Pembangunan pabrik mobil listrik asal China, BYD, di Kawasan Industri Subang, Jawa Barat, sedang menjadi sorotan lantaran diganggu oleh aksi preman yang dilakukan oleh sekelompok organisasi masyarakat (ormas).
Isu ini mendapat perhatian serius dari pemerintah, khususnya dari Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan P Roeslani. Artikel ini membahas secara komprehensif kondisi terkini proyek investasi BYD di Subang, reaksi pemerintah, serta prospek besar industri kendaraan listrik Indonesia.
Gangguan Premanisme di Proyek Strategis BYD Subang
Kehadiran aksi premanisme dan ormas yang meresahkan di lokasi pembangunan pabrik BYD di Subang menjadi sebuah masalah yang memprihatinkan dan perlu cepat diatasi. Premanisme dipercaya memberikan dampak negatif langsung terhadap iklim investasi yang sedang berkembang di Indonesia. Gangguan ini tidak hanya berpotensi memperlambat pembangunan pabrik, tetapi juga bisa menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor domestik maupun asing.
Menteri Investasi dan Hilirisasi BKPM, Rosan P Roeslani, mengutarakan kekhawatirannya terhadap praktik ini dan menegaskan pentingnya tindakan cepat. Menurutnya, premanisme yang terjadi merupakan ancaman serius yang dapat mengganggu proses investasi dan pembangunan industri strategis Indonesia.
Respons Tegas Pemerintah
Setelah menerima laporan tentang pabrik BYD di Subang diganggu preman dari ormas, Rosan langsung mengambil langkah cepat. Ia mengaku telah berkoordinasi intensif dengan Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), pemerintah daerah, serta jajaran kepolisian setempat dari tingkat provinsi sampai tingkat polsek agar situasi tersebut tidak terulang kembali.
Dalam konferensi pers yang digelar pada 29 April 2025, Rosan menegaskan bahwa pemerintah memantau langsung situasi di lapangan dan tidak akan membiarkan gangguan seperti ini menghambat investasi senilai US$1 miliar atau setara dengan belasan triliun rupiah tersebut. Ia menegaskan bahwa semua laporan gangguan harus segera disampaikan kepada aparat keamanan dan ditindaklanjuti secara cepat sampai ke level Kapolsek.
POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Signifikansi Investasi BYD
Pabrik BYD yang dibangun di Subang ini merupakan salah satu investasi terbesar dalam sektor kendaraan listrik di Indonesia. Nilainya mencapai sekitar US$1 miliar, atau setara belasan triliun rupiah. Investasi besar ini diproyeksikan memberikan dampak ekonomi yang signifikan, terutama dalam proses hilirisasi industri otomotif dan penyediaan lapangan kerja.
Lokasi pabrik berada di kawasan industri Subang, Jawa Barat, yang strategis dan memudahkan akses distribusi kendaraan kelak. Melalui proyek ini, Indonesia ingin memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam pasar kendaraan listrik global. Serta mempercepat transisi teknologi industri otomotif domestik menuju era ramah lingkungan.
Komitmen BYD Untuk Menuntaskan Pembangunan Tepat Waktu
Presiden Direktur BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao, menyatakan bahwa pembangunan pabrik saat ini berjalan lancar dan sesuai jadwal. Komitmen BYD adalah untuk menyelesaikan seluruh konstruksi dan mulai operasional pabrik pada akhir tahun 2025. Tepat dalam rentang waktu satu tahun ke depan sejak pernyataan tersebut diberikan.
Zhao juga mengungkapkan bahwa kunjungan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) awal tahun ini diterima dengan baik dan menghasilkan penilaian positif terhadap progres pembangunan pabrik. Menurutnya, BYD berkomitmen untuk mematuhi seluruh kebijakan dan peraturan yang berlaku di Indonesia demi kelancaran proyek.
Baca Juga:
Kapasitas Produksi yang Besar
Pabrik BYD di Subang dirancang dengan kapasitas produksi yang sangat besar, yaitu mencapai 150.000 unit kendaraan listrik (EV) per tahun. Angka ini mencerminkan ambisi besar BYD untuk tidak hanya memperkuat posisinya sebagai produsen kendaraan listrik global, tetapi juga memantapkan Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan listrik utama di kawasan Asia Tenggara.
Dengan kapasitas tersebut, pabrik ini akan menjadi salah satu fasilitas manufaktur EV terbesar di kawasan, yang mampu memenuhi permintaan yang terus meningkat baik dari pasar domestik maupun internasional. Selain sebagai pusat produksi dalam negeri, BYD berfokus pada pengembangan pasar ekspor yang luas. Terutama ke berbagai negara di kawasan ASEAN dan sekitarnya.
Hal ini diyakini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap keseimbangan perdagangan Indonesia karena produk ekspor kendaraan listrik dapat mengurangi ketergantungan impor otomotif konvensional. Kehadiran pabrik ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekosistem industri kendaraan listrik Indonesia.
Termasuk pengembangan teknologi lokal dan produksi komponen-komponen kendaraan listrik. Sehingga menambah nilai tambah dan memperkuat rantai pasok dalam negeri secara berkelanjutan.
Peran BKPM Dalam Memfasilitasi Investasi dan Pembangunan Industri
BKPM, sebagai instansi yang bertanggung jawab terhadap penanaman modal di Indonesia, berperan penting dalam memastikan kelancaran proyek BYD. Selain melakukan pengawasan terhadap perkembangan proyek, BKPM juga bekerja sama dengan perusahaan untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi serta lancarnya proses investasi.
Menteri Rosan dan jajarannya terus melakukan pemantauan ketat. Termasuk melakukan komunikasi rutin dengan BYD untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang muncul, termasuk persoalan gangguan keamanan dari pihak tidak bertanggung jawab.
Dampak Ekonomi Dari Proyek Mobil Listrik BYD
Investasi besar yang dilakukan BYD di Indonesia tidak hanya sekadar nilai finansial yang ditanamkan. Tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan baik secara regional maupun nasional. Proyek pembangunan pabrik kendaraan listrik ini diperkirakan akan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi setempat dengan mempercepat proses hilirisasi industri otomotif di Indonesia.
Hilirisasi ini penting karena mendorong transformasi dari hanya mengimpor komponen menjadi mampu memproduksi secara mandiri. Sehingga menambah nilai tambah bagi produk dalam negeri. Selain itu, dibukanya pabrik BYD juga akan menciptakan ribuan lapangan kerja baru, yang secara langsung membawa manfaat sosial berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar dan pengurangan tingkat pengangguran.
Keberadaan pabrik BYD akan mendorong peningkatan kapasitas produksi kendaraan listrik di Indonesia yang selama ini terus berkembang. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekosistem industri kendaraan listrik, termasuk pengembangan komponen dan teknologi pendukungnya. Transfer teknologi dari BYD ke pelaku industri lokal menjadi sangat krusial dalam membangun kemandirian teknologi otomotif nasional.
Sejalan dengan tujuan besar pemerintah Indonesia dalam mengurangi emisi karbon. Proyek ini juga mendukung strategi nasional untuk memperkuat penggunaan kendaraan ramah lingkungan. Sebagai langkah nyata dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global.
Kesimpulan
Meski saat ini menghadapi tantangan keamanan dan gangguan, masa depan pabrik BYD dan industri kendaraan listrik di Indonesia tetap cerah. Dukungan kuat dari pemerintah, keseriusan perusahaan dalam mematuhi kebijakan, dan potensi pasar besar di kawasan menjadikan proyek ini sebagai tonggak penting dalam peta industri otomotif dunia.
Langkah penindakan tegas terhadap praktik premanisme oleh pemerintah juga menunjukkan komitmen untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan aman bagi investor asing maupun domestik. Sehingga Indonesia semakin menarik sebagai tujuan investasi jangka panjang.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi viral terupdate lainnya hanya di POS VIRAL.
Sumber Informasi Gambar:
1. Gambar Pertama dari viva.co.id
2. Gambar Kedua dari kompas.com