Baru-baru ini terdapat kabar mengejutkan dimana Pada tanggal 14 Juni 2025, Iran mengklaim telah berhasil tembak jatuh dan menghancurkan 2 jet tempur F-35 Israel.
Selain jet tempur F-35, Iran juga menyatakan telah melumpuhkan beberapa Kendaraan Udara Mikro (MAVs) milik Israel. Insiden ini terjadi setelah Israel melancarkan serangan terhadap Iran pada dini hari 13 Juni 2025, yang menargetkan fasilitas nuklir, program senjata nuklir, program persenjataan rudal balistik, dan ilmuwan nuklir Iran.
Klaim Iran Menembak Jatuh Jet Tempur F-35 Israel
Menurut laporan dari situs berita milik pemerintah Iran, IRNA, Angkatan Pertahanan Udara Angkatan Darat Republik Islam Iran berhasil menembak jatuh dua jet tempur Israel, yang diidentifikasi sebagai jet tempur F-35. Selain jet tempur, Iran juga mengklaim telah melumpuhkan Micro Air Vehicles (MAVs) milik Israel.
Mengenai nasib pilot dari kedua jet tempur yang ditembak jatuh, IRNA melaporkan bahwa status mereka masih belum diketahui dan sedang dalam penyelidikan. Kantor berita IRNA, mengutip departemen hubungan masyarakat angkatan darat, melaporkan bahwa insiden ini terjadi di wilayah barat Iran.
Media pemerintah Iran, Press TV, juga melaporkan bahwa pertahanan udara Iran menembak jatuh pesawat nirawak Israel di dekat fasilitas nuklir Fordow, yang terletak dekat dengan pusat kota Qom. Metro TV News pada 14 Juni 2025 melaporkan bahwa Iran menjadi negara pertama di dunia yang berhasil menembak jatuh pesawat jet tempur canggih generasi kelima milik Israel.
Kontan juga mengklaim bahwa Iran berhasil menembak jatuh dua jet siluman F-35I Adir milik Israel dan menangkap pilotnya. Kompas TV pada 14 Juni 2025 melaporkan bahwa militer Iran mengklaim kembali keberhasilan menembak jatuh satu jet tempur siluman F-35 milik Israel di wilayah barat Iran. Sehingga total menjadi tiga F-35 yang dinetralkan sejak konflik terbuka dengan Israel pada Jumat (13/6/2025).
Laporan dari Tehran Times pada Sabtu (14/6/2025) menyebutkan bahwa pilot dari jet tempur yang baru ditembak jatuh tersebut berhasil keluar dari pesawat dan kini ditahan oleh otoritas Iran. Dari dua pesawat yang sebelumnya ditembak jatuh, satu pilot dikabarkan tewas, sementara pilot lainnya berhasil ditangkap hidup-hidup oleh pasukan Iran.
POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Serangan Israel ke Iran pada 13 Juni 2025
Sebelum insiden Iran tembak jatuh 2 jet tempur F-35 Israel tersebut, Israel telah melancarkan serangan besar-besaran terhadap Iran pada dini hari Jumat, 13 Juni 2025. Serangan ini diberi nama sandi “Operasi Singa Bangkit” oleh Israel. Operasi ini melibatkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan Mossad, dengan target utama fasilitas nuklir Iran, instalasi militer, dan kediaman pribadi pejabat tinggi. Serangan ini dianggap sebagai yang terbesar terhadap Iran sejak Perang Iran-Irak (1980–1988).
Target Israel mencakup fasilitas nuklir di Natanz, Fordow, dan Isfahan. Selain itu, Israel juga membidik pangkalan militer dan kediaman pejabat tinggi, dibantu oleh operasi rahasia Mossad di dalam negeri Iran. Ledakan dilaporkan terjadi di seluruh Teheran, termasuk di dekat pangkalan militer dan di lingkungan tempat tinggal para komandan senior. Saksi mata menggambarkan kobaran api besar dan ledakan berulang. Situs nuklir di Khondab dan Khorramabad juga menjadi sasaran.
Serangan ini menyebabkan kerusakan signifikan pada situs-situs nuklir utamadan menewaskan para pemimpin militer tertinggi Iran. Dilaporkan bahwa Komandan Garda Revolusi Iran (IRGC) Hossein Salami, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Jenderal Besar Mohammad Bagheri. Serta ilmuwan nuklir Fereydoon Abbasidan Mohammad Mehdi Tehranchitewas dalam serangan tersebut. Serangan itu menewaskan anggota militer maupun warga sipil Iran.
Utusan Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, mengatakan bahwa sedikitnya 78 orang tewas akibat serangan Israel. Sementara 320 lainnya terluka, sebagian besar adalah warga sipil. Israel mengklaim tewasnya sebanyak 20 jenderal Garda Revolusi (IRGC), termasuk Hossein Salami dan Mohammad Bagheri. Serangan Israel juga mengakhiri negosiasi antara Iran dan AS terkait kesepakatan nuklir yang batal digelar pada Minggu (15/6) di Oman.
Balasan Iran
Sebagai balasan atas serangan Israel, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bersumpah akan membalas. Pada hari yang sama, Iran meluncurkan ratusan drone ke Israel, meskipun sebagian besar berhasil dicegat oleh Tel Aviv dan Yordania. Iran juga mulai menembakkan ratusan rudal balistik ke Israel. Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) menyatakan pihaknya menargetkan puluhan titik di Israel, termasuk situs militer dan pangkalan udara.
Pada Jumat (13/6/2025) malam, langit di atas kota Israel diwarnai kilatan cahaya terang dan terdengar bunyi ledakan saat sistem pertahanan Kubah Besi Israel berusaha mencegat serangan rudal balistik Iran. Sirene peringatan bahaya meraung-raung, mendorong ribuan penduduk Israel mengungsi ke tempat-tempat perlindungan. Asap terlihat mengepul di beberapa lokasi yang terkena hantaman rudal. Termasuk di Tel Aviv dan Ramat Gan, kota dekat Tel Aviv. Sementara militer Israel mengatakan Iran menembakkan kurang dari 100 rudal, yang sebagian besar berhasil dicegat atau gagal.
Akibat serangan balasan Iran, sedikitnya tiga orang tewas dan puluhan lainnya terluka di Israel. Seorang perempuan tewas, menambah jumlah korban tewas di Israel menjadi tiga orang. Sebanyak 19 orang terluka akibat rudal yang menghantam wilayah pemukiman. Di Yordania, tiga warga terluka akibat objek jatuh yang diduga bagian dari rudal atau drone.
Baca Juga: Israel Kepung RS Indonesia di Gaza, Tembak Siapa Pun yang Berani Bergerak
Dampak dan Reaksi Internasional
Eskalasi ketegangan antara Iran dan Israel memicu kekhawatiran dunia. Paus Leo XIV menyerukan tanggung jawab moral dari Israel dan Iran untuk menahan diri, menekankan bahwa dunia harus bebas dari ancaman nuklir. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga mendesak kedua pihak untuk menghentikan kekerasan, dengan mengatakan: “Cukup sudah eskalasi. Saatnya berdiplomasi”.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menetapkan keadaan darurat di Israel. Memperkirakan serangan rudal dan pesawat nirawak akan segera terjadi setelah serangan preventif terhadap Iran. Semua penerbangan di bandara internasional utama di Teheran ditangguhkan, menurut media pemerintah Iran.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio menyatakan bahwa AS tidak terlibat dalam serangan tersebut, dan Israel bertindak sepihak. Rubio menegaskan bahwa prioritas utama AS adalah melindungi pasukan Amerika di kawasan tersebut dan Iran tidak boleh menargetkan kepentingan atau personel AS. Presiden AS Donald Trump mengaku telah mengetahui rencana Israel menyerang Iran. Namun menegaskan bahwa militer AS tidak berperan dalam operasi tersebut.
Konflik Iran-Israel
Hubungan antara Iran dan Israel telah lama tegang. Meskipun Iran mengakui kemerdekaan Israel pada tahun 1948 dan menjadi negara kedua yang melakukannya setelah Mesir, revolusi Ruhollah Khomeini pada tahun 1979 mengubah segalanya.
Republik Islam Iran mengadopsi sikap anti-Israel, menyebutnya “Setan Kecil” dan menyerukan penghancurannya. Sejak saat itu, eliminasi Israel sebagai negara Yahudi tetap menjadi pilar sentral pendekatan Iran terhadap masalah regional. Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah menyebut Israel sebagai “rezim tidak sah”, “tumor kanker”, dan bangsa yang “ditakdirkan untuk gagal dan dihancurkan”. Pada tahun 2015, ia menyatakan bahwa “Israel tidak akan ada dalam 25 tahun”.
Iran juga berinvestasi besar-besaran pada proksi, banyak di antaranya ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Barat. Sebagai bagian dari “Poros Perlawanan” terhadap Israel dan pengaruh AS. Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) memainkan peran sentral dalam mendirikan dan mempersenjatai Hizbullah di Lebanon, dan Iran juga menjalin hubungan dekat dengan kelompok-kelompok Palestina seperti Hamas dan Jihad Islam Palestina, memasok mereka dengan dana, senjata, dan pelatihan.
Di sisi lain, Iran telah mempercepat program nuklirnya, yang dilihat Israel sebagai ancaman eksistensial mengingat seruan berulang Iran untuk penghancuran Israel. Kekhawatiran juga mencakup proliferasi nuklir, terorisme nuklir, dan peningkatan dukungan untuk terorisme dan pemberontakan. Iran saat ini memperkaya uranium hingga kemurnian 60% mendekati tingkat senjata dan telah mempercepat kemajuan nuklirnya dengan memasang sentrifugal yang lebih canggih.
Analis memperingatkan bahwa kegiatan ini jauh melebihi tujuan sipil yang masuk akal. Perkiraan menunjukkan bahwa Iran dapat menghasilkan cukup uranium tingkat senjata untuk satu bom nuklir dalam seminggu dan mengumpulkan cukup untuk tujuh bom dalam sebulan. Ini meningkatkan kekhawatiran bahwa waktu terobosannya periode yang dibutuhkan untuk mengembangkan senjata nuklir yang berfungsi telah sangat dipersingkat.
Dampak dan Konsekuensi dari Serangan
Serangan Israel terhadap Iran dan balasan Iran memiliki dampak yang luas. Korban jiwa dan luka-luka dilaporkan dari kedua belah pihak. Kerusakan parah terjadi pada fasilitas nuklir Natanz di Iran, dengan sejumlah bangunan penyuplai listrik terlihat rusak berat atau hancur. Pemerintah di Tel Aviv mengklaim serangan itu krusial untuk mencegah Iran semakin dekat dengan pengembangan senjata nuklir. Namun, analisis dari para ahli dan pemerintah Amerika Serikat menyatakan bahwa Teheran tidak sedang aktif membuat senjata nuklir sebelum serangan berlangsung.
Ketegangan diplomatik dan respons regional juga meningkat. Mesir menyebut tindakan Israel sebagai “eskalasi serius” yang dapat menyeret kawasan ke dalam kekacauan. Lebanon, Yordania, dan Suriah membuka kembali wilayah udara mereka setelah sempat ditutup karena eskalasi.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi lainnya hanya di POS VIRAL.
Sumber Informasi Gambar:
1. Gambar Pertama dari kompas.com
2. Gambar Kedua dari cnn.com