Jessica Vincent tidak menyangka bahwa dia menemukan harta karun berupa vas bunga yang membuat dia kaya raya. Ceritanya berawal ketika Vincent melihat-lihat di sebuah pasar barang bekas yang ada di Goodwill, Richmond Virginia Amerika Serikat. Perhatiannya kemudian tertuju pada sebuah vas bunga unik yang sangat menarik. Vincent yang merupakan seorang pelatih kuda ini kemudian tertarik dengan model vas bunga dengan bentuk seperti botol beraksen pita warna warni yang mengelilinya.
Warnanya hijau aqua, ungu ametis. “Aku membelinya lalu berpikir untuk menaruhnya pada sebuah tempat di rumah,” kata Vincent. Vincent sendiri membelinya dengan harga senilai US$ 3,39 atau sekitar Rp 52 ribuan jika di rupiahkan. Dia sama sekali tidak berpikir untuk menjual vas itu.
Tetapi dia kemudian berubah pikiran usai melakukan riset tentang vas bunga itu. Pada bulan Desember kemarin, vas bunga tersebut kemudian terjual di rumah lelang Wright Auction House. Yang mana berhasil di jual dengan harga sekita US$ 107.100 atau senilai Rp 1,6 miliar jika di rupiahkan.
“Saya selalu merasa mempunyai incaran yang bagus,” kata Vincent. Dia biasanya mengunjungi toko barang bekas beberapa kali dalam seminggu bersama dengan pasangannya. “Namun saya sangat terkejut karena tidak ada satu orang pun yang mengambil vas tersebut sebelum saya.”
Vas tersebut kemungkinan hanya akan di simpan selama beberapa waktu mengingat kualitas serta cepatnya penjualan produk, kata Laura Faison, seorang juru bicara Goodwill of Central and Coastal Virginia. Setiap toko POS VIRAL rata-rata akan menjual sekitar 2.000 barang baru per harinya.
“Bisa jadi seseorang tengah membersihkan ruang bawah tanah nenek mereka,” kata Faison soal latar belakang dari vas tersebut. “Kita mungkin saja tidak akan pernah tahu.”
Baca Juga : Lee Jae Myung, Seorang Politikus Korea Selatan, Ditikam Saat Berkunjung Ke Busan
Cerita Dibalik Terjualnya Vas Bunga Senilai 1,6 Miliar
Bagi anda yang penasaran tentang sosok yang membuat vas bunga mahal tersebut, berikut informasi lengkapnya. Vincent tiba di Goodwill pada suatu sore di bulan Juni bersama dengan rekannya Naza Acosta, usai seharian melatih kuda. Vas itu terasa berat pada tangannya. Dan walaupun Vincent sebelumnya pernah melihat kaca yang di cat, tetapi warna vas yang berputar-putar itu cukup berbeda. Katanya, bahan-bahan itu berasal dari kaca, ” dan pastinya dibuat dengan sangat hati-hati.” Saat kembali ke rumah, Vincent lalu memposting foto vas di grup Facebook untuk seni kaca lalu segera bergabung dengan grup pribadi untuk kaca Murano.
Kata “Murano” di dasar vas tersebut mengacu pada pulau di Venesia yang populer dengan kerajinan kacanya semenjak abad ke-13. Karya-karyanya yang sangat berharga seperti lampu gantung kristal serta bingkai cermin yang penuh dengan hiasan. Banyak juga di antaranya yang menghiasi istana aristokrasi Eropa.
Vincent lalu diarahkan untuk menghubungi Richard Wright, yang adalah Kepala Wright Auction House di Chicago. “Saya melihat emailnya dan saya tahu bahwa seberapa langka barang itu,” kata Wright.
Scarpa merupakan salah satu seniman kaca terkenal asal Italia pada pertengahan abad ke 20. Di mana Vas bunga tersebut merupakan salah satu karya yang ia ciptakan pada tahun 1941. Nama vas bunga itu sendiri adalah Pennellate, yang memiliki arti sapuan kuas serta dibuat dengan menambahkan kaca buram berwarna ke dalam vas ketika ditiup.
“Itu pada dasarnya merupakan duet antara Carlo Scarpa dengan seorang ahli peniup yang harus menerjemahkan gambar (Scarpa) secara fisik,” ujar Wright. “Anda harus terus memutar vas itu sepanjang waktu ataukah vas ini akan terlepas dari pipa. Sedangkan pada saat yang sama Anda harus mengaplikasikan kuas warna halus yang sangat ringan.”
Mengenal Sosok Carlo Scarpa
Sosok arsitek Carlo Scarpa adalah seorang figur penting dalam sejarah arsitektur pada abad ke 20 dari Italia. Yang mana Dia adalah seorang intelektual serta budayawan yang karya desainnya berupa silverware, desain kain serta memiliki peran penting sebagai artistic consultant (1933-47) untuk perusahaan gelas Venini, Murano. Di bawah pengarahan serta inovasi Scarpa, Venini kemudian berhasil menciptakan berbagai produk terkemuka sepanjang sejarah perusahaan.
Kebanyakan karya-karya dari arsitektur Carlo Scarpa tersebar di Veneto region, Italia. Salah satunya yaitu gedung Fondazione Querini Stampalia yang ada di Venezia. Gedung itu bisa dicapai dalam waktu kurang dari 5 menit jika berjalan kaki dari Piazza San Marco. Bangunan bersejarah ini mempunyai koleksi 350 ribu volume buku bersejarah dan juga berisikan benda serta karya seni viralfirstnews.com. Sebut saja seperti porselen, neoclassical furniture, patung sampai berbagai lukisan karya Giovanni Bellini, Bernardo Strozzi, Giambatista Tiepolo dan lain-lain.