Di Desa Mekarsari, Bogor, seorang keponakan, Muhamad Zidan (25), bunuh bibi, Suwanti, dengan cara menggunakan linggis dan juga dibekap.
Zidan memukul kepala korban sebanyak tujuh kali, lalu membekapnya hingga tewas. Peristiwa ini terjadi pada malam 29 April 2025, yang didorong oleh dendam pribadi yang telah lama dipendam. Polisi berhasil menangkap pelaku pada 30 April 2025 saat mencoba melarikan diri. Kasus ini mengguncang warga sekitar karena melibatkan tindakan kekerasan dalam lingkungan keluarga. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran POS VIRAL.
Malam Berdarah di Desa Mekarsari
Kejadian memilukan ini berlangsung di Desa Mekarsari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, pada Selasa malam, 29 April 2025, sekitar pukul 21.00 WIB. Suasana malam yang seharusnya tenang berubah menjadi horor ketika jasad Suwanti ditemukan tak bernyawa di kamar mandi rumahnya sendiri.
Tubuh korban ditemukan dengan luka serius di bagian kepala, menandakan adanya tindak kekerasan brutal sebelum ajal menjemput. Polisi yang datang ke lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara dan dalam waktu kurang dari 24 jam, berhasil mengamankan pelaku yang tidak lain adalah keponakan korban sendiri, Muhamad Zidan (25).
POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Motif Dendam yang Membutakan Nurani
Kapolsek Rumpin AKP Suyoko mengungkapkan bahwa pelaku mengakui membunuh korban karena dendam yang dipendam selama tinggal bersama. Zidan sudah tinggal di rumah korban sejak dua bulan terakhir, tepatnya seminggu sebelum bulan puasa. Dalam waktu yang cukup singkat itu, konflik internal rupanya membesar tanpa diketahui oleh orang sekitar.
Belum dijelaskan secara rinci apa bentuk dendam tersebut, namun tindakan Zidan yang nekat dan kejam menunjukkan emosi yang meluap tanpa kendali. Dalam pengakuannya kepada polisi, ia mengatakan telah memukulkan linggis ke kepala korban sebanyak tujuh kali satu kali di bagian jidat dan enam kali di bagian belakang kepala. Setelah korban tak sadarkan diri, Zidan lalu membekap korban hingga benar-benar tewas.
Baca Juga:
Rencana Kabur Gagal di Tengah Jalan
Setelah menghabisi nyawa bibinya, Zidan berusaha kabur. Ia membawa barang bawaannya dan mencoba menyusuri jalan menuju Citereup, Kabupaten Bogor, tempat yang disebut sebagai lokasi persembunyiannya. Namun, pelariannya tak berlangsung lama. Pada Rabu, 30 April 2025 pukul 15.00 WIB, aparat kepolisian berhasil menangkap Zidan di sebuah warung kopi di daerah Cimanggis, Depok.
Penangkapan ini membuktikan kecepatan dan kesigapan aparat dalam menangani kasus kejahatan berat, apalagi melibatkan hubungan keluarga. Tidak ada perlawanan dari pelaku saat ditangkap. Ia hanya tertunduk lesu, menunggu proses hukum yang akan segera menantinya.
Hubungan Keluarga yang Berubah Menjadi Maut
Banyak pihak yang terkejut ketika mengetahui bahwa pelaku adalah keponakan korban. Di mata warga sekitar, Suwanti dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah. Tidak pernah ada yang menyangka bahwa rumahnya sendiri akan menjadi lokasi pembunuhan yang dilakukan oleh anggota keluarga.
Menurut AKP Suyoko, Zidan adalah keponakan kandung dari korban. Ia datang ke rumah Suwanti untuk tinggal sementara karena alasan pekerjaan. Namun rupanya, suasana di dalam rumah tidak berjalan harmonis. Akumulasi konflik, rasa sakit hati, dan dendam yang tak pernah diredakan menjadi bahan bakar yang memicu aksi pembunuhan ini.
Proses Hukum Menanti Pelaku
Kini, Muhamad Zidan telah ditahan oleh pihak kepolisian dan akan menghadapi serangkaian proses hukum. Ia terancam hukuman berat atas tindakannya yang memenuhi unsur pembunuhan berencana dan kekerasan berat yang mengakibatkan kematian. Pihak kepolisian masih mendalami motif sebenarnya di balik pembunuhan ini.
Apakah benar dendam menjadi satu-satunya alasan atau ada faktor lain yang melatarbelakanginya, termasuk kemungkinan gangguan mental atau tekanan ekonomi. Kasus ini menjadi pengingat bagi masyarakat bahwa konflik keluarga, sekecil apa pun, tidak boleh dibiarkan membusuk. Komunikasi dan mediasi menjadi kunci agar permasalahan tidak berubah menjadi tragedi.
Kesimpulan
Tragedi pembunuhan yang dilakukan oleh seorang keponakan terhadap bibinya ini meninggalkan luka mendalam, tidak hanya bagi keluarga korban tetapi juga masyarakat yang mengikuti berita ini. Dalam dunia yang serba cepat ini, penting bagi kita semua untuk mengutamakan nilai kemanusiaan dan menjaga relasi keluarga agar tidak runtuh oleh emosi sesaat.
Kejadian ini juga menjadi bahan refleksi bahwa kekerasan tidak pernah menjadi jalan keluar. Ketika amarah dan dendam menguasai hati, nalar bisa hilang, dan kehancuran pun terjadi. Semoga tidak ada lagi kisah sekelam ini terulang di masa depan. Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap mengenai Keponakan Bunuh Bibi di Bogor Pakai Linggis.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari news.detik.com
- Gambar Kedua dari news.detik.com