Baku Tembak Kamboja vs Thailand di Perbatasan telah mengakibatkan satu Tentara Kamboja tewas tertembak dari Insiden tersebut.
Menurut laporan dari otoritas militer Kamboja, bentrokan bermula saat patroli perbatasan Kamboja diduga memasuki zona sensitif yang juga diklaim oleh militer Thailand. Kontak senjata pun tak terhindarkan, dan dalam insiden tersebut, satu tentara Kamboja dilaporkan tewas di tempat, sementara dua lainnya mengalami luka serius.
Pihak Thailand belum memberikan keterangan resmi terkait jumlah korban di pihak mereka. Simak penjelasan berikut dari POS VIRAL yang akan memberikan informasi lengkap secara rinci mengenai Baku Tembak Kamboja vs Thailand di Perbatasan, Satu Tentara Kamboja Tewas.
Baku Tembak di Perbatasan Kamboja–Thailand
Hubungan antara Kamboja dan Thailand kembali memanas setelah terjadi baku tembak di wilayah perbatasan yang menewaskan satu tentara Kamboja. Insiden berdarah ini terjadi di kawasan perbatasan yang kerap menjadi titik sengketa antara kedua negara, terutama di sekitar area hutan dan jalur patroli militer.
Meskipun kedua belah pihak telah beberapa kali mengadakan dialog untuk meredakan ketegangan, gesekan di lapangan masih kerap terjadi. Peristiwa terbaru ini menjadi bukti rapuhnya stabilitas di perbatasan, yang sewaktu-waktu dapat berubah menjadi konflik bersenjata.
POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Dari Patroli Rutin Menjadi Perang
Menurut pernyataan dari pihak militer Kamboja, insiden terjadi saat sekelompok tentara mereka melakukan patroli rutin di area yang diklaim sebagai wilayah Kamboja. Namun di titik tertentu, mereka bertemu dengan tentara Thailand yang mengklaim lokasi tersebut sebagai bagian dari wilayahnya.
Ketegangan cepat memuncak, dan baku tembak pun tidak terelakkan. Laporan awal menyebutkan bahwa satu tentara Kamboja tewas di tempat, sementara beberapa lainnya mengalami luka ringan. Dari pihak Thailand, belum ada informasi pasti mengenai korban atau kerusakan.
Baca Juga :
Masalah Lama yang Belum Tuntas
Perselisihan perbatasan antara Thailand dan Kamboja bukanlah hal baru. Sejak bertahun-tahun lalu, kedua negara telah berselisih mengenai batas wilayah, khususnya di sekitar Candi Preah Vihear yang berada di wilayah pegunungan Dangrek. Meskipun Mahkamah Internasional telah memutuskan kepemilikan candi tersebut kepada Kamboja pada 1962, area di sekitarnya masih menjadi sengketa.
Situasi menjadi lebih rumit karena garis batas di area tersebut tidak selalu jelas, dan peta yang digunakan kedua negara pun berbeda. Hal ini kerap menyebabkan patroli militer dari masing-masing negara tanpa sengaja (atau disengaja) melintasi batas yang dipersengketakan.
Respons Resmi dari Kedua Negara
Setelah insiden terjadi, Kementerian Pertahanan Kamboja mengeluarkan pernyataan keras yang menyebut bahwa aksi militer Thailand sebagai bentuk provokasi dan pelanggaran wilayah kedaulatan. Pemerintah Kamboja juga menyerukan penyelidikan internasional dan mengingatkan agar insiden semacam ini tidak terulang.
Sementara itu, Thailand merespons lebih hati-hati dengan menyatakan bahwa tindakan pasukan mereka adalah bagian dari upaya mempertahankan kedaulatan nasional. Mereka menyebutkan bahwa pasukan Kamboja-lah yang pertama kali memasuki wilayah mereka, sehingga tindakan balasan dianggap sah.
Warga Sipil Ketakutan dan Mengungsi
Insiden baku tembak ini berdampak langsung pada warga sipil yang tinggal di dekat zona konflik. Beberapa penduduk desa yang berada di perbatasan dilaporkan mengungsi ke wilayah yang lebih aman karena khawatir terjadi bentrokan susulan. Suasana menjadi mencekam, dan kegiatan sehari-hari pun terhenti.
Anak-anak tidak bersekolah, pasar ditutup, dan pos penjagaan diperketat. Beberapa keluarga bahkan menyatakan akan pindah secara permanen jika situasi keamanan tidak kunjung membaik. Trauma akan konflik bersenjata di masa lalu masih membekas dalam ingatan mereka.
Seruan Perdamaian dari Komunitas Internasional
Komunitas internasional, termasuk ASEAN dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyerukan agar kedua negara menahan diri dan menyelesaikan perselisihan melalui jalur diplomatik. Mereka mengingatkan bahwa konflik bersenjata hanya akan merugikan kedua belah pihak, terutama dalam konteks stabilitas regional.
ASEAN, sebagai organisasi kawasan, memiliki mekanisme penyelesaian konflik damai, namun efektivitasnya kerap dipertanyakan ketika konflik melibatkan dua negara anggota yang sama-sama kukuh mempertahankan klaimnya. Meski begitu, tekanan internasional tetap diharapkan bisa meredakan ketegangan.
Kesimpulan
Masyarakat di kedua sisi perbatasan sebenarnya memiliki satu harapan yang sama: hidup damai dan aman. Mereka sudah terlalu lama menjadi korban konflik yang tidak mereka mulai. Petani ingin kembali ke ladang, anak-anak ingin bersekolah tanpa ketakutan, dan warga ingin hidup normal tanpa dentuman senjata.
Pemerintah Kamboja dan Thailand perlu menyadari bahwa mempertahankan martabat nasional bukan hanya soal batas wilayah, tetapi juga soal melindungi rakyatnya dari bahaya konflik. Jalan menuju perdamaian memang tidak mudah, namun jauh lebih bermartabat daripada jalan peperangan yang hanya meninggalkan luka. Ikuti terus informasi berita terbaru dari kami yang terus update setiap harinya di POS VIRAL.
Informasi gambar yang kami dapatkan:
Gambar Pertama dari detik.com
Gambar Kedua dari Berita Harian