Pada tahun 2025, pemerintah pusat mengalokasikan dana sebesar Rp 12.3 triliun untuk bantuan sosial (bansos) di Jawa Tengah.
Dana ini akan didistribusikan kepada 3,4 juta keluarga penerima manfaat (KPM) yang tersebar di seluruh provinsi. Besarnya dana ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Penyaluran akan melalui beberapa program bansos yang terintegrasi, memastikan bantuan tepat sasaran. Dibawah ini POS VIRAL akan membahas jumlah KPM di Jawa Tengah menjadi tantangan sekaligus peluang untuk mengurangi angka kemiskinan secara signifikan.
Target Pengentasan Kemiskinan Ekstrem
Program bansos ini memiliki target utama yakni menghilangkan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah pada 2026. Menteri Sosial Syaifullah Yusuf menegaskan bahwa lewat bantuan terfokus, angka kemiskinan ekstrem diharapkan mencapai nol persen.
Selain itu, angka kemiskinan umum ditargetkan turun di bawah lima persen pada 2029. Keberhasilan program ini bergantung pada data yang valid dan pelaksanaan yang tepat. Dengan langkah-langkah strategis, pemerintah berharap masa depan masyarakat Jawa Tengah lebih sejahtera dan mandiri.
POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Strategi Pemerintah Dalam Penyaluran Bansos
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menerapkan berbagai strategi untuk menyalurkan bantuan sosial secara efektif dan efisien. Salah satunya adalah pengurangan beban pengeluaran keluarga miskin agar lebih ringan. Selain itu, pemerintah fokus pada peningkatan pendapatan keluarga miskin serta mengurangi wilayah kantong kemiskinan.
Program Satu OPD Satu Desa Dampingan menjadi kunci dalam mendukung percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem di desa-desa prioritas. Melalui koordinasi antar lembaga, penyaluran bansos diharapkan lebih merata dan tepat sasaran.
Baca Juga:
Peran Pilar Kesejahteraan Sosial Dalam Verifikasi Data
Keberhasilan distribusi bansos sangat dipengaruhi oleh keakuratan data penerima manfaat. Di lapangan, pilar-pilar kesejahteraan sosial berperan penting dalam proses verifikasi data tersebut. Pilar ini meliputi pendamping PKH, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan, Pekerja Sosial Masyarakat, Taruna Siaga Bencana, pelopor perdamaian, dan pendamping rehabilitasi sosial.
Keterlibatan mereka membantu memastikan data penerima bansos valid dan sesuai kondisi riil masyarakat. Kolaborasi antar pilar dan pemerintah daerah memperkuat keefektifan program bansos.
Upaya Intervensi Pemerintah Daerah dan Pusat
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menegaskan sinergi penting antara pemerintah pusat dan daerah untuk mengintervensi kemiskinan langsung di level desa. Pemerintah turun ke lapangan mengidentifikasi desa dengan tingkat kemiskinan tinggi dan penerima bansos mencapai di atas 60 persen.
Melalui intervensi tersebut, program bansos dapat diarahkan untuk mempercepat pengentasan kemiskinan ekstrem. Pendekatan kolaboratif ini bertujuan memastikan setiap keluarga miskin benar-benar mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan. Langkah ini membuka peluang pengentasan kemiskinan secara menyeluruh.
Program Pendukung Lainnya
Selain bansos tunai, pemerintah Jawa Tengah juga mengelola program pendukung lain untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Salah satunya adalah bantuan perbaikan 17.000 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) pada tahun 2025.
Di bidang pendidikan, pemerintah bermitra dengan sekolah swasta untuk memberikan beasiswa bagi sekitar 5.000 anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Program ini bertujuan menekan angka putus sekolah sekaligus mendukung peningkatan sumber daya manusia. Sinergi program bansos dan pendukung ini diharapkan menguatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Kesimpulan
Program bantuan sosial (bansos) senilai Rp 12.3 triliun yang akan disalurkan kepada 3,4 juta keluarga penerima manfaat di Jawa Tengah pada tahun 2025 merupakan langkah strategis pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem. Penyaluran bansos didukung oleh data yang akurat dan kolaborasi erat antara pemerintah pusat, daerah, serta pilar-pilar kesejahteraan sosial di lapangan.
Selain bantuan tunai, program pendukung seperti perbaikan rumah dan beasiswa pendidikan turut memperkuat upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan strategi holistik ini, target pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah semakin dapat diwujudkan. Simak dan ikuti terus informasi terlengkap tentang Berita Viral yang akan kami berikan setiap harinya.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari mediaindonesia.com
- Gambar Kedua dari jateng.disway.id