Menteri Pertahanan Prabowo Subianto membuka peluang bagi warga negara asing (WNA) untuk memimpin BUMN, menekankan profesionalisme.
kompetensi sebagai prioritas utama. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan manajemen, inovasi, dan daya saing perusahaan negara di tingkat global. Dengan regulasi transparan, seleksi berbasis kompetensi, serta pelatihan adaptasi budaya.
Berikut ini rangkuman berbagai informasi menarik lainnya dan relevan yang bisa menambah wawasan Anda ada di POS VIRAL.
Prabowo Setujui Orang Asing Menjabat Kepala BUMN
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memberikan pernyataan yang mengejutkan dengan mengizinkan warga negara asing (WNA) memimpin Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menurut Prabowo, jabatan puncak di BUMN tidak harus diisi oleh Warga Negara Indonesia (WNI) secara mutlak.
Prabowo menilai bahwa dalam era globalisasi, kemampuan dan kompetensi lebih penting daripada kewarganegaraan. Dengan membuka peluang kepada WNA, BUMN diharapkan mendapatkan manajemen yang profesional dan inovatif sehingga dapat bersaing di tingkat internasional.
Kebijakan ini langsung memicu perbincangan di berbagai kalangan, baik pendukung maupun kritikus. Namun, Prabowo menegaskan bahwa hal utama yang diperhatikan adalah kapasitas pemimpin, bukan asal negaranya. Ia meminta masyarakat menilai hasil kerja dan kontribusi pemimpin BUMN dalam memajukan perusahaan.
POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Pertimbangan dan Dampak Kebijakan Prabowo
Prabowo menjelaskan bahwa alasan utama kebijakan ini adalah kebutuhan untuk memperkuat manajemen dan daya saing BUMN. Dengan mendapatkan tenaga ahli dari luar negeri, diharapkan perusahaan negara dapat melakukan modernisasi dan inovasi lebih cepat.
Selain itu, kehadiran WNA di posisi strategis bisa membuka jaringan bisnis global yang lebih luas. Ini akan meningkatkan peluang kerja sama dan investasi asing yang menguntungkan perekonomian nasional. Dengan begitu, manfaat kebijakan ini dapat dirasakan secara luas oleh seluruh lapisan masyarakat.
Prabowo juga percaya bahwa kompetensi dan etika kerja menjadi tolok ukur utama dari seorang pemimpin. Kebijakan ini memberikan ruang yang lebih besar bagi profesionalisme dan produktivitas. Pendekatan ini dianggap mampu mendorong BUMN menjadi motor penggerak ekonomi yang lebih tangguh dan berdaya saing.
Baca Juga: Nusakambangan Jadi Tempat Baru Ammar Zoni, Hadapi Sel Super Maksimum
Tanggapan Masyarakat dan Ahli Ekonomi
Kebijakan Prabowo mendapatkan beragam respons dari publik dan kalangan pengamat ekonomi. Sebagian menyambut positif karena membuka peluang perbaikan manajemen BUMN yang selama ini dinilai masih kurang optimal. Mereka menilai profesionalisme dan track record.
Namun, ada juga kekhawatiran muncul dari sebagian masyarakat yang menganggap pentingnya menjaga posisi strategis tetap dipegang WNI. Mereka mengingatkan agar pengawasan ketat tetap dijalankan agar kepentingan nasional tidak terabaikan. Isu kedaulatan dan identitas nasional.
Pengamat ekonomi menilai kebijakan ini sebagai langkah progresif yang bisa memacu kemajuan BUMN. Namun, mereka juga mengingatkan perlunya regulasi yang jelas dan transparan agar mekanisme seleksi berjalan adil dan profesional. Hal ini agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi dalam pengisian jabatan.
Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Selanjutnya
Dalam implementasi kebijakan ini, pemerintah akan melakukan revisi regulasi terkait pengangkatan pemimpin BUMN. Proses seleksi akan mengedepankan standar kompetensi tinggi dan transparansi. Pemerintah juga akan melibatkan berbagai pihak, termasuk stakeholders dan lembaga independen.
Selain itu, program pelatihan dan adaptasi budaya akan disiapkan bagi WNA yang diterima memimpin BUMN. Hal ini penting agar mereka dapat memahami konteks sosial dan ekonomi Indonesia dengan baik. Proses ini diharapkan mempercepat integrasi dan keberhasilan kepemimpinan di perusahaan negara.
Prabowo menegaskan bahwa kebijakan ini bukan bermaksud melemahkan kedaulatan, melainkan menguatkan BUMN melalui profesionalisme dan kemajuan. Dengan kolaborasi antara WNA dan WNI yang kompeten, BUMN dapat menjadi tulang punggung pembangunan nasional yang lebih kuat.
Dapatkan berita viral, trending, dan cerita paling menarik lainnya, eksklusif hanya di Seputaran POS VIRAL sumber informasi terkini yang selalu terupdate.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari tirto.id
- Gambar Kedua dari www.harapanrakyat.com