Para pekerja migran ilegal di Kamboja dan Cina seringkali terjebak dalam lingkaran eksploitasi, diiming-imingi gaji besar.
Pekerjaan di luar negeri, namun berakhir sebagai admin judi online atau operator penipuan. Sindikat kejahatan ini memanfaatkan kerentanan ekonomi para calon pekerja, merekrut mereka melalui media sosial dengan janji palsu. Di bawah ini POS VIRAL akan membahas tentang Ketahuan Judi Online, Ribuan Penerima Bansos Resmi Dicoret.
Janji Palsu dan Realitas Buruk Pekerja Migran Ilegal
Para pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal seringkali direkrut dengan janji gaji besar, mencapai Rp 16 juta hingga Rp 30 juta per bulan. Namun, setelah tiba di negara tujuan seperti Kamboja, Arab Saudi, Malaysia, Oman, Singapura, Laos, China, Korea Selatan, dan Taiwan, mereka justru dipaksa melakukan pekerjaan ilegal. Pekerjaan ilegal ini termasuk menjadi admin judi online atau operator penipuan (scammer) yang menargetkan sesama warga Indonesia.
Kasus penipuan ini menjadi perhatian serius, terutama karena para korban seringkali berasal dari kalangan ekonomi bawah atau memiliki tekanan ekonomi, sehingga mudah tergiur dengan tawaran gaji tinggi. Kondisi kerja yang mereka alami jauh dari janji awal. Di mana banyak PMI ilegal terpaksa mencari uang melalui pekerjaan yang melanggar hukum. Akibatnya, banyak yang menjadi overstayer, tunawisma, atau bahkan menjalani hukuman karena perbuatan ilegal.
Jaringan Penipuan dan Eksploitasi di Kamboja
Kamboja telah menjadi salah satu pusat sindikat penipuan online yang dijalankan oleh geng-geng kriminal, sebagian besar dari Cina. Para korban seringkali direkrut melalui iklan palsu di media sosial seperti Facebook dan Instagram, dengan janji bekerja di perusahaan startup atau layanan konsumen dengan gaji tinggi. Setelah tiba, mereka dipaksa bekerja di kompleks seperti penjara, menghadapi jam kerja berlebihan, pembatasan ruang gerak dan komunikasi, serta tindakan kekerasan.
Sebanyak 188 warga Indonesia dilaporkan menjadi korban perekrutan ilegal di Kamboja, dipekerjakan di perusahaan kasino atau judi online. Antara tahun 2021 dan awal 2022, terjadi peningkatan kasus yang signifikan, dengan total 188 WNI menjadi korban. Korban yang berhasil lolos dari cengkeraman sindikat melaporkan adanya penyiksaan dan ancaman kekerasan, termasuk pemukulan jika target tidak tercapai. Beberapa korban bahkan dijual ke perusahaan lain atau dipaksa bekerja untuk membayar utang yang dibebankan kepada mereka.
Peran Pemerintah dan Tantangan Penegakan Hukum
Pemerintah Kamboja dituduh sengaja mengabaikan serangkaian pelanggaran hak asasi manusia, termasuk perbudakan, perdagangan manusia, pekerja anak, dan penyiksaan yang dilakukan oleh geng kriminal di lebih dari 50 lokasi penipuan di seluruh negeri. Amnesty International mencatat adanya koordinasi dan kemungkinan kolusi antara bos-bos sindikat dari Cina dan kepolisian Kamboja. Yang gagal menutup kompleks penipuan meskipun banyak pelanggaran hak asasi manusia terjadi.
Meskipun ada klaim dari pemerintah Kamboja untuk mengatasi krisis penipuan melalui Komite Nasional Pemberantasan Perdagangan Manusia (NCCT) dan gugus tugas kementerian. Lebih dari dua pertiga kompleks penipuan yang diidentifikasi dalam laporan Amnesty International terus beroperasi setelah penggerebekan polisi. Dalam banyak “penyelamatan”, polisi hanya menemui manajer atau penjaga keamanan di gerbang, dan kemudian individu yang meminta bantuan diserahkan tanpa penyelidikan lebih lanjut. Korban yang diselamatkan seringkali ditahan di pusat-pusat penahanan imigrasi dalam kondisi buruk selama berbulan-bulan, karena pihak berwenang Kamboja gagal mengenali mereka sebagai korban perdagangan manusia.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri. Telah bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Phnom Penh untuk menangani kasus-kasus ini. Pada tahun 2022, 241 warga negara Indonesia yang menjadi korban penipuan di Kamboja berhasil dipulangkan. Menteri P2MI Abdul Kadir Karding telah menegaskan bahwa tidak ada kerja sama penempatan pekerja migran resmi antara Indonesia dengan Kamboja, Thailand, dan Myanmar, sehingga tidak ada perlindungan resmi bagi PMI di sana.
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Dampak dan Pencegahan Perdagangan Manusia
Dampak dari perdagangan manusia ini sangat luas, menyebabkan kerugian finansial yang besar bagi individu dan negara. Diperkirakan, pada tahun 2024, warga Amerika kehilangan setidaknya $10 miliar akibat operasi penipuan di Asia Tenggara. Lebih dari 150.000 korban diperkirakan terjebak dalam kompleks penipuan di Kamboja, dan 100.000 lainnya di Myanmar.
Untuk mencegah kasus serupa. Masyarakat diimbau untuk tidak mudah tergiur dengan tawaran pekerjaan di luar negeri yang menjanjikan gaji tidak realistis dan persyaratan mudah. Penting bagi calon pekerja migran untuk memeriksa kredibilitas tawaran pekerjaan ke instansi terkait seperti Kementerian Ketenagakerjaan atau Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
Baca Juga: Ketahuan Terlibat Bermain Judi Online, Ribuan Penerima Bansos Resmi Dicoret
Langkah Penanggulangan dan Penegakan Hukum Terbaru
Polresta Bandara Soekarno-Hatta telah membongkar sindikat penyaluran calon pekerja migran ilegal. Dengan mencegah keberangkatan 430 calon PMI ilegal sepanjang tahun 2025 dan menetapkan 39 tersangka dalam kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Dari jumlah tersebut, 14 tersangka telah ditahan, dan 24 lainnya masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Para tersangka ini memiliki peran berbeda, mulai dari perekrut, fasilitator keberangkatan, hingga pengurus dokumen perjalanan.
China juga telah melakukan penumpasan terhadap sindikat penipuan online. Dengan menjatuhkan hukuman mati kepada 11 orang yang terlibat dalam operasi penipuan dan perjudian online di Myanmar. Keluarga Ming, salah satu sindikat kejahatan besar. Bertanggung jawab atas operasi penipuan ini, yang melibatkan hingga 10.000 pekerja. Tindakan keras ini terjadi setelah China mendesak Myanmar untuk menindak pusat-pusat penipuan yang menargetkan warga negaranya.
Kesimpulan
Penawaran pekerjaan sebagai admin judi online atau scammer di Kamboja dan Cina kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal adalah isu serius yang melibatkan penipuan, janji palsu, dan kondisi kerja yang eksploitatif. Para calon pekerja ini direkrut melalui media sosial dengan iming-iming gaji besar. Namun pada kenyataannya mereka dipaksa melakukan pekerjaan ilegal dan berisiko tinggi.
Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap Ribuan Penerima Bansos Resmi Dicoret, ketahuan Judi Online hanya di POSVIRAL.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari megapolitan.kompas.com
- Gambar Kedua dari megapolitan.kompas.com