Kasus tragis di Bekasi menggemparkan publik atas terungkapnya pembunuhan yang dilakukan oleh Sunardi bunuh istri dan juga pegawai koperasi.
Investigasi mengungkapkan fakta yang lebih mengerikan kerangka istrinya, Almaidah, ditemukan di septic tank, yang ternyata dibunuh pada tahun 2022. Awalnya, Sunardi mengaku membunuh Almaidah karena cemburu, tetapi motif sebenarnya adalah masalah sertifikat tanah yang digadaikan. Kasus ini menyoroti masalah kesehatan mental, KDRT, dan pentingnya penegakan hukum yang tegas.
Profil Pelaku: Sunardi
Sunardi, seorang pria berusia 44 tahun yang berprofesi sebagai warga Desa Sindangmulya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, menjadi sorotan utama dalam kasus pembunuhan yang menggemparkan. Ia dikenal memiliki tabiat buruk, termasuk gemar mengonsumsi minuman keras, berjudi online, dan menggunakan obat-obatan terlarang. Selain itu, Sunardi juga dikenal temperamental dan kerap melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Latar Belakang Kasus
Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Sunardi Bunuh Istri di Bekasi telah menggemparkan masyarakat. Sunardi, warga Desa Sindangmulya, Cibarusah, tega membunuh Sri Pujayanti (22), seorang pegawai koperasi, karena kesal ditagih utang. Penemuan jasad Sri di lemari dengan kondisi terbungkus sprei pada Senin (3/2/2025) menjadi awal terkuaknya kasus ini.
Penyelidikan lebih lanjut mengungkap bahwa Sunardi juga telah membunuh istrinya, Almaidah (51), pada November 2022. Jasad Almaidah ditemukan di dalam septic tank di halaman belakang rumah pelaku. Terungkap bahwa Sunardi memiliki tabiat buruk, termasuk gemar bermain judi online, minum minuman keras, dan mengonsumsi obat-obatan terlarang. Selain itu, ia juga kerap melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya.
POSVIRAL hadir di saluran wahtsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!

Kronologi Pembunuhan
Sunardi, seorang pria berusia 44 tahun dari Cibarusah, Kabupaten Bekasi, melakukan serangkaian pembunuhan yang menggemparkan. Kasus ini terungkap setelah Sunardi membunuh Sri Pujiyanti (22), seorang pegawai koperasi yang menagih utang. Sri datang ke rumah Sunardi pada 3 Februari 2025, untuk menagih cicilan koperasi yang belum dibayar selama sebulan.
Karena tidak bisa membayar dan merasa terdesak, Sunardi mencekik Sri dengan kerudungnya hingga tewas. Setelah itu, Sunardi menyembunyikan jasad Sri di dalam lemari dengan menutupinya menggunakan springbed. Saat teman-teman Sri datang mencari pada 3 Februari 2025, Sunardi berbohong dan mengatakan tidak tahu keberadaannya. Namun, keluarga dan warga yang curiga menemukan jasad Sri di dalam kamar.
Polisi yang melakukan olah TKP menemukan kerangka manusia di dalam septic tank di belakang rumah Sunardi. Kerangka tersebut teridentifikasi sebagai Almaidah, istri Sunardi, yang telah dibunuh pada tahun 2022. Sunardi kemudian mengakui bahwa ia membunuh Almaidah karena masalah sertifikat tanah yang digadaikan ke bank.
Baca Juga:
Heboh! Polri Berhasil Sita Duit Judol Rp 61 Miliar dari 3 Situs Jaringan Internasional
Napi Kasus Korupsi Tertangkap Basah Sedang Santai Makan di Restoran
Motif Pembunuhan
Motif Sunardi Bunuh Istri dan Pegawai koperasi adalah karena ia merasa kesal terus ditagih utang sebesar Rp 3 juta. Sunardi seharusnya mencicil Rp 115.000 per bulan, tetapi sudah sebulan tidak membayar. Karena tidak bisa membayar dan merasa terdesak, Sunardi gelap mata dan membunuh korban.
Awalnya, Sunardi mengaku membunuh istrinya, Almaidah, karena cemburu. Namun, polisi mengungkap bahwa motif sebenarnya adalah masalah sertifikat tanah. Sunardi menjaminkan sertifikat tanah milik Almaidah ke bank sebesar Rp 50 juta. Uang itu digunakan untuk bersenang-senang.
Almaidah kemudian menanyakan sertifikat tersebut karena ingin dibalik nama untuk anaknya. Sunardi yang panik karena sertifikat masih di bank dan belum dilunasi, akhirnya membunuh Almaidah. Dengan demikian, motif pembunuhan Sri Pujayanti adalah masalah ekonomi, sedangkan motif pembunuhan Almaidah adalah untuk menutupi kejahatan penggelapan sertifikat tanah.
Dampak Bagi Keluarga Korban
Kasus pembunuhan yang dilakukan Sunardi tidak hanya berdampak pada keluarga Almaidah, tetapi juga meninggalkan luka mendalam bagi keluarga Sri Pujayanti, pegawai koperasi yang menjadi korban kedua. Keluarga Sri Pujayanti mengalami kehilangan mendadak dan trauma akibat kematian tragis korban. Sri Pujayanti dikenal sebagai seorang pegawai koperasi yang bertanggung jawab dan rajin bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.
Keluarga Sri Pujayanti harus menghadapi kenyataan pahit bahwa orang yang mereka cintai menjadi korban pembunuhan keji karena masalah utang piutang. Proses hukum yang panjang dan liputan media yang intens dapat menambah beban psikologis bagi keluarga yang sedang berduka.
Selain itu, keluarga Sri Pujayanti juga harus mengurus segala keperluan terkait pemakaman dan warisan, sementara mereka masih berjuang untuk menerima kenyataan pahit ini. Meskipun tidak ada informasi detail mengenai kondisi keluarga Sri Pujayanti, dapat diasumsikan bahwa mereka mengalami kesedihan, trauma, dan kesulitan ekonomi akibat kehilangan orang yang mereka cintai.
Proses Hukum dan Status Kejiwaan
Sunardi telah ditahan oleh pihak kepolisian dan sedang menghadapi proses hukum terkait pembunuhan Sri Pujayanti dan Almaidah. Ia dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan. Polisi telah melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap Sunardi.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Sunardi dalam kondisi sehat secara jasmani dan rohani, serta mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum. Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar, menyatakan bahwa dari hasil pemeriksaan, tidak ada indikasi gangguan kejiwaan pada Sunardi.
Polisi juga telah memeriksa tujuh saksi untuk mengumpulkan informasi terkait kasus pembunuhan ini. Keluarga korban, termasuk anak dari Almaidah, berharap agar Sunardi dihukum seberat-beratnya atas perbuatan kejinya. Meskipun demikian, polisi belum menemukan indikasi adanya perencanaan pembunuhan.
Reaksi dan Harapan Keluarga Korban
Keluarga korban pembunuhan sering kali menunjukkan reaksi emosional yang mendalam, seperti kesedihan dan syok. Dan Keluarga korban pembunuhan di Blitar masih larut dalam kesedihan dengan air mata yang terus bercucuran.
Keluarga korban di Lolo juga mengaku sangat syok atas kepergian orang tua mereka. Selain itu, keluarga korban seringkali memiliki harapan agar pelaku dihukum seberat-beratnya sesuai dengan hukum yang berlaku, bahkan berharap pelaku dihukum mati.
Keluarga korban pembunuhan cinta segitiga berharap pelaku mendapatkan hukuman yang paling berat agar keluarga mendapatkan keadilan. Namun juga Keluarga korban pembunuhan jasad cor juga berharap agar majelis hakim dapat memberikan putusan yang sesuai dengan tuntutan JPU, yaitu pidana mati bagi terdakwa.
Kesimpulan
Kasus tragis pembunuhan yang dilakukan oleh Sunardi di Bekasi, dengan korban istrinya, Almaidah, dan seorang pegawai koperasi, Sri Pujayanti, mengungkap motif kompleks di balik tindakan kejinya. Pembunuhan Sri Pujayanti didorong oleh rasa kesal karena ditagih utang, sementara pembunuhan Almaidah dipicu masalah sertifikat tanah yang digadaikan untuk memenuhi gaya hidup hedonisnya.
Sunardi dengan keji menghilangkan nyawa Almaidah dengan menjeratnya dan menguburkannya di septic tank. Proses hukum terhadap Sunardi sedang berjalan, dengan jeratan Pasal 338 KUHP. Hasil pemeriksaan kejiwaan menunjukkan bahwa Sunardi dalam kondisi sehat dan mampu bertanggung jawab atas perbuatannya.
Keluarga korban diliputi duka mendalam dan menuntut hukuman seberat-beratnya bagi pelaku atas kekejaman yang tak terperi. Kasus ini menjadi cerminan betapa pentingnya pengendalian diri dan penyelesaian masalah secara konstruktif. Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap mengenai Sunardi Bunuh Istri dan Juga Pegawai Koperasi.