Seorang pria bernama Ismail (40) di Musi Rawas, Sumsel, menganiaya ibu kandungnya, SA (80), gegara tak beri uang untuk bermain judi online.
Penganiayaan terjadi di rumah korban, meliputi pemukulan, penjambakan, hingga mencekik leher korban. Cucu korban menyelamatkan SA, yang mengalami luka memar dan trauma. Ismail ditangkap dan terancam hukuman penjara.
Kasus ini menyoroti dampak buruk judi online, yang dapat memicu kekerasan dalam rumah tangga dan merusak keharmonisan keluarga. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama memberantas judi online.
Kronologi Kejadian
Kejadian bermula ketika Ismail sedang bermain judi online di handphonenya dan mengalami kekalahan. Karena kalah, Ismail marah dan membanting handphonenya hingga rusak. Kemudian, Ismail meminta uang kepada ibunya untuk modal bermain judi lagi. Namun, SA menolak permintaan tersebut.
Karena kesal permintaannya ditolak, Ismail marah dan langsung menganiaya korban. Tindakan penganiayaan meliputi memukul, menjambak, memiting, hingga mencekik leher korban, menyebabkan luka memar. Ismail bahkan mengambil gunting dari kamar korban, menutup pintu depan rumah, dan mengancam akan membunuh ibunya.
POSVIRAL hadir di saluran wahtsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!

Penyelamatan Korban dan Penangkapan Pelaku
Cucu korban, FA, yang berada di rumah saat kejadian, menyelamatkan SA dengan membawanya lari melalui pintu belakang menuju rumah Ibu RT 09 bernama Nopra. Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka memar di pergelangan tangan kanan dan luka cekikan di leher, serta merasa terancam.
Korban kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek STL Ulu Terawas. Satreskrim Polres Mura dan Unit Reskrim Polsek STL Ulu Terawas melakukan penyelidikan dan pengintaian terhadap tersangka. Ismail berhasil ditangkap di rumahnya di RT 09, Kelurahan Selangit, pada Sabtu, 8 Februari 2025, sekitar pukul 23.00 WIB.
Setelah mengakui perbuatannya, Ismail dibawa ke Mapolres Musi Rawas untuk diproses hukum lebih lanjut. Polisi juga menyita barang bukti berupa rekaman video saat tersangka melakukan penganiayaan.
Baca Juga:
Dampak Judi Online dan Kekerasan dalam Rumah Tangga
Tindakan ini tidak hanya mencerminkan perilaku durhaka, tetapi juga dampak negatif dari kecanduan judi online yang merusak hubungan keluarga. Ismail tidak hanya melakukan penganiayaan fisik, tetapi juga mengancam akan membunuh ibunya dengan gunting.
Peristiwa ini bermula ketika Ismail kalah bermain judi online dan ibunya menolak memberikan uang yang diminta. Akibatnya, Ismail membanting dan mencekik ibunya, serta mengancam dengan gunting.
Kasus ini menyoroti perlunya perhatian serius terhadap dampak judi online, terutama dalam konteks kekerasan dalam rumah tangga. Korban diselamatkan oleh cucunya yang membawanya keluar rumah, dan pelaku ditangkap oleh pihak kepolisian. Ismail terancam hukuman penjara hingga lima tahun atas tindakannya
Peran Pemerintah dan Masyarakat
Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk memberantas judi online, termasuk pemblokiran situs-situs judi dan penindakan hukum terhadap pelaku. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) secara aktif melakukan patroli siber dan memutus akses terhadap konten perjudian online.
Selain itu, pemerintah juga bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) untuk memblokir rekening dan transaksi yang terkait dengan judi online. Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Perjudian Daring menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengatasi masalah ini secara komprehensif
Masyarakat memiliki peran krusial dalam upaya pencegahan dan pemberantasan judi online. Meningkatkan kesadaran tentang bahaya judi online melalui edukasi di keluarga, sekolah, dan komunitas sangat penting. Masyarakat dapat aktif melaporkan situs-situs atau konten perjudian online kepada pihak berwenang.
Hukuman untuk Pelaku Penganiayaan
Dalam kasus penganiayaan anak terhadap ibu kandung karena tidak diberi uang untuk judi online, pelaku dapat dijerat dengan pasal-pasal terkait kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan penganiayaan.
Mengingat pelaku melakukan kekerasan fisik dengan membanting dan mencekik korban, ia dapat dikenakan Pasal 44 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2004 tentang PKDRT, yang mengatur tentang kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp15 juta.
Selain UU PKDRT, pelaku juga dapat dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan, terutama jika perbuatan tersebut menyebabkan luka pada korban. Jika perbuatan mengakibatkan luka berat, pelaku diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
Dalam kasus ini, karena ibu mengalami luka memar dan bekas cekikan, pelaku dapat dijerat dengan pasal penganiayaan yang mengakibatkan luka. Dengan demikian, pelaku menghadapi ancaman hukuman berlapis dari UU PKDRT dan KUHP, yang dapat mencapai lebih dari lima tahun penjara.
Kesimpulan
Seorang anak di Musi Rawas, Sumatera Selatan, bernama Ismail (40) tega menganiaya ibu kandungnya karena tidak diberi uang untuk bermain judi online. Ismail membanting dan mencekik ibunya, serta mengancamnya dengan gunting. Kejadian Gegara Judi Online ini dipicu oleh kekesalan Ismail setelah kalah bermain judi online dan ibunya membanting ponsel miliknya.
Akibat penganiayaan ini, korban mengalami luka memar di pergelangan tangan dan luka cekikan di leher. Ismail ditangkap oleh Satreskrim Polres Musirawas dan terancam hukuman penjara hingga lima tahun. Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap mengenai Gegara Judi Online Anak Banting dan Cekik Ibunya.