Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ejek Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai “gila” telah memicu ketegangan yang serius antara kedua negara, bahkan menimbulkan ancaman dari Rusia tentang kemungkinan terjadinya Perang Dunia III.
Situasi ini menjadi sorotan dunia ketika Trump melontarkan kritik keras terhadap Putin terkait serangan udara besar-besaran yang dilakukan Rusia di Ukraina, yang menewaskan warga sipil. POS VIRAL akan membahas lebih dalam lagi mengenai Presiden Trump yang ejek Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pernyataan Trump dan Kritik Terhadap Putin
Pada akhir Mei 2025, Donald Trump secara terbuka menyebut Vladimir Putin “gila” dalam sebuah unggahan di platform media sosial Truth Social. Trump merujuk pada serangan udara Rusia yang terjadi beberapa hari sebelumnya di Ukraina, tepatnya di wilayah Kyiv, yang menewaskan 13 orang. Dalam komentarnya, Trump menuturkan, “Ia benar-benar gila. Membunuh banyak orang tanpa alasan.” Pernyataan ini mengindikasikan kekecewaan dan kecaman Trump atas eskalasi kekerasan yang dilakukan Rusia dalam konflik tersebut.
Selain mengecam Putin, Trump juga memperingatkan bahwa tanpa dirinya, Rusia mungkin akan mengalami konsekuensi buruk. Ia menegaskan bahwa banyak hal buruk sudah terjadi di Rusia, dan sekarang Putin sedang “bermain api.” Trump menulis, “Apa yang tidak disadari Vladimir Putin adalah bahwa jika bukan karena saya, banyak hal buruk benar-benar sudah terjadi pada Rusia. Dan maksud saya, benar-benar buruk. Dia sedang bermain api!”.
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Respons Keras dari Rusia
Reaksi keras datang dari pihak Rusia, terutama dari Dmitry Medvedev, mantan Presiden Rusia yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia dan dikenal sebagai orang kepercayaan Putin. Medvedev merespons dengan nada tajam ancaman yang cukup serius, yaitu kemungkinan terjadinya Perang Dunia III akibat pernyataan Trump tersebut. Ia menulis di akun media sosialnya, “Saya hanya tahu satu hal yang benar-benar buruk—Perang Dunia III. Saya harap Trump memahaminya!”.
Ancaman tersebut menjadi peringatan langsung dari Rusia kepada Amerika Serikat, memperlihatkan ketegangan yang meningkat antara kedua negara. Peringatan Medvedev tersebut bahkan menuai kecaman dari pejabat Amerika Serikat, seperti Keith Kellogg, Utusan Khusus AS untuk Ukraina.
Kellogg mengkritik pernyataan Medvedev yang dianggapnya sembrono dan tidak bertanggung jawab, khususnya dari seorang figur penting dalam kekuatan dunia. Kellogg menulis, “Menebar ketakutan soal Perang Dunia III adalah komentar sembrono dari @MedvedevRussia dan tidak pantas dari sebuah kekuatan dunia.” Ia juga menekankan bahwa Trump sedang berupaya menghentikan perang dan mengakhiri pertumpahan darah.
Baca Juga: Tepat Sasaran, 4 Jukir Liar di Kalideres Diamankan Demi Ketertiban
Upaya Diplomasi di Tengah Ketegangan
Meski pertukaran kata yang keras sempat mencuat ke publik, di balik layar upaya diplomasi masih berjalan. Dua pejabat dari Kedutaan Besar AS terlihat hadir dalam forum keamanan internasional di Moskwa—langkah yang jarang terjadi sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada 2022. Kehadiran pejabat ini dianggap sebagai tanda itikad baik dari pemerintahan Trump dalam berupaya menormalkan hubungan dengan Moskwa.
Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri pada acara itu menegaskan bahwa pendekatan keamanan Rusia. Termasuk terkait konflik di Ukraina, tetap mendasar dan tidak berubah. Namun, menurut analis politik Rusia Sam Greene dari King’s College London. Kehadiran perwakilan AS tersebut menunjukkan bahwa meskipun terjadi gesekan verbal, masih ada ruang untuk dialog dan diplomasi antara kedua negara.
Dampak Pernyataan Trump terhadap Hubungan AS-Rusia
Pernyataan Trump yang mengejek Putin ini menjadi salah satu momen yang memanas dalam hubungan diplomatik antara AS dan Rusia di tahun 2025. Hubungan kedua negara yang sudah rumit karena konflik Ukraina menjadi semakin tegang akibat pernyataan publik tokoh dunia seperti Trump. Namun di sisi lain, pemerintah AS tetap berupaya menjaga jalur diplomasi, meskipun ancaman perang dunia menjadi bayang-bayang yang mengkhawatirkan.
Situasi ini juga menimbulkan perhatian internasional terkait potensi eskalasi konflik yang bisa meluas. Ancaman Perang Dunia III yang disampaikan Medvedev mendapat sorotan oleh para pengamat dan komunitas dunia yang menginginkan penyelesaian damai atas perang Rusia-Ukraina. Upaya menurunkan ketegangan dan mencari jalan damai menjadi prioritas utama di tengah peringatan keras dari pihak Rusia.
Kesimpulan
Kritikan keras Donald Trump terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin terkait serangan udara di Ukraina memicu respons keras dari Rusia dengan ancaman Perang Dunia III. Meskipun demikian, upaya diplomasi masih terus dilakukan oleh kedua negara sebagai langkah untuk mencegah eskalasi konflik yang lebih luas. Ketegangan verbal ini menunjukkan betapa rapuhnya situasi politik global saat ini, terutama dalam konteks perang yang melibatkan kekuatan besar dunia.
Dunia kini menanti bagaimana kedua negara akan melanjutkan dialog diplomatik dan menghindari potensi perang besar yang dapat berdampak global. Sementara itu, perhatian internasional tetap tertuju pada perkembangan konflik Ukraina yang menjadi pusat ketegangan Rusia dan Amerika Serikat di era ini.
Artikel ini dirangkum dari sejumlah sumber terpercaya yang melaporkan pernyataan Donald Trump serta reaksi keras dari pihak Rusia, khususnya Dmitry Medvedev, pada Mei 2025. Kejadian ini menambah dinamika baru dalam hubungan internasional di tengah konflik Rusia-Ukraina yang masih berlangsung.
Manfaatkan waktu anda untuk mengeksplorisasi ulasan menarik lainnya mengenai berita viral dan terbaru hanya di POS VIRAL.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari kompas.com
- Gambar Kedua dari tempo.co