Viralnya kasus pemalakan yang melibatkan dua oknum polisi di Semarang telah menggemparkan masyarakat dan media sosial.
Kejadian ini tidak hanya mencoreng citra kepolisian, tetapi juga memicu reaksi dari berbagai pihak yang menginginkan keadilan dan tindakan tegas. POS VIRAL akan mengulas secara mendalam mengenai insiden tersebut, mulai dari kronologi kejadian hingga dampaknya bagi institusi kepolisian.
Kronologi Kejadian
Kasus pemalakan ini terjadi pada 31 Januari 2025, saat dua polisi dari Polrestabes Semarang, yakni Aiptu Kusno (46) dan Aipda Roy Legowo (38), melakukan tindakan kontroversial terhadap sepasang kekasih yang sedang beristirahat di lokasi umum. Dalam insiden tersebut, keduanya meminta uang sebesar Rp 2,5 juta dengan ancaman akan melaporkan pasangan tersebut jika tidak memberikan uang.
Situasi semakin memburuk ketika warga menyaksikan peristiwa tersebut dan merasa terganggu. Warga yang berada di lokasi sempat mengepung pelaku dan memberikan tekanan dengan mengancam akan melaporkan tindakan pemalakan tersebut kepada atasan mereka. Hal ini menunjukkan adanya reaksi cepat dari masyarakat yang tidak terima dengan tindakan oknum kepolisian.
POSVIRAL hadir di saluran wahtsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!

Reaksi Masyarakat dan Media
Berita mengenai dua polisi yang melakukan pemalakan ini cepat menyebar dan mendapatkan atensi tinggi dari masyarakat serta media. Pengguna media sosial mengungkapkan kemarahan mereka terhadap tindakan tersebut dan menyerukan supaya dua oknum polisi tersebut dihukum berat. Di platform-platform seperti Twitter dan Facebook, banyak netizen yang melontarkan berbagai tagar dan frasa sebagai bentuk protes terhadap tindakan tidak terpuji ini.
Masyarakat merasa bahwa tindakan pemalakan yang dilakukan oleh dua polisi tersebut telah merusak kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian. Banyak yang mendesak agar pihak kepolisian melakukan tindakan tegas dan segera memproses hukum para pelaku. Hal ini menjadi isu serius yang sangat menarik perhatian, khususnya dalam konteks pemolisian yang harus melayani dan melindungi masyarakat.
Tindakan Pihak Kepolisian
Menanggapi insiden ini, Kabib Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto, mengambil langkah cepat dengan menetapkan Aiptu Kusno dan Aipda Roy Legowo sebagai tersangka. Keduanya kini sedang menjalani proses hukum di Mapolda Jawa Tengah. Artanto menyatakan bahwa tindakan tegas akan diambil terhadap kedua anggota yang secara nyata telah melanggar kode etik kepolisian dan merusak nama baik institusi.
Sebagai hasilnya, kedua oknum polisi ini terancam dipecat dan dihadapkan pada pasal 368 KUHP mengenai tindak pidana pemerasan, dengan ancaman hukuman sampai sembilan tahun penjara. Tindakan ini menunjukkan bahwa kepolisian tidak akan mentolerir tindakan yang mencoreng citra mereka.
Baca Juga:
Utang Berujung Maut: Wanita Bali Dituduh Membunuh Pria yang Berutang Jutaan
Potensi Dampak Jangka Panjang
Kasus ini berpotensi menimbulkan dampak jangka panjang bagi institusi kepolisian, terutama dalam hal kepercayaan masyarakat. Ketika tindakan pemalakan dilakukan oleh oknum kepolisian, hal ini dapat meningkatkan skeptisisme dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum. Masyarakat akan lebih ragu untuk melapor apabila mengalami kasus serupa.
Tidak hanya itu, kasus ini juga dapat menurunkan moralitas para anggota kepolisian yang benar-benar menjalankan tugasnya dengan baik. Kejadian seperti ini membuat mereka merasa bahwa usaha dan integritas mereka kurang dihargai akibat tindakan beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab.
Harapan Untuk Pembenahan Dalam Institusi Kepolisian
Satu harapan yang muncul dari masyarakat adalah adanya pembenahan dalam sistem rekrutmen dan pelatihan anggota kepolisian. Diharapkan bahwa kejadian ini menjadi pelajaran bagi pihak kepolisian untuk memperbaiki prosedur internal mereka. Memastikan bahwa hanya individu yang layak yang diizinkan menyandang predikat sebagai aparat penegak hukum.
Selain itu, transparansi dalam proses hukum terhadap oknum yang melanggar juga diharapkan menjadi langkah nyata yang menunjukkan bahwa kepolisian bersih dari tindakan korupsi dan pemerasan. Agar institusi ini dapat kembali mendapatkan kepercayaan dari masyarakat luas, kepolisian perlu menunjukkan komitmen dalam menegakkan hukum tanpa pandang bulu.
Kesimpulan
Kasus pemalakan yang melibatkan dua polisi di Semarang adalah sebuah peringatan bagi semua pihak. Seluruh anggota kepolisian perlu diingatkan untuk menjalankan tugas mereka dengan penuh tanggung jawab dan integritas. Tindakan oknum tersebut telah mencoreng citra kepolisian dan membutuhkan penanganan yang serius untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.
Dengan penegakan hukum yang tegas dan reformasi internal, diharapkan institusi kepolisian dapat kembali menjadi simbol keamanan dan kepercayaan bagi publik. Buat kalian yang ingin mendapatkan informasi terbaru dan ter-update lainnya, kalian bisa kunjungi POS VIRAL, yang dimana akan selalu memberikan informasi menarik dan terviral baik itu yang ada didalam negeri ataupun diluar negeri.