Berita tentang keputusan Elon Musk untuk mundur dari pemerintahan Presiden Donald Trump pada Mei 2025 mengejutkan banyak pihak.
Musk, yang dikenal sebagai CEO Tesla, SpaceX, dan pemilik platform X, sempat memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency/DOGE) dengan mandat memangkas birokrasi dan pengeluaran negara. Namun, masa jabatannya berakhir lebih cepat dari yang direncanakan.
POS VIRAL akan memberikan ulasan secara rinci mengenai fakta-fakta mengapa Elon Musk memilih mundur dari pemerintahan Donald Trump, yuk simak lebih lanjut!
Peran Elon Musk di Pemerintahan Trump
Elon Musk diangkat sebagai penasihat utama sekaligus kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), sebuah lembaga baru yang dibentuk untuk memangkas anggaran. Dalam masa jabatannya, Musk melaksanakan pemangkasan besar-besaran dengan memberhentikan ribuan pegawai negeri, menutup sejumlah lembaga pemerintah, serta memangkas anggaran secara agresif demi mengurangi pemborosan anggaran negara.
Langkah ini termasuk penutupan kantor USAID dan pengurangan tenaga kerja hingga 12% dari total pegawai sipil federal. Program pemangkasan ini menuai kontroversi dan mendapat reaksi keras dari berbagai kalangan, baik di dalam maupun di luar pemerintahan. Banyak pihak mengkritik kebijakan tersebut sebagai terlalu drastis dan berpotensi mengganggu pelayanan publik.
Selain itu, gaya kepemimpinan Musk yang tegas dan beberapa kebijakan kontroversial seperti penolakan sistem kerja dari rumah juga menimbulkan ketegangan. Meski demikian, Musk berpendapat bahwa reformasi ini penting untuk mencegah kebangkrutan negara dan menciptakan pemerintahan yang lebih efisien dan responsif.
POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Kritik Terhadap “Big Beautiful Bill” Trump
Penyebab utama mundurnya Musk adalah ketidaksetujuannya terhadap kebijakan anggaran besar-besaran yang diusung Presiden Trump, dikenal sebagai “One Big Beautiful Bill Act”. Dalam wawancara dengan CBS, Musk secara terbuka menyatakan kekecewaannya terhadap RUU tersebut. Menurut Musk langkah itu justru meningkatkan defisit anggaran dan bertentangan dengan misi efisiensi yang ia pimpin di DOGE.
Ia menilai paket kebijakan tersebut terlalu besar, tidak efisien, dan menambah beban fiskal negara secara signifikan. “Saya kecewa melihat RUU pengeluaran besar-besaran ini, yang justru meningkatkan defisit anggaran, bukan menguranginya, dan merusak kerjatim DOGE, ujar Musk dalam wawancara eksklusif.
Frustrasi dan Hambatan di Lingkungan Pemerintahan
Selama menjabat, Musk menghadapi banyak tantangan di lingkungan birokrasi Washington. Target pemangkasan anggaran yang awalnya dipatok sebesar $2 triliun akhirnya harus dikurangi drastis menjadi $150 miliar karena berbagai hambatan politik dan birokrasi.
Musk juga kerap berselisih dengan pejabat senior lain di pemerintahan Trump yang merasa terganggu dengan gaya kepemimpinan dan perubahan radikal yang ia usung.
Baca Juga:
Tekanan Politik dan Reaksi Publik
Langkah-langkah drastis Musk menuai kecaman dari banyak pihak, termasuk anggota parlemen dari Partai Republik sendiri. Ia dianggap terlalu agresif dalam merombak lembaga negara dan melakukan pemutusan hubungan kerja massal.
Beberapa kebijakan Musk bahkan menghadapi tantangan hukum dan gugatan dari berbagai kelompok masyarakat. Hal ini juga menjadi pendorong dan pemicu mengapa Musk mundur dari pemerintahan.
Masa Jabatan yang Memang Bersifat Sementara
Secara formal, posisi Musk sebagai “Special Government Employee” memang bersifat sementara, dengan masa tugas maksimal 130 hari per tahun. Namun, pengunduran dirinya terjadi lebih awal dari yang diperkirakan, terutama setelah ia secara terbuka mengkritik kebijakan utama Presiden Trump di media massa.
Musk sendiri menegaskan bahwa ia akan kembali fokus mengelola perusahaan-perusahaan miliknya di sektor otomotif, luar angkasa, dan teknologi.
Dampak dan Warisan Kepemimpinan Musk di DOGE
Kepergian Musk menandai berakhirnya babak kontroversial dalam upaya reformasi birokrasi AS. DOGE akan tetap berjalan tanpa Musk, namun pengaruh dan efektivitas departemen ini ke depan masih menjadi tanda tanya.
Sementara itu, Musk menyampaikan terima kasih kepada Trump atas kesempatan yang diberikan dan berharap misi efisiensi pemerintah tetap berlanjut.
Kesimpulan
Elon Musk memilih mundur dari pemerintahan Trump karena kecewa dengan kebijakan anggaran besar-besaran yang dinilai bertolak belakang dengan misi efisiensi yang ia jalankan. Selain itu, ia menghadapi banyak hambatan politik, tekanan birokrasi, dan reaksi publik yang keras terhadap langkah-langkah radikalnya.
Meski masa jabatannya memang bersifat sementara, pengunduran diri Musk menandai berakhirnya eksperimen besar dalam reformasi birokrasi AS. Ia menegaskan komitmennya untuk kembali fokus pada dunia bisnis dan inovasi teknologi.
Buat kalian yang ingin mendapatkan informasi terbaru dan ter-update lainnya, kalian bisa kunjungi POS VIRAL, yang dimana akan selalu memberikan informasi menarik dan terviral baik itu yang ada didalam negeri ataupun diluar negeri.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari portal-islam.id
- Gambar Kedua dari whyy.org