Anak sd hilang selama 3 minggu adalah sebuah berita yang menghebohkan masyarakat Kota Bandung, Jawa Barat. Berita ini berkaitan dengan kasus hilangnya seorang siswi kelas 6 SD berinisial KJB yang berusia 12 tahun. Siswi tersebut menghilang sejak 28 November 2023, setelah berpamitan kepada orang tuanya untuk berangkat sekolah. Namun, ternyata siswi tersebut tidak masuk sekolah dan tidak pulang ke rumah.
Tindakan Orang Tua Atas Kehilangan Anaknya Selama 3 Minggu
Pada awal sebelum kejadian hilangnya anak sd tersebut ini, iya berpamitan kepada orang tuanya untuk berangkat kesekolah. Namun kenyataannya anak tersebut tidaklah berpergian kesekolah, melainkan menjumpai lelaki yang dikenalnya melalui media sosial. Sang orang tua yang mengetahui putrinya tersebut tidak pulang-pulng kerumah, mulai panik hingga melaporkan kejadian tersebut kepada POSVIRAL. Orang tua siswi tersebut melaporkan kehilangan anaknya ke polisi pada 9 Desember 2023.
Kemudian setelah melapor kepada pihak polisi, sang orang tua siswi tersebut juga mencari anaknya dengan cara menyebar pamflet, menghubungi kerabat, dan meminta bantuan masyarakat melalui media sosial. Mereka juga berharap anaknya bisa kembali dengan selamat.
Orang tua siswi tersebut mengalami kesedihan, stres, dan trauma akibat kehilangan anaknya. Mereka juga merasa bersalah dan menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa menjaga anaknya dengan baik. Mereka membutuhkan dukungan dan bantuan dari keluarga, teman, dan profesional
Awal Mula Kisah Tragis Korban
Berita Anak SD Hilang Selama 3 Minggu ini bukanlah kasus penculikan, namun karena ada permasalahan dirumahnya antara dengan orang tua. Kemudian ia kabur bersama dengan pria yang dikenalnya melalui media sosial, lalu kemudian sang ibu yang mengetahui putrinya tersebut hilang mulai melapor kejadian tersebut kepada polisi.
Berbagai kejadian yang dialami anak SD Bandung yang hilang selama 3 minggu adalah kejadian-kejadian yang menimpa seorang siswi kelas 6 SD berinisial KJB yang berusia 12 tahun. Siswi tersebut menghilang sejak 28 November 2023, setelah berpamitan kepada orang tuanya untuk berangkat sekolah. Namun, ternyata siswi tersebut tidak masuk sekolah dan tidak pulang ke rumah. Berikut adalah beberapa kejadian yang dialami oleh siswi tersebut selama menghilang:
- Siswi tersebut kabur dari rumah karena adanya permasalahan keluarga. Ia bertemu dengan seorang pria berinisial AD yang berusia 18 tahun lewat media sosial dan diajak tinggal bersama di beberapa apartemen di Kota Bandung.
- Siswi tersebut disalahgunakan secara seksual oleh AD dan pria lain berinisial DF yang berusia 24 tahun. DF juga menjual siswi tersebut kepada 22 pria hidung belang dengan harga Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per orang.
- Siswi tersebut berhasil diselamatkan oleh polisi pada 20 Desember 2023, setelah polisi melakukan pelacakan melalui teman-teman sekolah, lingkungan keluarga, dan media sosial yang digunakan oleh siswi tersebut. Polisi juga mengamankan AD dan DF sebagai tersangka kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
- Siswi tersebut dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis dan psikologis. Siswi tersebut masih dalam kondisi trauma dan membutuhkan bantuan psikologis. Pemkot Bandung juga memberikan pendampingan kepada siswi tersebut dan keluarganya.
Awal Penemuan Anak SD Hilang Selama 3 Minggu
Tim Polrestabes Bandung yang berhasil menemukan siswi kelas 6 SD berinisial KJB yang berusia 12 tahun. Siswi tersebut menghilang sejak 28 November 2023, setelah berpamitan kepada orang tuanya untuk berangkat sekolah.
Penemuan ini terjadi pada Rabu, 20 Desember 2023, setelah polisi melakukan pelacakan melalui teman-teman sekolah, lingkungan keluarga, dan media sosial yang digunakan oleh siswi tersebut. Polisi mendapati bahwa siswi tersebut berada di sebuah apartemen bersama seorang pria berinisial AD yang berusia 18 tahun. Pria tersebut mengaku mengenal siswi tersebut lewat media sosial dan membawanya kabur dari rumah.
Setelah melakukan pencarian selama tiga minggu, polisi akhirnya berhasil menemukan siswi tersebut di sebuah apartemen bersama seorang pria berinisial AD yang berusia 18 tahun. Pria tersebut mengaku mengenal siswi tersebut lewat media sosial dan membawanya kabur dari rumah. Selama menghilang, siswi tersebut mengalami pelecehan seksual dan diperdagangkan kepada 22 pria hidung belang oleh pria lain berinisial DF yang berusia 24 tahun.
Polisi berhasil mengamankan kedua pria tersebut dan menyelamatkan siswi tersebut. Kemudian Polisi juga mengungkap bahwa kasus ini bukan kasus penculikan, melainkan kaburnya siswi tersebut dari rumah karena adanya permasalahan keluarga. Polisi juga menyatakan bahwa siswi tersebut masih dalam kondisi trauma dan membutuhkan bantuan psikologis.
Hukuman Yang Diberikan Pelaku
Hukuman yang diberikan pelaku atas kasus anak SD Bandung yang hilang selama 3 minggu adalah hukuman penjara berdasarkan undang-undang tentang perlindungan anak dan pemberantasan tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Polisi menjerat dua pria berinisial AD (18) dan DF (24) yang membawa, menyalahgunakan, dan menjual siswi kelas 6 SD berinisial KJB (12) kepada 22 pria hidung belang. AD dan DF dijerat dengan pasal 2 ayat 1 undang-undang nomor 21 tahun 2007 tentang pemberantasan TPPO, dengan ancaman hukuman penjara 3 tahun hingga 15 tahun.
Selain itu, mereka juga dijerat dengan pasal 81 juncto (jo) pasal 76D dan atau pasal 82 jo pasal 76E undang-undang nomor 23 tahun 2022 tentang perlindungan anak, dengan ancaman hukuman penjara 5 tahun hingga 15 tahun. Dengan demikian, hukuman maksimal yang bisa diberikan kepada pelaku adalah 30 tahun penjara.
Dampak Fisik Ataupun Mental Yang Dialami Korban
Dampak fisik atau mental yang dialami anak SD Bandung yang hilang selama 3 minggu bisa berbeda-beda tergantung pada kondisi dan pengalaman masing-masing anak. Namun, berdasarkan hasil pencarian web saya, ada beberapa hal umum yang mungkin terjadi, seperti:
- Anak tersebut mungkin mengalami trauma akibat menjadi korban perdagangan orang dan disalahgunakan secara seksual oleh pria hidung belang. Trauma ini bisa menyebabkan gangguan stres pasca-trauma (PTSD), depresi, kecemasan, rasa bersalah, malu, marah, atau takut.
- Anak tersebut mungkin mengalami perubahan perilaku, seperti menarik diri, menentang peraturan, bolos sekolah, mencuri, atau merusak barang. Anak tersebut juga mungkin mengalami kesulitan dalam belajar, berkonsentrasi, berkomunikasi, atau menjalin hubungan dengan orang lain.
- Mengalami gangguan kesehatan fisik, seperti luka, infeksi, penyakit menular seksual, kehamilan tidak diinginkan, atau aborsi. Anak tersebut juga mungkin mengalami perubahan kebiasaan tidur atau makan, atau keluhan penyakit fisik yang berlebihan.
- Anak tersebut mungkin mengalami gangguan citra tubuh atau gangguan makan, seperti anoreksia, bulimia, atau binge eating. Anak tersebut mungkin memiliki ketakutan yang kuat untuk menambah berat badan atau merasa tidak puas dengan penampilannya.
Baca Juga : Roy Suryo Menuduh Gibran Pakai 3 Mic Saat Debat Cawapre
Mecegah Atau Mengatasi Dampak fisik Dan Mental
Untuk mengatasi dampak fisik atau mental yang dialami anak tersebut, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, seperti:
- Memberikan dukungan psikologis kepada anak tersebut, seperti trauma healing, konseling, terapi, atau obat-obatan jika diperlukan. Dukungan ini bisa diberikan oleh orang tua, guru, teman, atau profesional kesehatan mental.
- Memberikan dukungan sosial kepada anak tersebut, seperti melindungi, menghormati, mendengarkan, memahami, atau memberikan kasih sayang kepada anak tersebut. Dukungan ini bisa diberikan oleh keluarga, komunitas, atau lembaga perlindungan anak.
- Memberikan dukungan hukum kepada anak tersebut, seperti melaporkan, menuntut, atau menghukum pelaku perdagangan orang atau pelecehan seksual. Dukungan ini bisa diberikan oleh polisi, pengacara, atau pengadilan.
- Memberikan dukungan pendidikan kepada anak tersebut, seperti membantu, mengajar, atau memberikan bimbingan belajar kepada anak tersebut. Dukungan ini bisa diberikan oleh sekolah, guru, atau tutor.
Buat kalian semua yang ingin mendapatkan berbagai informasi menarik seperti ini maka kalian bisa klik link yang satu ini viralfirstnews.com