Desa Karangligar di Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, kembali menghadapi bencana banjir yang membuat warga semakin lelah dan frustasi.
Meskipun sudah puluhan kali air sungai meluap dan menenggelamkan permukiman mereka, solusi permanen yang dijanjikan belum juga terealisasi. Sehingga warga terjebak dalam siklus banjir berulang yang mengancam kehidupan dan mata pencaharian mereka. Dibawah ini POS VIRAL akan membahas kondisi ini memicu kekecewaan mendalam dan tuntutan agar janji pembangunan rumah panggung dan bendungan dapat segera diwujudkan demi menghentikan penderitaan yang terus berulang ini.
Dampak Banjir yang Terus Berulang di Karangligar
Karangligar dikenal sebagai kawasan yang hampir setiap tahun dilanda banjir dengan frekuensi bisa lebih dari 20 kali per tahun. Banjir yang terjadi tidak hanya menyebabkan kerusakan pada rumah-rumah warga, tetapi juga memaksa ratusan orang mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Tingginya air banjir mencapai hingga 200 cm bahkan membuat sebagian warga harus bertahan dalam kondisi terendam untuk waktu yang cukup lama. Kerugian tidak hanya terbatas pada kerusakan hunian, tetapi sektor pertanian juga terdampak parah. Sawah yang sudah ditanami padi terancam gagal panen berulang kali karena banjir yang susah surut menyebabkan ratusan hektar lahan persawahan berubah menjadi rawa.
POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Kekecewaan Warga Terhadap Janji Pemerintah
Warga Karangligar sudah sangat lelah dan jenuh dengan banyaknya janji pemerintah, terutama dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, yang belum terealisasi. Mereka berharap pembangunan rumah panggung yang selama ini diobral sebagai solusi dapat segera terwujud agar tidak harus terus menerus mengungsi dan membersihkan rumah pascabanjir.
Nanih, salah satu warga yang rumahnya terendam hingga setinggi kepala, menceritakan bahwa kabar atau tanda-tanda pembangunan. Rumah panggung ataupun bendungan yang dijanjikan, selain itu, warga juga mengeluhkan minimnya perhatian pemerintah. Terhadap sarana dan prasarana sekitar, seperti jalan yang kerap tergenang dan sulit dilalui. Demonstrasi yang sudah sering dilakukan warga ternyata belum menimbulkan perubahan signifikan.
Baca Juga:
Upaya Pemerintah & Solusi yang Dicanangkan
Sebagai respons terhadap bencana banjir yang terus berulang, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Gubernur Dedi Mulyadi telah mengumumkan rencana. Pembangunan seribu rumah panggung setinggi 2,5 meter yang bertujuan mengadaptasi warga agar mereka tetap bisa beraktivitas meskipun terjadi banjir. Rumah panggung direncanakan menjadi solusi adaptasi jangka pendek agar warga tidak perlu selalu mengungsi saat banjir datang.
Serta untuk menjaga aset dan barang berharga tetap aman. Selain itu, solusi jangka panjang yang didorong adalah pembangunan bendungan di hulu sungai Cibeet dan Cijurey untuk mengendalikan volume air dan mengurangi risiko banjir. Namun, meskipun sudah diinisiasi, banyak warga yang merasa janji ini belum terlihat progress-nya hingga bencana terus berulang.
Kondisi Terbaru & Dampak Sosial Dari Banjir Terbaru
Banjir yang terjadi kembali pada pekan ketiga Mei 2025 melanda 360 rumah dengan total 1.392 jiwa terdampak. Meningkat dari sebelumnya yang tercatat 203 rumah dengan 838 jiwa, ketinggian air mencapai 180 cm. Ada potensi bertambah luas karena Tinggi Muka Air (TMA) sungai masih berfluktuasi antara siaga dan awas.
Akses jalan utama terutama di Dusun Pangasinan dan Kampek sudah terendam sehingga menimbulkan kesulitan mobilitas warga, termasuk siswa yang harus berjibaku menerobos banjir untuk bersekolah. Bantuan logistik yang diberikan pemerintah cenderung minim dan belum cukup memenuhi kebutuhan mendesak warga terdampak. Ketiadaan pejabat pemerintah yang turun langsung ke lapangan juga menambah rasa kecewa masyarakat.
Kendala Infrastruktur & Permintaan Warga
Selain banjir yang rutin terjadi karena luapan sungai, penyebab banjir di Karangligar juga diduga berasal dari buruknya kondisi infrastruktur. Seperti tanggul sekunder yang jebol dan saluran pembuang yang menyempit akibat kurangnya perawatan pemerintah. Warga sudah sering meminta Dinas PUPR untuk penanganan, misalnya menurunkan alat berat untuk memperbaiki saluran, namun responsnya belum maksimal.
Hal ini menyebabkan genangan air sulit surut dan memperparah kerusakan lahan persawahan serta rumah warga. Dengan kondisi ini, warga berharap ada perhatian yang lebih serius dan tindakan konkret dari pemerintah agar tidak terus-menerus mengalami bencana serupa.
Harapan & Tuntutan Warga Untuk Solusi Permanen
Warga berharap pemerintah segera merealisasikan janji membangun rumah panggung dan bendungan yang selama ini hanya jadi janji di atas kertas. Mereka ingin solusi permanen yang bisa mengakhiri siklus banjir tahunan ini sehingga kehidupan mereka tidak selalu terganggu dan terancam. Selain itu, perbaikan infrastruktur saluran air dan tanggul sekunder harus menjadi prioritas untuk mencegah meluapnya air sungai.
Para warga juga berharap pemerintah lebih aktif turun langsung memantau dan membantu di lapangan. Bukan hanya mengandalkan bantuan sembako yang dianggap tidak efektif untuk menyelesaikan masalah banjir. Dengan penyelenggaraan penanganan yang komprehensif dan sinergis antar pemerintah pusat dan daerah. Simak dan ikuti terus informasi terlengkap tentang Berita Viral yang akan kami berikan setiap harinya.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari jabar.tribunnews.com
- Gambar Kedua dari ayokarawang.com