Insiden tragis terjadi di Kabupaten Lampung Tengah, dimana rumah dan mobil seorang lurah hangus dibakar oleh warga setempat.
Peristiwa ini dipicu oleh dugaan penyelewengan bantuan sosial (bansos) berupa beras yang dilakukan oleh Kepala Kampung Gunung Agung, Sukardi. Kemarahan warga yang sudah memuncak akhirnya meledak menjadi aksi pembakaran rumah dan kendaraan milik lurah tersebut pada Sabtu, 17 Mei 2025. POS VIRAL akan membahas mengenai insiden pembakaran rumah lurah yang dilakukan oleh warga di Lampung Tengah, yuk simak selengkapnya!
Kronologi Kejadian dan Pemicu Kerusuhan
Kejadian bermula dari dugaan penjualan beras bansos yang seharusnya diperuntukkan bagi warga miskin di Kampung Gunung Agung. Sukardi diduga telah menjual sebanyak 400 karung beras bansos atau sekitar 4 ton dengan nilai sekitar Rp36 juta kepada sebuah pondok pesantren di Kabupaten Tulangbawang Barat. Informasi ini tersebar luas di masyarakat dan memicu kemarahan warga yang merasa hak mereka dirampas.
Ketegangan semakin memuncak ketika terjadi insiden penusukan yang melibatkan kerabat lurah dan seorang warga bernama Surya, yang berujung pada kematian korban. Peristiwa ini menjadi pemicu langsung bagi warga untuk melampiaskan amarah mereka dengan membakar rumah dan kendaraan milik Sukardi.
POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Aksi Pembakaran dan Kerusakan yang Terjadi
Pada Sabtu pagi, ratusan warga berkumpul di depan rumah Sukardi dan melakukan pembakaran. Tidak hanya rumah, mobil dan sepeda motor milik lurah juga ikut dilalap api. Api yang cepat membesar membuat bangunan dan kendaraan tersebut hangus tak bersisa.
Beruntung, keluarga lurah yang berada di dalam rumah berhasil dievakuasi oleh aparat kepolisian sehingga tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.
Reaksi dan Tuntutan Warga
Warga Kampung Gunung Agung menyatakan kekecewaan mendalam atas tindakan lurah yang dianggap merampas hak mereka melalui penjualan beras bansos. Mereka menuntut agar Sukardi dicopot dari jabatannya dan diproses secara hukum atas dugaan korupsi dan penyalahgunaan bantuan sosial.
Sebelumnya, pada Februari 2025, warga juga sempat menyegel kantor Balai Kampung dan Kantor Kepala Kampung sebagai bentuk protes atas dugaan penyelewengan tersebut.
Baca Juga:
Lagu Viral TikTok “Pegang Kendali” Resmi Dirilis, Jesenn Tuai Pujian
Penyelidikan dan Tindakan Aparat Kepolisian
Kapolsek Terusan Nunyai, Iptu Daniel Hamidi, mengonfirmasi kejadian pembakaran. Ia menyatakan bahwa pihak kepolisian telah melakukan evakuasi terhadap keluarga lurah dan melakukan penyelidikan atas kasus ini.
Polisi juga berupaya melakukan mediasi untuk meredakan ketegangan di masyarakat. Penyelidikan difokuskan pada dugaan penyelewengan bansos dan insiden penusukan yang menjadi pemicu kerusuhan.
Dampak Sosial dan Implikasi Bansos
Kasus ini menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyaluran bantuan sosial, khususnya di daerah-daerah yang rentan dengan praktik korupsi. Penyelewengan bansos tidak hanya merugikan penerima manfaat yang membutuhkan, tetapi juga dapat memicu konflik sosial dan kerusuhan seperti yang terjadi di Lampung Tengah.
Kejadian ini menjadi peringatan bagi pemerintah dan aparat terkait untuk lebih ketat mengawasi distribusi bansos agar tepat sasaran dan bebas dari penyalahgunaan.
Upaya Pemulihan dan Harapan Kedamaian
Pasca insiden, pemerintah daerah dan aparat keamanan berupaya memulihkan situasi agar kondusif kembali. Diharapkan melalui proses hukum yang transparan dan adil, kepercayaan masyarakat dapat kembali pulih.
Selain itu, edukasi dan pengawasan terhadap penyaluran bansos harus diperkuat agar kasus serupa tidak terulang dan masyarakat dapat menerima bantuan secara adil dan tepat waktu.
Kesimpulan
Pembakaran rumah lurah di Lampung Tengah merupakan akibat dari kemarahan warga atas dugaan penjualan beras bansos yang seharusnya diperuntukkan bagi mereka yang membutuhkan. Insiden ini tidak hanya menimbulkan kerugian materiil, tetapi juga mencerminkan masalah serius dalam pengelolaan bantuan sosial di tingkat desa.
Penyelidikan dan tindakan tegas aparat kepolisian sangat diperlukan untuk menegakkan keadilan dan mencegah konflik sosial lebih lanjut. Kasus ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak agar penyaluran bansos dilaksanakan dengan transparan. Yang dimana hal ini bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat dan stabilitas sosial.
Buat kalian yang ingin mendapatkan informasi terbaru dan ter-update lainnya, kalian bisa kunjungi POS VIRAL, yang dimana akan selalu memberikan informasi menarik dan terviral baik itu yang ada didalam negeri ataupun diluar negeri.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari cahayaborneo.com
- Gambar Kedua dari regional.kompas.com