Konflik antara Rusia dan Ukraina yang terjadinya gencatan senjata telah berlangsung lebih dari tiga tahun, menyebabkan kehancuran besar.
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa pihaknya sedang meninjau syarat yang diajukan oleh Rusia, setelah Kremlin bersikeras bahwa mereka telah menegosiasikan konsesi dengan Gedung Putih. Jika disetujui, ini akan menjadi pertama kalinya sanksi terhadap Rusia dicabut sejak invasi skala penuh pada 2022.
Namun, pada Maret 2025, muncul secercah harapan setelah kedua negara menyetujui gencatan senjata selama 30 hari. Kesepakatan ini dimediasi oleh Amerika Serikat dalam pertemuan penting di Jeddah, Arab Saudi. Dibawah ini POS VIRAL akan membahas tentang Gencatan Senjata antara Rusia & Ukraina.
Latar Belakang Perang Rusia-Ukraina
Perang Rusia-Ukraina dimulai pada Februari 2022 ketika Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina. Sejak saat itu, pertempuran terus berlangsung di berbagai wilayah, terutama di bagian timur Ukraina yang menjadi pusat konflik. Berikiut di bawah ini adalah dampak perang ini sangat besar:
- Korban Jiwa: Ratusan ribu orang tewas atau terluka di kedua belah pihak.
- Pengungsi: Jutaan warga Ukraina terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mencari perlindungan di negara-negara Eropa.
- Krisis Ekonomi: Kedua negara mengalami tekanan ekonomi yang berat, dengan sanksi internasional memperburuk keadaan di Rusia
Kesepakatan Gencatan Senjata, Apa yang Disetujui?
Pada 11 Maret 2025, setelah negosiasi yang berlangsung selama sembilan jam di Jeddah, Ukraina akhirnya menyetujui usulan gencatan senjata yang diajukan oleh Amerika Serikat. Kesepakatan ini mencakup beberapa poin utama:
- Penghentian sementara semua serangan militer di darat, laut, dan udara selama 30 hari.
- Mulainya kembali perundingan damai dengan dimediasi oleh AS dan Uni Eropa.
- Pembukaan jalur kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan ke wilayah terdampak perang
Di sisi lain, Rusia menyatakan kesiapannya untuk mendukung gencatan senjata ini tetapi dengan beberapa syarat, termasuk pengakuan atas wilayah yang telah dikuasainya di timur Ukraina.
Tantangan dan Hambatan Menuju Perdamaian
Meskipun gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina dapat dianggap sebagai langkah awal menuju perdamaian, masih ada banyak tantangan yang bisa menghambat proses ini., berikut ada berbagai tantangan yang masih harus dihadapi:
Sikap Rusia yang Masih Keras
Presiden Vladimir Putin menyatakan bahwa meskipun ia mendukung gencatan senjata, Rusia tetap akan bertahan di wilayah yang telah mereka kuasai. Hal ini bertentangan dengan tuntutan Ukraina yang ingin seluruh wilayahnya dikembalikan.
Kecurigaan dari Ukraina
Ukraina khawatir bahwa gencatan senjata ini hanya akan digunakan Rusia untuk mengatur ulang strategi militernya. Sejarah mencatat bahwa Rusia pernah menggunakan taktik serupa untuk kembali menyerang setelah jeda pertempuran.
Campur Tangan AS dan Sekutunya
Amerika Serikat memainkan peran penting dalam perundingan ini, tetapi belum jelas apakah mereka akan benar-benar menekan Rusia untuk tunduk pada kesepakatan ini. Sementara itu, Uni Eropa dan NATO juga memberikan tekanan besar terhadap Moskow melalui berbagai sanksi ekonomi.
POSVIRAL hadir di saluran wahtsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Baca Juga:
Gencatan Senjata Rusia-Ukraina: Prospek dan Tantangan
Apakah gencatan senjata akan bertahan? Pertanyaan ini menjadi semakin relevan mengingat situasi yang terus berkembang dalam konflik antara Rusia dan Ukraina. Beberapa faktor kunci perlu dipertimbangkan untuk memahami kemungkinan keberlangsungan gencatan senjata.
- Ketidakpastian dari Pihak Rusia: Menurut sumber, Presiden Vladimir Putin tampaknya tidak akan menyetujui proposal gencatan senjata dari AS yang mengusulkan penghentian selama 30 hari. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada pembicaraan tentang gencatan senjata, komitmen dari pihak Rusia masih diragukan.
- Prediksi Jangka Pendek: Beberapa analis memperkirakan bahwa gencatan senjata mungkin dapat dicapai dalam waktu tiga hingga enam bulan ke depan, tetapi mereka juga memperingatkan bahwa jika tercapai, gencatan senjata tersebut mungkin hanya bertahan selama 2-3 tahun sebelum konflik kembali meningkat.
- Syarat-syarat Gencatan Senjata: Putin telah menekankan bahwa syarat untuk perjanjian damai harus mencakup penghapusan “akar penyebab krisis”. Ini menunjukkan bahwa tanpa kesepakatan yang komprehensif, gencatan senjata mungkin tidak akan bertahan lama.
- Pandangan PBB: Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Martin Griffiths, juga menyatakan pesimisme mengenai kemungkinan gencatan senjata yang efektif untuk menghentikan pertempuran di Ukraina.
Kesimpulan
Mengenai kesepakatan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina menunjukkan bahwa meskipun ada kemajuan, tantangan besar tetap ada. Rusia bersedia untuk mempertimbangkan gencatan senjata, tetapi dengan syarat bahwa gencatan senjata tersebut harus menghasilkan perdamaian jangka panjang dan mengatasi akar penyebab krisis yang ada.
Ukraina juga menunjukkan dukungan untuk gencatan senjata, tetapi meminta bantuan dari AS untuk membujuk Rusia. Untuk kalian yang suka dengan berita-berita viral terkini, yaitu hanya ada di POS VIRAL yang selalu saja menayangkan berita yang terbaru untuk hari ini.
- Informasi Gambar Yang di Dapat
- Gambar Pertama Dari cnbcindonesia.com
- Gambar Kedua Dari kompas.id