Kejadian langka terjadi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, saat seekor harimau masuk ke area perkantoran Brin Koto Tabang.
Insiden tersebut terekam kamera CCTV Brin pada Rabu (15/10/2025) dini hari, memicu perhatian petugas dan pihak keamanan setempat.
Berikut ini POS VIRAL akan memberikan informasi lengkap dan menarik mengenai insiden harimau masuk ke area perkantoran Brin di Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Langkah-Langkah Penanganan Harimau di Brin
Menurut Ade Putra, pendekatan utama yang dilakukan adalah pengiriman harimau kembali ke lokasi induknya. Hal ini dinilai efektif, terutama untuk harimau muda berusia di bawah dua tahun, agar dapat bertemu kembali dengan induk dan saudaranya. Di daerah tersebut, tercatat ada tiga individu harimau yang menjadi perhatian tim konservasi.
Jika langkah pengiriman ke induk tidak berhasil, pihak BKSDA Sumbar mempertimbangkan opsi evakuasi menggunakan kandang jebak atau pembiusan. “Langkah ini dilakukan dengan tetap mengutamakan keselamatan satwa dan manusia di sekitar kawasan,” tambah Ade.
POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Pemantauan Ketat Dengan Tim Gabungan
Penanganan harimau ini melibatkan kolaborasi lintas pihak. Tim BKSDA Sumbar bekerja sama dengan Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Pasia Laweh, Pagari Baring, Pagari Salareh Aia, Centre for Orangutan Protection (COP), serta mahasiswa Kehutanan Universitas Riau (UNRI).
Tim gabungan ini melakukan pemantauan ketat di area perkantoran Brin yang memiliki luas puluhan hektare. Pemantauan dilakukan setiap saat menggunakan drone termal untuk mengetahui pergerakan harimau secara real-time.
“Dengan drone termal, kami bisa memastikan posisi harimau tanpa mengganggu aktivitas satwa. Dari pemantauan terakhir, harimau masih berada di dalam kawasan karena area dipagari beton setinggi 1,5 meter,” ujar Ade Putra.
Baca Juga: Prabowo Buka Peluang Warga Asing Pimpin BUMN, Profesionalisme Fokus
Dampak Terhadap Aktivitas Perkantoran
Kawasan Brin yang menjadi lokasi kejadian sementara waktu dihentikan aktivitasnya untuk menjaga keselamatan pegawai dan satwa. Harimau yang masuk ke perkantoran sempat mengelilingi gedung, terutama di bagian belakang kantor, sebelum akhirnya diamankan dalam area yang terbatas.
Ade Putra menambahkan, lokasi tersebut hanya memiliki satu pintu utama sehingga harimau tidak dapat keluar. Langkah ini memudahkan tim BKSDA dan petugas gabungan dalam melakukan pemantauan dan intervensi jika diperlukan.
Dugaan Harimau yang Sama Muncul di Jalinsum
Menariknya, individu harimau yang terekam CCTV di Brin ini diduga sama dengan harimau yang muncul di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) yang menghubungkan Bukittinggi dengan Medan, Sumatera Utara, pada Minggu (12/10) dini hari.
Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran, namun Ade Putra menekankan pentingnya koordinasi dengan masyarakat sekitar untuk meminimalisir risiko. “Kami juga terus memberikan sosialisasi kepada warga dan pihak terkait agar tetap tenang serta tidak melakukan provokasi terhadap satwa,” ujarnya.
BKSDA Sumbar bersama tim gabungan berkomitmen untuk memastikan harimau dapat kembali ke habitat aslinya dengan aman, sekaligus menjaga keselamatan warga dan pegawai Brin. Upaya ini menjadi contoh penting dalam penanganan satwa liar yang memasuki kawasan perkotaan, terutama di wilayah yang berbatasan dengan habitat alami hewan liar.
Kesimpulan
Kejadian masuknya harimau ke area perkantoran Brin Agam menjadi bukti nyata pertemuan satwa liar. Dengan aktivitas manusia di wilayah dekat habitat aslinya. Tim BKSDA Sumbar bersama paguyuban lokal dan mahasiswa melakukan pemantauan ketat menggunakan drone termal, sekaligus menyiapkan langkah evakuasi jika diperlukan, termasuk pengiriman kembali ke induk atau penggunaan kandang jebak.
Langkah-langkah ini bertujuan menjaga keselamatan satwa sekaligus keamanan pegawai. Insiden ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran masyarakat terhadap konservasi dan perlindungan habitat hewan liar, sekaligus memperkuat kolaborasi pemerintah, akademisi, dan komunitas lokal dalam penanganan satwa dilindungi.
Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap mengenai berita-berita viral lainnya hanya di seputaran POS VIRAL.