Kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo masih menjadi sorotan publik setelah pihak keluarga menilai proses hukum belum menuntaskan semua pelaku.

Kejadian ini bermula ketika prajurit muda TNI tersebut mengakhiri tugasnya di Batalyon Teritorial Pembangunan (TP) 834 di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, kemudian dirawat di RSUD Aeramo setelah mengalami luka–luka serius dan meninggal dunia beberapa hari kemudian.
Simak berbagai berita dan informasi menarik lainnya yang bisa Anda temukan di POS VIRAL.
Gugatan Ayah Untuk Keadilan
Christian Namo, yang juga prajurit aktif, mengatakan bahwa anaknya tidak sekadar “dibina” atau mendapatkan pembinaan keras sebagaimana sering diklaim dalam prosedur TNI. Melainkan telah “dibantai” oleh seniornya.
Ia menyebut bahwa bukti–bukti fisik menunjukkan penyiksaan berat dan rambu–rambu bahwa tindakan tersebut jauh di luar standar pembinaan militer.
Dalam tuntutannya, ayah Prada Lucky menegaskan bahwa tidak cukup hanya menjatuhkan sanksi kepada beberapa orang di lapangan ia meminta penghentian karier, pemecatan, bahkan hukuman paling berat terhadap 17 pelaku yang ia anggap “bagian dari proses” yang menyebabkan kematian anaknya.
Ia berharap agar institusi militer dan penegak hukum tidak berhenti pada angka-angka minimal. Tapi menuntaskan seluruh rantai yang terkait.
| POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL | 
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!
 
Apa yang Sudah Terungkap
Pihak TNI AD telah mengonfirmasi bahwa puluhan prajurit telah diperiksa, dan empat prajurit resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Sementara itu, motif awal dugaan penganiayaan disampaikan sebagai “pembinaan–keras”. Namun proses pemeriksaan lebih lanjut masih berjalan, dan sejumlah pihak menilai bahwa belum semua peran pelaku terkuak secara penuh. Ayah korban menilai bahwa sikap institusi belum menunjukkan transparansi penuh.
Saksi dalam persidangan mengungkap praktik kekerasan yang dilakukan oleh atasan senior kepada Prada Lucky dan rekan yang dipaksa mengaku hal–hal tertentu. Menggunakan ungkapan maupun tindakan yang merendahkan hingga menyebabkan trauma fisik.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar bagi publik mengenai bagaimana pembinaan di lingkungan militer berjalan dan sampai di mana tanggung jawab institusi serta senior atas korban.
Baca Juga: Histeris! Tangis Keluarga Prada Lucky, Prajurit TNI Tewas Diduga Dianiaya Senior
Kenapa Soal “17 Pelaku” Itu Penting

Tuntutan agar 17 pelaku dilacak tidak sekadar angka. Angka tersebut muncul karena keluarga korban mengidentifikasi bahwa luka dan keterangan saksi menunjukkan lebih dari sekadar beberapa pelaku tunggal.
Ayah Prada Lucky menyebut bahwa proses pembinaan di unit itu melibatkan banyak orang mulai dari senior langsung hingga pendukung logistik, saksi diam. Hingga anggota yang dianggap ikut membiarkan atau menyembunyikan tindakan.
Jika hanya sebagian kecil saja yang diproses. Muncul risiko bahwa sistem hanya “mengorbankan” beberapa individu tanpa membongkar keseluruhan praktik yang diduga terjadi.
Hal ini penting agar keadilan tidak hanya bersifat simbolis. Tetapi juga mencegah terulangnya kejadian serupa. Institusi yang menerima tuntutan tersebut juga sebelumnya telah menyatakan bahwa mereka melihat kasus ini sebagai “bahan evaluasi” untuk sistem pembinaan.
Pesan Lebih Luas Untuk Pembaruan Militer
Kasus Prada Lucky menjadi sinyal kuat bahwa pembinaan militer yang keras. Bila tak disertai pengawasan dan keadilan, bisa berujung tragedi.
Publik meminta agar institusi militer memeriksa kembali prosedur pembinaan. Sistem pengaduan, pengawasan senior–junior, hingga perlindungan prajurit baru.
Di sisi lain, penegak hukum juga mendapat sorotan untuk memastikan bahwa penanganan kasus ini berjalan adil tanpa intervensi, dan bahwa media serta lembaga pengawasan sipil dapat ikut memantau.
Jika kasus ini berakhir dengan beberapa nama saja, maka harapan reformasi akan sulit dibuktikan. Keluarga Prada Lucky berharap agar kasus ini menjadi pemicu perubahan fundamental, bukan sekadar peristiwa yang dilupakan setelah persidangan selesai.
Terima kasih atas waktunya, semoga informasi ini bisa membantu Anda dan siap menghadapi situasi apa pun, kunjungi kami lagi untuk terus mendapatkan kabar viral dan update terkini lainnya di POS VIRAL.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari www.antarafoto.com

