Basarnas memberikan tanggapan resmi atas insiden viral ketika korban banjir meluapkan kemarahan kepada tim SAR di lokasi.

Bencana banjir sering meninggalkan duka, tidak hanya kerugian materiil tetapi juga trauma psikologis. Video viral baru-baru ini merekam seorang ibu korban banjir meluapkan amarahnya pada tim SAR. Insiden ini memicu diskusi tentang tantangan tim penyelamat serta pentingnya komunikasi dan pemahaman di tengah situasi darurat.
Temukan rangkuman informasi menarik dan paling terviral lainnya di bawah ini yang dapat memperluas wawasan Anda hanya di POS VIRAL.
Amarah di Tengah Keterpurukan
Video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan seorang ibu menyampaikan protes keras kepada petugas Basarnas. Ia menuduh tim penyelamat lambat dalam membantu korban banjir, menggambarkan keputusasaan dan frustrasi yang mendalam. Momen ini menjadi sorotan utama, menunjukkan betapa rentannya emosi di saat bencana.
Ketegangan sempat memuncak di lokasi banjir, dengan suara warga yang mempersoalkan respons petugas. Narasi yang menyertai video menyebutkan lokasi kejadian berada di Kabupaten Langkat. Kejadian ini menjadi cerminan dari tekanan psikologis yang dialami para korban, yang berharap bantuan datang secepatnya.
Luapan amarah ini, meskipun menyakitkan bagi petugas, juga bisa dimaknai sebagai teriakan minta tolong. Dalam situasi darurat, harapan dan kekecewaan bercampur aduk, seringkali memicu reaksi emosional yang tidak terduga. Insiden ini menyoroti kompleksitas manajemen bencana dari perspektif manusiawi.
| POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!
Prioritas Evakuasi, Dilema Tim SAR
Menanggapi kejadian tersebut, Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Edy Prakoso, menjelaskan bahwa pihaknya bekerja sesuai Standard Operating Procedure (SOP). Ia menegaskan bahwa personel SAR harus membuat prioritas dalam proses evakuasi, sebuah keputusan sulit yang seringkali harus diambil di tengah kekacauan.
“Mereka juga ada tugas harus mengevakuasi, sementara dalam mengevakuasi ini, kita juga ada prioritas-prioritas. Mana sih kelompok-kelompok rentan, ibu-ibu, anak-anak, bayi, dan lain sebagainya,” ujar Edy. Pernyataan ini menunjukkan bahwa tim SAR memiliki panduan ketat untuk memastikan keselamatan yang paling rentan menjadi perhatian utama.
Tidak semua warga memahami seluk-beluk pekerjaan tim SAR, yang terkadang terlihat seolah-olah “wira-wiri” tanpa tujuan jelas. Padahal, setiap pergerakan tim penyelamat memiliki tujuan evakuasi yang telah diprioritaskan. Edy menekankan bahwa hal ini adalah bagian dari strategi untuk memaksimalkan efektivitas bantuan.
Baca Juga:
Memahami Perspektif Korban Dan Tantangan SAR

Edy Prakoso memaklumi insiden tersebut, menganggapnya wajar terjadi, terutama dalam situasi genting seperti bencana. “Orang kalau sudah seperti itu, untuk berpikir sehat ya agak susah. Muncul bagaimana dia untuk mempertahankan diri, bagaimana dia untuk bisa hidup,” jelasnya. Ini adalah empati dari Basarnas terhadap kondisi psikologis korban.
Tim SAR juga seringkali menghadapi tekanan dari keluarga korban yang jasadnya belum ditemukan. Edy mengungkapkan bahwa memahami kondisi fisiologis dan psikologis keluarga korban sangat penting dalam penanganan. Hal ini menambah beban mental bagi para petugas di lapangan.
Selain itu, Basarnas juga harus mempertimbangkan keselamatan tim penyelamat sendiri. “Misalnya kejadian malam, kita punya aturan, punya SOP, karena kan keselamatan tim juga harus dijaga,” papar Edy. Masyarakat terkadang menuntut evakuasi instan tanpa menyadari risiko yang dihadapi oleh tim SAR, yang bisa berujung pada korban tambahan.
Edukasi Dan Sinergi Untuk Penanganan Bencana
Edy Prakoso menyoroti bahwa masyarakat terkadang tidak mau tahu mengenai prosedur dan batasan dalam operasi penyelamatan. Tuntutan “pokoknya cari malam ini!” tanpa mempertimbangkan kondisi dan risiko, justru dapat membahayakan tim penyelamat itu sendiri. Hal ini menunjukkan perlunya edukasi publik yang lebih baik.
Meskipun menghadapi tuntutan dan risiko, tim SAR selalu berupaya maksimal dalam setiap operasi. “Tapi ada upaya yang kita laksanakan, pemantauan, kemudian kita sebar di titik-titik,” lanjut Edy. Ini menegaskan bahwa setiap aksi tim SAR didasari oleh perencanaan dan upaya optimal meskipun tidak selalu terlihat secara langsung.
Insiden viral ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Peningkatan komunikasi antara tim SAR dan masyarakat, serta pemahaman yang lebih baik tentang prioritas dan tantangan di lapangan, dapat membantu mengurangi kesalahpahaman. Sinergi dan empati adalah kunci dalam menghadapi bencana secara lebih efektif.
Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap mengenai berita-berita viral lainnya hanya di seputaran POS VIRAL.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari 20.detik.com
- Gambar Kedua dari 20.detik.com
