Israel dituding pakai amunisi berbahaya dalam serangannya terhadap Iran, sebuah klaim yang muncul di tengah konflik antara kedua negara.
Konflik ini telah melibatkan serangan udara Israel terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran, serta tanggapan rudal dari pihak Iran POS VIRAL.
Latar Belakang Konflik
Ketegangan antara Israel dan Iran telah meningkat signifikan. Terutama terkait program nuklir Iran. Israel telah berulang kali menyatakan tidak akan membiarkan Iran mengembangkan senjata nuklir, meskipun Iran bersikeras bahwa programnya untuk tujuan damai.
Pada tahun 2024, Iran melancarkan dua serangan skala besar langsung ke Israel. Menandai eskalasi berbahaya dalam kampanye teror jangka panjangnya. Pada awal Juni 2025, Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mencela Iran karena tidak bekerja sama dengan inspektur mereka. Sebagai tanggapan, Iran segera mengumumkan akan mendirikan situs pengayaan ketiga di negara itu dan mengganti beberapa sentrifugal dengan yang lebih canggih.
Konflik saat ini dimulai dengan gelombang serangan udara mendadak oleh Israel yang menargetkan situs militer, perwira senior, dan ilmuwan nuklir Iran. Ledakan terdengar di seluruh Tehran setelah Israel menyerang ibu kota Iran pada Jumat pagi, 12 Juni 2025, menargetkan situs nuklir dan militer. Israel menggambarkan serangan ini sebagai serangan preemptif terhadap program nuklir Iran dan mengatakan bahwa serangan itu perlu untuk mencegah ancaman yang akan segera terjadi.
POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Serangan Israel dan Tudingan Amunisi Berbahaya
Israel telah melancarkan serangan terhadap berbagai target di Iran. Termasuk fasilitas pengayaan uranium utama di Natanz, lokakarya sentrifugal di sekitar Tehran, dan situs nuklir di Isfahan. Media Israel melaporkan bahwa serangan tersebut menewaskan “ratusan” anggota Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC). Israel juga menargetkan pusat komando dan kontrol IRGC serta pasukan keamanan domestik lainnya yang bertanggung jawab menjaga stabilitas rezim.
Meskipun laporan awal tidak secara eksplisit menyebutkan penggunaan amunisi berbahaya oleh Israel dalam serangan-serangan tersebut, ada indikasi tidak langsung dan klaim dari pihak Iran. Sebagai contoh, Israel Katz, Menteri Pertahanan Israel. Mengatakan bahwa negaranya melakukan serangan, namun tidak merinci apa yang menjadi targetnya. Kantor berita Tasnim Iran melaporkan bahwa Israel menyerang situs nuklir bawah tanah di Fordow lagi.
Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, menyatakan bahwa kerusakan yang disebabkan oleh serangan Israel dan AS di fasilitas nuklir Iran “sangat, sangat, sangat besar”. Ia menambahkan bahwa “kerusakan yang sangat signifikan diperkirakan terjadi” mengingat muatan bahan peledak yang digunakan dan sifat sentrifugal yang sangat sensitif terhadap getaran.
Baca Juga: Tragedi Berdarah di Festival Keagamaan Meksiko, 11 Orang Tewas Ditembak
Tanggapan Iran Klaim “Kejahatan Perang”
Iran telah membalas serangan Israel dengan meluncurkan rudal dan drone. Salah satu rudal Iran menghantam rumah sakit utama di Israel selatan pada Kamis pagi, 19 Juni 2025, melukai beberapa orang dan menyebabkan kerusakan signifikan.
Rudal lain menghantam gedung bertingkat tinggi dan beberapa bangunan tempat tinggal lainnya di setidaknya dua lokasi dekat Tel Aviv. Serangan rudal Iran melukai total 271 orang, termasuk empat orang yang luka serius. Israel menuduh Iran melakukan kejahatan perang dan bersumpah akan meningkatkan serangan terhadap militer dan “target pemerintah” Iran.
Menteri Pertahanan Israel Katz menuduh Iran melakukan “kejahatan perang yang paling serius” dan menyatakan bahwa Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei akan dimintai pertanggungjawaban atas kejahatannya.
Iran menyatakan target utama serangan yang menghantam rumah sakit Soroka adalah situs intelijen militer Israel, bukan fasilitas kesehatan. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengutuk serangan itu dan bersumpah akan membalas, mengatakan “Kami akan menuntut harga penuh dari para tiran di Tehran”.
Keterlibatan Amerika Serikat
Amerika Serikat telah secara langsung terlibat dalam konflik ini. Presiden Donald Trump mengatakan pada Sabtu, 22 Juni 2025, bahwa militer AS menyerang tiga situs di Iran. Bergabung langsung dengan upaya Israel untuk memenggal program nuklir negara itu.
Trump menyebut serangan itu “berhasil dengan spektakuler”. Situs-situs yang diserang termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan. B-2 stealth bomber digunakan dalam serangan tersebut, dan pesawat-pesawat itu membawa bom bunker buster 30.000 pon (13.500 kilogram) yang diyakini dapat menembus sekitar 200 kaki (61 meter) di bawah permukaan sebelum meledak.
Selain itu, kapal selam AS juga berpartisipasi dalam serangan di Iran. Meluncurkan sekitar 30 rudal serangan darat Tomahawk.
Trump mengatakan bahwa keputusan untuk menyerang adalah tindakan berisiko. Karena Iran telah berjanji untuk membalas jika AS bergabung dengan serangan Israel, yang dapat memicu konflik regional yang lebih luas.
Dia juga menyatakan bahwa dia tidak tertarik untuk mengirim pasukan darat ke Iran. Meskipun Trump mengklaim kerusakan “monumental” pada semua situs nuklir Iran. Beberapa pejabat AS dan IAEA belum sepenuhnya mengkonfirmasi tingkat kerusakan bawah tanah di Fordow.
Semoga aparat kepolisian segera menemukan titik terang dan keadilan bisa ditegakkan. Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi lainnya hanya di POS VIRAL.
- Gambar Utama dari www.qdnd.vn
- Gambar Kedua dari megapolitan.kompas.com