Korban TPPO yang beralih menjadi pelaku kejahatan seperti “judol” adalah masalah yang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak.
Seiring dengan meningkatnya jumlah korban yang diperdagangkan untuk tujuan eksploitasi. Tak jarang sejumlah dari mereka kembali ke tanah air setelah berhasil diselamatkan dari jeratan para pelaku sindikat perdagangan manusia. Namun, fenomena baru muncul belakangan ini, yakni sejumlah korban TPPO yang justru berperan sebagai pelaku dalam tindak kriminal lainnya, seperti kasus “judol” atau pencurian di dalam negeri.
Dibawah ini POS VIRAL akan mengupas fenomena yang sedang berkembang ini. Bagaimana Polri merespons tantangan baru tersebut, dan langkah-langkah antisipasi yang tengah dikaji untuk mencegah dampak buruk yang lebih besar.
Korban TPPO Berubah Jadi Pelaku Kriminal
Perdagangan orang, atau lebih dikenal dengan TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang). Adalah salah satu bentuk kejahatan lintas negara yang banyak terjadi di berbagai belahan dunia. Dalam banyak kasus, korban perdagangan manusia sering kali dipaksa bekerja di luar negeri dengan kondisi yang sangat buruk, seperti eksploitasi seksual, kerja paksa, atau kerja dalam kondisi yang sangat merugikan hak asasi manusia.
Namun, yang mengejutkan adalah fenomena baru di mana korban TPPO. Setelah dipulangkan ke Indonesia, justru beralih menjadi pelaku tindak kejahatan, seperti “judol” atau pencurian. Dalam istilah kriminal, “judol” biasanya merujuk pada aksi pencurian dengan kekerasan atau penggunaan keterampilan tertentu untuk melakukan pencurian. Beberapa korban TPPO yang dipulangkan ke Indonesia mengalami trauma berat dan berjuang untuk bertahan hidup, yang dalam beberapa kasus memicu perilaku kriminal sebagai bentuk pelarian dari situasi yang penuh tekanan.
Menurut beberapa laporan, sejumlah korban TPPO yang dipulangkan sering kali merasa terabaikan dan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sosial mereka setelah kembali ke Indonesia. Di luar ekspektasi keluarga dan masyarakat, beberapa di antaranya memilih untuk mengambil jalur kriminal karena merasa tidak ada pilihan lain untuk bertahan hidup.
POSVIRAL hadir di saluran wahtsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!

Polri Mengkaji Antisipasi dan Pencegahan
Melihat situasi ini, Polri mulai merumuskan langkah-langkah antisipasi untuk mengatasi fenomena yang bisa menambah beban masalah sosial dan kriminalitas ini. Tindakan preventif yang sedang dikaji melibatkan pendekatan hukum yang lebih komprehensif. Serta upaya penanggulangan sosial yang memberikan dukungan bagi korban TPPO agar tidak jatuh ke dalam perilaku kriminal.
- Pendekatan Hukum yang Tepat Untuk mengatasi situasi ini, Polri memfokuskan perhatian pada perlindungan hukum bagi korban TPPO. Salah satu pendekatan yang diusulkan adalah pembentukan program rehabilitasi bagi para korban yang baru dipulangkan ke Indonesia. Program ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi trauma psikologis yang dialami korban. Tetapi juga untuk mengidentifikasi potensi perilaku kriminal yang mungkin timbul setelah kepulangan mereka. Proses rehabilitasi ini melibatkan pihak kepolisian, psikolog, dan lembaga sosial yang bekerja sama untuk memberikan solusi yang holistik.
- Kolaborasi dengan Lembaga Sosial dan Pemerintah Selain langkah-langkah hukum. Polri juga bekerja sama dengan berbagai lembaga sosial dan pemerintah. Baik di tingkat pusat maupun daerah. Untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pemulihan korban TPPO. Kolaborasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa korban tidak hanya mendapat perlindungan. Tetapi juga bantuan untuk kembali ke kehidupan yang lebih baik. Program seperti pendidikan, pelatihan kerja, dan dukungan psikososial menjadi kunci utama dalam upaya ini.
- Pencegahan dengan Penyuluhan dan Edukasi Sebagai bagian dari upaya pencegahan. Polri bersama dengan organisasi-organisasi terkait melakukan penyuluhan kepada masyarakat. Terutama di daerah-daerah yang rawan menjadi titik keberangkatan pekerja migran ilegal. Edukasi ini bertujuan untuk memberi informasi kepada masyarakat tentang bahaya perdagangan manusia dan bagaimana cara melindungi diri mereka dan keluarga dari jeratan sindikat TPPO.