Fenomena unik terjadi di sebuah kota di Kamboja karena dikabarkan banyak dibanjiri oleh rumah makan Indonesia, hingga disebut-sebut merupakan markas judi online.
Dari pecel lele, angkringan, sampai rumah makan Padang, deretan tempat makan berbahasa Indonesia ini begitu mencolok dan menarik perhatian masyarakat, terutama di dunia maya. Namun, dibalik maraknya warung makan ini muncul pertanyaan besar, apakah kota ini menjadi markas atau pusat aktivitas judi online yang legal di Kamboja?
Perkembangan Warung Makan Indonesia di Kota Kamboja
Penampakan ratusan warung makan Indonesia di kota itu pertama kali terdeteksi melalui aplikasi Google Maps, yang memperlihatkan betapa meluasnya keberadaan rumah makan dengan menu khas Nusantara. Nama-nama warung yang muncul pun sangat familiar seperti Pecel Lele Srikandi, Bakso Bocil, Angkringan Mantul. Sempat dikabarkan ada juga nama-nama seperti Warkop Aceh Multatuli yang dilengkapi logo halal.
Keberadaan rumah makan Indonesia ini tidak hanya sekadar tempat makan biasa. Melainkan menjadi tempat berkumpulnya komunitas orang Indonesia yang tinggal atau bekerja di kota tersebut. Warung-warung ini menyediakan cita rasa kuliner yang mengobati rasa rindu warga Indonesia yang jauh dari Tanah Air.
Namun, apa yang mencuri perhatian lebih lanjut adalah fakta bahwa kota ini juga menjadi pusat perusahaan judi online terbesar di Kamboja. Banyak netizen yang curiga jika warung makan khas Indonesia ini tidak sekadar melayani kebutuhan kuliner. Tetapi juga berfungsi sebagai kawasan yang melayani komunitas besar pekerja judi online asal Indonesia.
POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Warung Makan Indonesia dan Industri Judi Online
Menurut pengamatan dan penelusuran warganet, kota ini dikenal sebagai pusat industri judi online yang legal. Beroperasi di bawah regulasi pemerintah Kamboja yang memperbolehkan usaha judi daring dan konvensional. Kota seperti Bavet, Poipet, dan Sihanoukville menjadi lokasi yang sangat populer dengan kasino dan perusahaan judi online berskala besar.
Keberadaan ratusan warung makan khas Indonesia ini diperkirakan untuk memenuhi kebutuhan kuliner para tenaga kerja Indonesia yang dominan bekerja di sektor judi online tersebut. Namun, hal ini memicu spekulasi luas di masyarakat. Banyak pihak yang menduga jika jumlah warung yang sangat banyak tersebut justru menandakan bahwa kota ini menjadi markas operasi judi online dengan basis pekerja dan pengelola mayoritas orang Indonesia.
Hal ini diperkuat dengan penampakan rumah makan yang dekat dengan kompleks kasino dan gedung perkantoran judi. Serta keberadaan tempat tinggal sementara atau mes yang menampung pekerja asal Indonesia. Beberapa mes ini bahkan memiliki nama yang mirip dengan nama-nama situs judi online yang populer di Indonesia.
Lebih lanjut, sejumlah pemilik warung makan serta warga Indonesia yang tinggal di kota ini mengakui bahwa memang banyak dari mereka yang beraktivitas di judi online. Baik sebagai operator, customer service, maupun staf teknis pendukung operasional platform judi daring.
Baca Juga:
Dampak Sosial dan Ekonomi dari Maraknya Warung Makan Indonesia di Kota Judi Online
Keberadaan warung makan Indonesia di kota tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi setempat. Kehadiran mereka membantu memenuhi kebutuhan logistik sehari-hari komunitas besar warga Indonesia yang menetap dan bekerja di sana. Selain itu, restoran dan warung ini juga menjadikan suasana kota lebih hidup dan kultural. Sehingga sedikit mengurangi rasa keterasingan para pekerja migran dari Tanah Air.
Namun, tak dapat dipungkiri, fenomena ini juga membawa tantangan sosial. Laporan media menyebutkan ada puluhan ribu tenaga kerja Indonesia yang bekerja di industri judi online di Kamboja. Beberapa di antaranya disebutkan mengalami eksploitasi, kondisi kerja yang berat, dan keterbatasan kebebasan bergerak.
Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh telah mencatat dan menanggapi berbagai kasus pekerja migran Indonesia bermasalah terkait sektor perjudian di Kamboja. Banyak kasus terkait pemaksaan kerja, penahanan paspor para pekerja Indonesia yang berbasis judi online. Tapi ada juga laporan kekerasan fisik dan mental yang dialami sebagian dari mereka, di samping risiko hukum dan sosial yang mengintai.
Industri Judi Online di Kamboja
Kamboja adalah salah satu negara yang melegalkan industri perjudian, termasuk judi online, sebagai bagian dari upaya pembangunan ekonomi. Pemerintah setempat mengatur agar usaha judi online memiliki lisensi dan dihubungkan dengan operasional kasino konvensional. Kota-kota seperti Sihanoukville, Poipet, dan Bavet menjadi pusat bisnis judi yang ramai dengan aktivitas kasino dan platform judi online.
Namun, meski legal, operasi judi online ini ternyata menimbulkan masalah sosial dan hukum. Terutama terkait pekerja migran dan praktik perdagangan manusia yang melibatkan WNI sebagai korban maupun pelaku. Banyak pekerja yang direkrut dengan janji bekerja sebagai staf IT atau layanan pelanggan. Namun pada kenyataannya dipaksa untuk mengoperasikan judi online dengan jam kerja panjang dan kondisi buruk.
Selain itu, industri ini menyumbang pemasukan besar bagi Kamboja lewat pajak dan devisa yang masuk dari para investor dan perusahaan judi. Namun, tren ini juga menimbulkan sorotan dari lembaga HAM internasional dan komunitas pengamat keamanan yang mengkritik dampak negatif sosial serta potensi mafia dalam pengelolaan bisnis judi online.
Sekian berita viral luar negeri tentang, fenomena rumah makan Indonesia di Kamboja. Kalian juga bisa mencari informasi berita terupdate lainnya seputar, kejadian, kasus, viral dan lainnya pastinya hanya ada di POS VIRAL.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari jawapos.com
- Gambar Kedua dari espos.id