Friday, January 31POS VIRAL
Shadow

Heboh, AI China Kalahkan ChatGPT, Pasar Saham AS Rugi Rp 16.000 Triliun!

Heboh, AI China bernama DeepSeek Kalahkan ChatGPT, yang telah mengubah lanskap teknologi global dengan Saham AS rugi Rp 16.000 Triliun.

Heboh, AI China Kalahkan ChatGPT, Pasar Saham AS Rugi Rp 16.000 Triliun!

Model AI DeepSeek-V3 ini berhasil menarik perhatian investor dan industri teknologi internasional, tidak hanya karena kemampuan canggih yang dimilikinya, tetapi juga karena biaya pengembangannya yang terjangkau. Dengan total biaya pengembangan yang hanya sekitar USD 6 juta, DeepSeek-V3 telah terbukti melampaui model-model terkemuka lainnya seperti ChatGPT, Gemini, dan Meta AI. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran POS VIRAL.

Apa itu DeepSeek?

DeepSeek adalah perusahaan kecerdasan buatan (AI) asal China yang didirikan pada tahun 2023 dan berbasis di Hangzhou, Zhejiang. ​Perusahaan ini terkenal karena pengembangan model bahasa besar (LLM) yang inovatif, termasuk DeepSeek-V3, yang bertujuan untuk bersaing secara langsung dengan model AI terkemuka seperti ChatGPT, Gemini, dan Meta AI.​

DeepSeek dianggap sebagai pelopor dalam industri AI dengan pendekatan open-source, memungkinkan komponen kunci dari modelnya diakses dan dimodifikasi oleh publik. Dengan biaya pengembangan yang relatif rendah dan efisiensi yang tinggi, DeepSeek berupaya menantang dominasi perusahaan-perusahaan besar di pasar teknologi global.

POSVIRAL hadir di saluran wahtsapp, silakan JOIN CHANNEL

Biaya Pengembangan yang Efisien

Salah satu faktor yang membuat AI China Kalahkan ChatGPT adalah biaya pengembangannya yang sangat efisien. Dengan total biaya pengembangan sekitar USD 6 juta, setara dengan Rp96 miliar, DeepSeek-V3 menciptakan terobosan teknologi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan pengembangan AI di AS, yang dapat mencapai total biaya hingga USD 250 miliar atau sekitar Rp4.000 Triliun.

Ini menunjukkan bahwa pengembangan teknologi AI tidak selalu harus mengeluarkan anggaran yang sangat besar. Dan hal ini dapat menjadi sinyal positif bagi perusahaan-perusahaan lain di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Keterjangkauan biaya pengembangan tersebut juga menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, inovasi teknologi canggih dapat dihasilkan tanpa memerlukan investasi yang sangat besar.

Dengan menggunakan sumber daya yang lebih efisien, DeepSeek-V3 mampu menjalankan model yang lebih kompleks dan memerlukan GPU yang jauh lebih sedikit dibandingkan model-model AI lainnya. Hal ini berpotensi membuka jalan bagi perusahaan-perusahaan kecil dan startup untuk terlibat dalam pengembangan AI yang kompetitif.

Baca Juga: 

Radja Nainggolan Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyelundupan Kokain

Ambisi Karier, Polisi Akpol Aceh Diduga Paksa Pramugari Aborsi

Keunggulan DeepSeek-V3 dibandingkan ChatGPT

Keunggulan DeepSeek-V3 dibandingkan ChatGPT

DeepSeek-V3 menawarkan sejumlah keunggulan signifikan dibandingkan ChatGPT, salah satunya adalah efisiensi biaya yang mencolok. Dengan biaya pengembangan yang hanya sekitar USD 6 juta, DeepSeek-V3 menunjukkan kemampuan untuk beroperasi pada anggaran yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan model ChatGPT yang bisa mencapai USD 250 miliar dalam investasi.

Selain itu, DeepSeek-V3 menggunakan arsitektur Mixture-of-Experts dan latihan FP8 yang mengurangi kebutuhan akan sumber daya GPU. Memungkinkan model ini untuk dilatih dengan hemat dalam waktu yang relatif singkat, tanpa mengorbankan performa.

Dari segi performa, DeepSeek-V3 telah terbukti melampaui ChatGPT dalam berbagai tugas yang memerlukan pemrosesan bahasa alami dan penyelesaian masalah kompleks. Model ini unggul dalam pengkodean, pemecahan masalah matematika, dan erudisi dalam konteks multilingual. Memberikan akurasi yang lebih baik dalam penerjemahan dan pemahaman konteks yang mendalam.

DeepSeek-V3 juga mampu menangani jumlah token yang lebih besar dalam proses, hingga 64K token. Menjadikannya pilihan ideal untuk dokumen standar yang lebih panjang. ​Keunggulan dalam efisiensi dan fungsi ini menjadikan DeepSeek-V3 sebagai alternatif menarik bagi pengguna yang mencari solusi AI canggih namun tetap ekonomis​

Dampak Terhadap Pasar Saham di AS

Peluncuran DeepSeek-V3 tidak hanya diwarnai dengan reaksi positif dari pengguna, tetapi juga menciptakan reaksi negatif di pasar saham. Dalam waktu singkat setelah peluncuran, saham-saham besar di AS mengalami penurunan yang signifikan. Nvidia, sebagai salah satu produsen chip terkemuka yang berfokus pada AI, melemah hingga 17 persen. Yang berakibat pada hilangnya nilai pasar sebesar USD 600 miliar atau sekitar Rp9.600 Triliun.

Google dan Microsoft juga mengalami penurunan, yakni masing-masing 4 persen dan 3 persen. Yang berkontribusi pada total kapitalisasi pasar teknologi di AS yang merosot sekitar USD 1 Triliun atau Rp16.000 Triliun dalam sehari. Panic selling yang terjadi di pasar dirasakan oleh banyak investor, yang merasa skeptis terhadap kelayakan investasi besar mereka di teknologi AI.

Banyak dari mereka mulai meragukan kemampuan perusahaan-perusahaan besar di AS untuk mempertahankan dominasi mereka ketika pesaing seperti DeepSeek tiba-tiba muncul dengan inovasi yang lebih murah dan efisien. Para analis pasar mengeluhkan bahwa perusahaan-perusahaan di AS tidak cukup responsif terhadap kebutuhan pasar yang terus berkembang.

Keraguan Investor dan Strategi Perusahaan

Kejatuhan tajam di pasar saham berfungsi sebagai pengingat bahwa inovasi teknologi tidak hanya bergantung pada investasi besar. Tetapi juga pada kemampuan untuk beradaptasi dan merespons perubahan dalam kompetisi pasar. Dengan munculnya DeepSeek, para investor menjadi lebih berhati-hati dalam mempertimbangkan kelayakan pengeluaran besar untuk pengembangan AI.

Banyak yang mulai beranggapan bahwa hanya dengan pengeluaran yang efisien. Inovasi yang luar biasa dapat dicapai, seperti yang ditunjukkan oleh model DeepSeek-V3. Beberapa perusahaan teknologi di AS menyadari pentingnya strategi yang lebih fleksibel dalam menghadapi ancaman pesaing baru.

Mereka mulai menerapkan pendekatan yang lebih inovatif dan adaptif dalam pengembangan produk mereka. Termasuk kolaborasi dengan startup untuk mengembangkan solusi AI yang lebih efisien dan bersaing. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun DeepSeek menjadi tantangan bagi mereka, bisa jadi ketidakpastian dalam industri AI juga menciptakan peluang untuk berinovasi.

Tantangan yang Dihadapi DeepSeek

AI China Kalahkan ChatGPT menghadapi berbagai tantangan signifikan, terutama dalam hal privasi data dan sensor politik. Yang merupakan isu penting mengingat statusnya sebagai produk asal China.​ Kekhawatiran utama muncul karena data pengguna disimpan di server lokal yang tunduk pada hukum privasi yang ketat di negara tersebut.

Selain itu, DeepSeek harus mematuhi regulasi ketat pemerintah terkait sensor informasi, yang membatasi fleksibilitas penggunaan chatbot dalam membahas topik-topik sensitif. Penelitian juga menunjukkan potensi kerentanan keamanan dalam sistem DeepSeek yang bisa dimanfaatkan oleh penjahat siber. Sehingga meningkatkan keraguan pengguna mengenai keamanan teknologi ini

Kesimpulan

Peluncuran AI DeepSeek-V3 yang lebih canggih dari ChatGPT telah mengguncang dunia teknologi. Menunjukkan bahwa inovasi tidak harus bergantung pada pengeluaran besar dan bahwa ada jalan alternatif untuk menciptakan solusi yang efisien dan efektif dalam pengembangan AI. Dampak langsung ke pasar saham AS menjadi bukti nyata bahwa kompetisi dalam industri teknologi sekarang jauh lebih terbuka.

Masa depan kecerdasan buatan mungkin akan ditentukan oleh siapa yang dapat beradaptasi dengan cepat dan efisien terhadap perubahan. Kesuksesan DeepSeek menunjukkan bahwa di dunia yang semakin terhubung. Yang terpenting bukan hanya seberapa banyak uang yang dihabiskan, tetapi seberapa pintar. Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih dalam lagi informasi Mengenai AI China Kalahkan ChatGPT.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Home
Channel
Search