kali tidak memahami bahwa kegiatan tim SAR tidak sesederhana mendekati korban dan langsung mengevakuasi. Petugas harus menilai kondisi lokasi, arus banjir, situasi keselamatan, dan risiko terhadap tim maupun korban sebelum bertindak.

Ia menekankan bahwa SOP dibuat bukan untuk memperlambat penanganan, tetapi untuk memastikan tidak ada korban tambahan, baik dari warga maupun tim penyelamat.

Baca Juga: BNN Ungkap Licinnya Buron Sabu Rp 5 T Dewi Astutik, Suka Pindah Negara

Dinamika Lapangan Tidak Semua Warga Memahami

Dinamika-Lapangan-Tidak-Semua-Warga-Memahami

Edy Prakoso mengakui bahwa dalam kondisi bencana, emosi masyarakat sering kali tidak stabil. Situasi panik dan tekanan psikologis membuat sebagian warga sulit berpikir jernih, sehingga mudah menilai tindakan petugas sebagai lamban atau kurang responsif.

“Orang kalau sudah seperti itu, untuk berpikir sehat itu agak susah. Yang muncul adalah insting mempertahankan diri dan bagaimana ia bisa selamat,” jelasnya.

Ia memaklumi reaksi ibu yang terekam dalam video tersebut. Menurutnya, wajar jika masyarakat menginginkan pertolongan secepat mungkin. Namun di sisi lain, tim SAR harus mempertimbangkan keseluruhan kondisi dan jumlah korban yang membutuhkan pertolongan secara bersamaan.

Edy juga menyebut bahwa dari luar, petugas SAR mungkin terlihat seperti berjalan bolak-balik atau “wira-wiri” tanpa kejelasan. Padahal sebenarnya mereka tengah menjalankan tugas sesuai prioritas, mencari jalur aman, atau melakukan pemantauan sebelum mengevakuasi korban.

Tekanan Emosional Dari Keluarga Korban

Tidak hanya dalam bencana banjir, Basarnas juga sering menghadapi tekanan dari keluarga korban dalam berbagai jenis bencana lainnya. Terutama pada kasus pencarian korban hilang, keluarga biasanya menuntut pencarian dilakukan tanpa henti.

“Sering kali keluarga korban meminta kita terus mencari, bahkan pada malam hari. Tapi kita punya aturan, karena keselamatan tim juga harus dijaga,” tutur Edy.

Ia menegaskan bahwa pencarian malam hari memiliki risiko lebih besar, terutama ketika kondisi wilayah terdampak berbahaya atau cuaca tidak mendukung. Meski demikian, Basarnas biasanya tetap melakukan pemantauan atau penyebaran petugas ke beberapa titik untuk menjaga peluang penemuan tanpa membahayakan keselamatan tim.

Penjelasan ini diharapkan mampu memberikan gambaran bahwa keputusan untuk menghentikan atau menunda pencarian bukan karena kelalaian, melainkan pertimbangan tanggung jawab terhadap keselamatan seluruh anggota tim.

Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap mengenai berita-berita viral lainnya hanya di seputaran POS VIRAL.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari merahputih.com
  2. Gambar Kedua dari liputan6.com
Tele Grup
Channel WA
Grup FB
Search