Sunday, December 7POS VIRAL
Shadow

Aksi Brutal Pasien Tikam Bidan: Pengakuan Pelaku dan Penjelasan Kapolsek Bikin Geleng Kepala

Peristiwa tragis terjadi di Banjarmasin Selatan, Kalimantan Selatan, ketika seorang pasien bernama Andi Julianto alias Andi Encek (32) melakukan aksi penikaman terhadap seorang bidan hingga tewas.

Aksi Brutal Pasien Tikam Bidan: Pengakuan Pelaku dan Penjelasan Kapolsek Bikin Geleng Kepala

Andi semula datang berobat, ternyata membawa sebilah pisau. Pisau tersebut dihujamkan pelaku ke tubuh Bu Bidan tersebut berkali-kali. Pelaku mengamuk bak kesetanan juga menyerang anak bidan bernama Rina Mutia (24) hingga mengalami luka serius. Dibawah ini POS VIRAL akan memberikan informasi terkait pasien ngamuk tikam bidan berkali kali.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Pasien Serang Bidan Hingga Tewas

Insiden ini terjadi pada malam Senin, 20 Oktober 2025, di kediaman korban, Bidan Rahmaniah (58). Andi yang awalnya datang dengan alasan berobat, ternyata membawa sebilah pisau yang kemudian digunakan untuk menyerang korban secara brutal. Kejadian ini tidak hanya menelan satu korban jiwa.

Anak korban, Rina Mutia (24), turut menjadi sasaran amukan pelaku dan mengalami luka serius. Peristiwa ini mengejutkan warga setempat, karena tindakan pelaku berlangsung dengan cepat dan penuh kekerasan, mengubah suasana rumah yang seharusnya aman menjadi lokasi tragedi berdarah.

POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL

Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

aplikasi nonton bola shotsgoal apk

Kronologi Aksi Sadis Andi Julianto

Berdasarkan pengakuan anak korban, Rina Mutia, dan keterangan polisi, kronologi kejadian dimulai ketika Andi Julianto mendatangi rumah bidan pada Senin malam. Awalnya, Andi mengaku ingin berobat. Namun, ia membawa pisau yang diselipkan di pinggangnya.

Terjadi adu mulut antara Andi dan korban terkait permintaan pelaku untuk meminjam uang sebesar Rp 500 ribu yang ditolak oleh Bidan Rahmaniah. Kesal dengan penolakan tersebut, Andi lantas mengambil pisau yang telah disiapkan dan menusuk korban berkali-kali, menyebabkan bidan tewas di tempat.

Selama kejadian, Rina Mutia mencoba menenangkan pelaku, namun justru menjadi sasaran serangan hingga mengalami luka serius. Aksi ini berlangsung sangat cepat, meninggalkan trauma mendalam bagi keluarga korban dan warga sekitar.

Baca Juga: Lisa Mariana Resmi Jadi Tersangka Pencemaran Nama Baik Ridwan Kamil

Penyerahan Diri dan Penangkapan Pelaku

Penyerahan Diri dan Penangkapan Pelaku

Setelah melakukan penikaman, Andi Julianto tidak langsung ditangkap polisi di lokasi. Pelaku menyerahkan diri ke Polsek Banjarmasin Selatan pada Selasa dini hari, 21 Oktober 2025. Ia datang ke kantor polisi diantar seorang pengemudi ojek online, dan langsung mengaku telah menikam Bidan Rahmaniah hingga tewas.

Kapolsek Banjarmasin Selatan, Kompol Cristugus Lirens, menyebut bahwa pelaku mengakui perbuatannya secara jujur saat diperiksa. Polisi kini menahan Andi Julianto untuk proses hukum lebih lanjut, termasuk penyelidikan motif serta kemungkinan keterlibatan faktor lain yang memicu amukannya.

Pihak kepolisian juga memastikan keselamatan Rina Mutia, korban luka, dan memberikan penanganan medis agar kondisi fisiknya segera pulih.

Motivasi Pelaku dan Dampak Psikologis

Polisi menyebut bahwa motif aksi sadis Andi Julianto adalah kemarahan akibat penolakan pinjaman uang sebesar Rp 500 ribu oleh korban. Hal ini menunjukkan bahwa perbuatan tersebut bukanlah peristiwa acak, melainkan tindakan yang direncanakan, setidaknya dalam membawa pisau sejak awal kunjungan.

Dampak dari kejadian ini sangat besar, baik bagi keluarga korban maupun masyarakat sekitar. Trauma yang ditimbulkan, terutama pada Rina Mutia, diprediksi membutuhkan dukungan psikologis jangka panjang. Peristiwa ini juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan bagi tenaga kesehatan, terutama yang melayani pasien di rumah atau klinik pribadi.

Kesimpulan

Tragedi penikaman di Banjarmasin Selatan menyoroti risiko keselamatan tenaga kesehatan dalam interaksi langsung dengan pasien. Andi Julianto, pasien yang awalnya datang untuk berobat, berubah menjadi pelaku kekerasan hingga menewaskan Bidan Rahmaniah dan melukai anak korban, Rina Mutia. Kronologi peristiwa menunjukkan perencanaan pelaku dalam membawa senjata tajam dan kemarahan yang dipicu penolakan pinjaman uang.

Polisi telah menahan pelaku, sementara korban luka mendapatkan perawatan medis. Insiden ini menjadi pengingat pentingnya prosedur keamanan bagi tenaga kesehatan dan kewaspadaan terhadap potensi ancaman dari pasien yang menunjukkan perilaku agresif. Semoga informasi yang diberikan bermanfaat. Jangan ragu datang kembali untuk mengetahui lebih banyak lagi informasi viral yang ada di POS VIRAL.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari tribunnews.com
  2. Gambar Kedua dari tribunnews.com
Tele Grup
Channel WA
Grup FB
Search