Warga Gowa, Sulawesi Selatan, digemparkan pria tewas dihajar massa setelah diduga melakukan penganiayaan dan pemerkosaan terhadap wanita difabel.

Jasad A diikat pada sepeda motor, diseret keliling kampung, memicu kemarahan warga dan perhatian publik luas di Kecamatan Tompobulu. Berikut ini POS VIRAL akan memberikan informasi mengenai peristiwa amukan massa terhadap pelaku pemerkosaan difabel di Gowa, Sulawesi Selatan.
Pelarian Pelaku Sebelum Dihajar Massa
Setelah dugaan pemerkosaan terjadi, A sempat bersembunyi di rumah salah seorang warga selama dua hari. Ia kemudian melanjutkan persembunyiannya di kawasan hutan di kaki Gunung Lompo Battang, Desa Rappolemba, selama dua hari berikutnya.
Menurut DT, A keluar dari persembunyian karena kelaparan. Ia terlihat meminta makanan di rumah warga Desa Rappoala dan sempat membeli sesuatu di warung setempat.
“Kemudian ada warga yang melihatnya dan langsung mengepung. Amukan pun terjadi,” jelas DT. Peristiwa itu berujung dengan kematian A setelah dianiaya secara brutal.
Tidak hanya itu, jasad A kemudian diarak keliling kampung dari perbatasan Desa Rappoala menuju Desa Rappolemba hingga ke Kelurahan Cikoro’. DT menambahkan, dalam aksi tersebut, pelaku bahkan mengalami mutilasi pada alat kelaminnya.
| POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!
Riwayat Pelaku dan Pemicu Amukan Warga
Amukan warga terhadap A dipicu oleh akumulasi kemarahan masyarakat. Menurut DT, A bukanlah orang baru dalam kasus kriminal. Ia pernah terlibat pelecehan seksual dan pencurian, serta beberapa kali keluar masuk penjara. “Dia sudah lama ditolak kembali ke kampung. Beberapa tahun lalu juga pernah terlibat kasus pelecehan seksual dan tidak mau bertanggung jawab,” ungkap DT.
Selain itu, A juga pernah mencuri uang dalam jumlah besar dan menjalani hukuman dua tahun penjara. Bahkan sebelum dugaan pemerkosaan ini, ia diduga mencuri laptop warga.
Aksi kriminal yang menimpa wanita difabel dianggap sebagai pemicu utama kemarahan warga. Korban yang mengalami keterbelakangan mental itu menjadi sasaran tindakan keji A, sehingga warga menilai hukuman adat harus dijalankan.
Baca Juga: Menhut Desak Polri Usut Pidana Kayu Gelondongan Akibat Banjir di Sumatera
Proses Penanganan dan Tindakan Polisi

Kapolres Gowa AKBP Muhammad Aldy Sulaeman membenarkan adanya penganiayaan yang menewaskan A. Ia menegaskan bahwa kondisi keamanan di Desa Rappolemba, Desa Rappoala, dan Kelurahan Cikoro’ kini telah kondusif.
“Beberapa video terkait dugaan penganiayaan memang sempat beredar. Kami telah berkoordinasi dengan Polsek Tompobulu dan situasi saat ini sudah terkendali,” ujar Aldy.
Polisi langsung menurunkan personel untuk mengamankan lokasi dan mencegah gangguan keamanan susulan. Tim kepolisian yang dikerahkan termasuk Sat Reskrim, Sat Samapta, Sat Intelkam, Sat Binmas, dan tim medis dari Dokkes Polres Gowa. Pemeriksaan korban dan visum dilakukan secara menyeluruh, dan koordinasi juga dilakukan dengan tim Dokpol Polda Sulsel.
Dugaan Pemerkosaan Terhadap Korban
Berdasarkan informasi awal, A diduga menjadi korban penganiayaan massa karena sebelumnya melakukan tindak pidana pemerkosaan terhadap wanita difabel.
Polisi masih mendalami kronologi kejadian untuk memastikan fakta sebenarnya. Sementara itu, masyarakat melihat tindakan main hakim sendiri sebagai bentuk hukuman adat sekaligus luapan emosi atas perbuatan pelaku yang dinilai kejam dan berulang kali merugikan warga.
“Ini sudah jadi kemarahan warga sekaligus hukuman adat yang diberikan kepadanya,” jelas DT. Peristiwa ini menjadi perhatian publik karena menunjukkan ketegangan antara hukum formal dan persepsi keadilan masyarakat, terutama ketika korban mengalami keterbatasan fisik atau mental. Aksi massa yang viral di media sosial juga memicu perdebatan mengenai penegakan hukum dan batasan tindakan warga dalam menuntut keadilan sendiri.
Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap mengenai berita-berita viral lainnya hanya di seputaran POS VIRAL.
