Kasus penahanan mahasiswa demo May Day di Semarang memunculkan sejumlah kontroversi dan aksi solidaritas yang menggema kuat dari berbagai kalangan akademisi dan mahasiswa.
Ratusan mahasiswa dan akademisi dari berbagai universitas di Kota Semarang secara resmi mengajukan permohonan penangguhan penahanan terhadap enam mahasiswa yang masih ditahan terkait aksi demonstrasi May Day pada 1 Mei 2025.
Permohonan ini menjadi sorotan publik karena mengandung nilai perjuangan bersama elemen masyarakat dalam memberi dukungan hukum dan solidaritas kepada para peserta aksi yang dianggap sebagai pejuang demokrasi dan hak asasi manusia (HAM).
Kronologi Aksi May Day Semarang
Aksi May Day 2025 yang berlangsung di depan Kantor DPRD dan Gubernur Jawa Tengah di Semarang sempat ricuh. Massa mahasiswa yang mayoritas berunjuk rasa menuntut perbaikan kondisi buruh bentrok dengan aparat kepolisian.
Dalam bentrokan tersebut, 24 orang sempat ditangkap, termasuk enam mahasiswa yang kemudian ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Aksi ini mendapat perhatian luas karena bertepatan dengan peringatan Hari Buruh Internasional. Momen penting bagi gerakan buruh dan mahasiswa.
Dari keenam mahasiswa yang ditahan, mereka berasal dari beberapa universitas ternama di Semarang. Yakni Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Semarang (USM), Universitas Muhammadiyah Semarang, dan Universitas Diponegoro (Undip). Identitas mereka terdiri dari Ak, K, dan Aft dari Unnes Afr dari USM Afd dari Universitas Muhammadiyah Semarang serta J dari Undip.
POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Permohonan Penangguhan Penahanan Mahasiswa
Sebanyak 365 mahasiswa, 16 akademisi, dan seorang orang tua mahasiswa mengajukan penangguhan penahanan terhadap enam mahasiswa tersebut melalui Tim Advokasi May Day pada Senin, 5 Mei 2025. Permohonan ini diajukan langsung ke Polrestabes Semarang dengan tujuan agar para mahasiswa dapat segera dibebaskan dari tahanan, mengingat kondisi akademik dan faktor kemanusiaan lainnya.
Koordinator Tim Advokasi May Day, M Safali, menjelaskan beberapa pertimbangan penting yang mendasari pengajuan tersebut. Pertama, para mahasiswa yang ditahan masih memiliki kewajiban akademik serius, seperti menghadapi ujian semester dan menyelesaikan skripsi. Hal ini menjadikan penahanan berpotensi menimbulkan kerugian yang sangat besar pada masa depan akademik dan karier mereka.
Kedua, menurut pernyataan salah satu orang tua mahasiswa USM. Anaknya merupakan sosok yang aktif di lingkungan sosial dan bukan bagian dari kelompok radikal atau “Anarko,” yang pernah dituding oleh pihak kepolisian sebagai penyebab kerusuhan. Hal ini menimbulkan harapan agar penangguhan dapat segera dikabulkan lantaran adanya kekeliruan dalam pemberian label tersebut.
Baca Juga: Aktor Jonathan Frizzy Ditangkap Polisi Atas Kasus Vape Yang Berisi Obat Keras
Ratusan Mahasiswa dan Akademisi Bergerak
Tak lama setelah penangkapan tersebut, mahasiswa dari berbagai universitas di Semarang, bahkan dari kota-kota lain, mulai menunjukkan dukungan mereka. Mereka merasa bahwa apa yang terjadi pada keenam peserta demo itu bukan hanya masalah individu. Tetapi juga masalah yang lebih besar terkait dengan kebebasan berpendapat dan hak untuk menyuarakan protes.
Bukan hanya mahasiswa, sejumlah dosen dan akademisi juga ikut mengajukan surat permohonan penangguhan penahanan untuk keenam orang tersebut. Mereka sepakat bahwa penahanan yang dilakukan tidak adil, apalagi para peserta demo ini belum terbukti melakukan tindak kriminal.
Yang mereka lakukan hanya berpartisipasi dalam aksi yang sah dan damai. Sejumlah akademisi mengungkapkan bahwa jika penahanan ini dibiarkan. Maka bisa menjadi preseden buruk bagi kebebasan berdemokrasi di Indonesia.
Sejumlah kampus, baik negeri maupun swasta, turut terlibat dalam aksi solidaritas ini. Ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas dan jurusan menandatangani petisi dan surat permohonan penangguhan penahanan yang disampaikan langsung kepada pihak berwenang.
Dukungan ini datang tidak hanya dari mahasiswa yang terlibat langsung dalam aksi. Tetapi juga dari mereka yang merasa bahwa penangkapan ini bisa mempengaruhi mereka di masa depan. Kampus, bagi mereka, bukan hanya tempat belajar. Tetapi juga tempat untuk memperjuangkan keadilan sosial dan hak asasi manusia.
Dukungan dari Berbagai Kalangan
Dukungan terhadap penangguhan penahanan ini datang dari berbagai kalangan. Selain mahasiswa dan dosen, ada juga tokoh masyarakat, aktivis sosial, dan bahkan seniman yang ikut memberikan suara mereka. Mereka menganggap bahwa apa yang terjadi kepada peserta demo May Day ini bisa menimpa siapa saja yang berani menyuarakan pendapat di masa depan.
Di media sosial, tagar #BebaskanPesertaDemoMayDay dan #SolidaritasTanpaBatas mulai ramai diperbincangkan. Banyak warganet yang mendukung penuh langkah mahasiswa dan akademisi ini, serta menyuarakan bahwa setiap orang punya hak untuk berdemo dan menuntut keadilan tanpa takut akan penangkapan yang tidak jelas.
Selain itu, beberapa tokoh publik dan figur terkenal juga mulai memberikan dukungan kepada keenam peserta kasus penahanan mahasiswa demo yang ditahan. Beberapa di antaranya bahkan mengajak masyarakat untuk lebih peduli pada isu ini karena berkaitan dengan kebebasan berpendapat yang harus dijaga di negara demokrasi.
Simak dan ikuti terus informasi terlengkap tentang Berita Viral Hari Ini yang akan kami berikan setiap harinya.
- Gambar Utama dari regional.kompas.com