Jembatan Mahakam, salah satu ikon penting di Kalimantan Timur, kembali menjadi sorotan setelah insiden kapal tongkang Hantam struktur jembatan tersebut terjadi lagi.
Samarinda – PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional 4 Samarinda memberikan klarifikasi terkait insiden tongkang yang menabrak Jembatan Mahakam pada Sabtu (26/4) malam bahwa kejadian tersebut berada di luar jam penggolongan kapal.
Dibawah ini POS VIRAL akan memberikan informasi terkait Insiden Terulang! Kapal tongkang kembali hantam jembatan mahakam, begini penjelasan pelindo. Mari simak sekarang!
Insiden Tongkang Hantam Jembatan Mahakam Kembali Terjadi
Pada malam yang sama, sekitar pukul 23.00 Wita. Sebuah kapal tongkang milik PT SKA mengalami kecelakaan ketika tali pengikat antara tugboat dan tongkang putus saat proses olah gerak tambat berlangsung. Akibatnya, tongkang tersebut terbawa arus Sungai Mahakam dan menabrak struktur Jembatan Mahakam. Insiden ini terjadi di luar jam operasional penggolongan kapal. Sehingga aktivitas di sekitar jembatan juga sedang dalam kondisi normal tanpa adanya pengawasan ketat dari kegiatan penggolongan.
Effort atau upaya dari tugboat untuk menahan tongkang yang hanyut gagal, membuat kapal segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Pelindo. Dalam waktu singkat, Pelindo mengerahkan dua kapal tunda untuk membantu evakuasi tongkang agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah pada jembatan atau lingkungan sekitar.
POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Dampak dan Kekhawatiran yang Muncul
Kejadian ini tidak hanya menimbulkan kerusakan fisik pada karya sipil jembatan. Tetapi juga menimbulkan ketakutan masyarakat akan keselamatan pengguna jalan maupun pelayaran di kawasan Sungai Mahakam. Sebelumnya, Jembatan Mahakam pernah mengalami insiden serupa sebanyak 22 kali. Yang telah menimbulkan pertanyaan serius soal pengelolaan lalu lintas dan pengamanan kapal di sekitar jembatan.
Anggota DPRD Kalimantan Timur, Sapto Setyo Pramono. Menyoroti pentingnya penegakan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1989 yang mengatur zona steril di sekitar jembatan. Yakni area tanpa aktivitas pelayaran seluas 500 meter serta 5 kilometer pada kanan kiri jembatan. Ia menegaskan bahwa insiden ini harus menjadi pelajaran serius dan mendorong evaluasi menyeluruh agar kejadian seperti ini tidak berulang.
Sapto juga meminta pertanggungjawaban dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) serta Pelindo sebagai pihak yang bertanggung jawab atas keselamatan pelayaran dan pengelolaan lalu lintas kapal di kawasan tersebut. Bahkan, ia mengusulkan agar aktivitas penggolongan kapal di jembatan ditutup sementara untuk menghindari risiko kecelakaan lanjutan yang berpotensi menimbulkan korban jiwa.
Baca Juga:
Klarifikasi dan Penjelasan Pelindo
Menanggapi insiden ini, Pelindo Regional 4 Samarinda langsung memberikan klarifikasi resmi. Ali Akbar, bagian dari tim humas Pelindo Regional 4, menjelaskan bahwa insiden bermula dari putusnya tali pengikat antara tugboat dan tongkang saat proses olah gerak tambat untuk menunggu giliran penggolongan kapal keesokan harinya. Karena kejadian terjadi di luar jam operasional penggolongan, proses pengawasan juga tidak berlangsung maksimal.
Meski upaya penahanan dari tugboat gagal, Pelindo segera merespons dengan mengerahkan dua kapal tunda untuk mengevakuasi tongkang agar tidak menyebabkan kerusakan lebih luas. Evakuasi kapal tongkang hantam jembatan mahakam berhasil dilakukan di dekat Masjid Jami’ Darun Ni’mah, Karang Asam. Setelah tongkang melewati kolong jembatan dan hampir mendekati Jety Pertamina.
Ali Akbar juga menegaskan bahwa Pelindo bertanggung jawab memastikan keselamatan pelayaran sekaligus perlindungan lingkungan di kawasan maritim sekitar jembatan. Penanganan cepat dan koordinasi dengan instansi terkait menjadi fokus utama untuk mencegah potensi risiko lebih besar dari kejadian ini.
Evaluasi dan Langkah Ke Depan
Insiden yang terus berulang ini menandakan adanya masalah serius dalam pengelolaan lalu lintas kapal di sekitar Jembatan Mahakam. Menurut Sapto Setyo Pramono, evaluasi menyeluruh dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan sangat penting agar fokus pada penerapan aturan zona steril dan pengawasan lebih ketat dapat dilakukan.
Sapto berencana segera menggelar rapat koordinasi bersama BSJN (Balai Pelaksanaan Jalan Nasional), KSOP, Pelindo. Serta pihak terkait lain untuk membahas langkah konkrit memperbaiki sistem pengamanan dan pengoptimalan penggolongan kapal di sekitar jembatan. Hal ini juga mencakup kemungkinan penutupan sementara aktivitas penggolongan demi menghindari kecelakaan fatal yang bisa berdampak luas.
Selain itu, masyarakat diharapkan lebih waspada dan mendukung langkah-langkah yang diterapkan agar. Jembatan Mahakam tetap aman dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya tanpa ada hambatan dari insiden kapal yang semakin sering terjadi.
Pentingnya Keselamatan dan Perlindungan Lingkungan
Insiden kapal menabrak jembatan tidak hanya berdampak pada infrastruktur, tetapi juga membawa risiko terhadap keselamatan publik dan lingkungan sungai. Pelindo menegaskan dedikasinya terhadap perlindungan lingkungan maritim dengan melakukan penanganan insiden secara sigap. Meminimalisir polusi dan kerusakan lingkungan akibat kecelakaan kapal.
Ke depan, pengawasan lalu lintas kapal yang lebih ketat serta implementasi teknologi pemantauan otomatis dapat menjadi solusi untuk meningkatkan keamanan. Selain itu, pelatihan rutin bagi operator kapal dan penerapan protokol keselamatan yang ketat harus terus diperbaharui untuk menekan angka kejadian serupa.
Terima kasih sudah mampir dan membaca, semoga informasi tadi memberikan wawasan baru dan bermanfaat untuk Anda. Jangan lupa untuk terus ikuti POS VIRAL, karena kami akan selalu memberikan informasi viral dan menarik lainnya.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari antaranews.com
- Gambar Kedua dari kompas.com