Kasus dugaan perundungan yang menimpa seorang siswa SMPN 19 Tangerang Selatan hingga membuatnya koma dan akhirnya meninggal dunia telah mengguncang dunia pendidikan Indonesia.

Kejadian tersebut menjadi pengingat penting bahwa bullying masih menjadi ancaman serius bagi anak-anak dan remaja di lingkungan sekolah, tempat yang seharusnya menjadi ruang aman untuk belajar dan berkembang.
Melalui POS VIRAL ini, kita diajak memahami lebih jauh kronologi peristiwa, dampaknya, serta urgensi pencegahan agar tragedi serupa tidak kembali terjadi.
Tragedi di Sebuah Sekolah
Sebuah kabar duka menggetarkan masyarakat Tangerang Selatan dan dunia pendidikan setelah seorang siswa SMPN 19 Kota Tangsel berinisial MH, berusia 13 tahun, meninggal dunia pada Minggu pagi, 16 November 2025.
Kematian MH memicu reaksi luas karena diduga terkait perundungan atau bullying di sekolahnya sendiri. Kisah ini menjadi pengingat pahit tentang betapa rentannya anak-anak di lingkungan pendidikan terhadap kekerasan di antara teman sebaya.
Keluarga korban dan berbagai pihak sipil segera menuntut agar kasus ini diusut tuntas. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyatakan keprihatinan mendalam dan berjanji akan mendalami kasus tersebut.
Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga mendorong agar peristiwa ini diproses secara hukum. Tangsel sebagai kota pun merasa terpukul, dan duka mendalam menyelimuti pemakaman MH.
| POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!
Kronologi Dugaan Perundungan
Menurut keterangan keluarga MH, teror perundungan sudah berlangsung lama. Sejak Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada awal tahun ajaran, ia sudah menjadi sasaran intimidasi teman-temannya.
Seorang ibu korban menuturkan bahwa anaknya dianiaya sejak awal sekolah pernah ditabok, dipukul, ditendang, bahkan disodok dengan sedotan.
Pada puncaknya, pada Senin 20 Oktober 2025, diduga ada insiden serius di ruang kelas saat jam istirahat MH dipukul di kepala menggunakan kursi logam (besi), yang menyebabkan luka dan trauma berat.
MH semula menahan diri, takut berbicara. Namun ketika kondisinya memburuk sering pingsan, sakit kepala hebat, penglihatannya kabur dia akhirnya bercerita kepada ibunya tentang penderitaan yang dialaminya.
Baca Juga: Konflik Masalah Mahasiswa Membuat Despresi Berakhir Bunuh Diri
Kondisi Kritis Seminggu di ICU

Usai insiden di sekolah, MH dilarikan ke rumah sakit swasta di Tangsel, namun karena kondisinya kian menurun ia kemudian dirujuk ke RS Fatmawati, Jakarta Selatan.
Selama sepekan menjalani perawatan di ICU, ia berada dalam kondisi kritis dan dilaporkan koma sejak awal masuk rumah sakit.
Keluarga dan tim medis berjuang untuk menyelamatkannya, tetapi situasi sangat berat. Kakak sepupu MH, Rizky, mengungkapkan bahwa sejak dirawat di ICU, anak itu terus diberi dukungan medis maksimal.
Selama masa perawatan, muncul upaya penyelesaian dari pihak sekolah dan orang tua pelaku, namun belum ada penyelesaian yang memuaskan keluarga korban. Janji pertanggungjawaban, termasuk biaya pengobatan, tetap menjadi sengketa.
Tuntutan Hukum Dugaan Kekerasan
Polisi dari Polres Tangerang Selatan menyatakan akan mengusut dugaan kekerasan yang dialami MH secara profesional. Sejumlah saksi telah dipanggil, termasuk enam pihak dari siswa dan guru di sekolah korban.
KPAI sendiri, melalui Komisionernya Diyah Puspitarini, mendesak agar kasus ini diproses sebagai perundungan yang menyertakan unsur kekerasan, dan bukan sekadar masalah antara anak-anak.
Mereka menekankan bahwa meski pelaku masih di bawah umur. Sistem peradilan anak tetap bisa digunakan untuk menegakkan pertanggungjawaban atas tindakan fisik dan psikologis.
Menariknya, tindakan proaktif dari pemerintah kota juga terlihat saat Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan. Menghadiri pemakaman MH dan menyatakan dukungan penuh terhadap penyelidikan.
Dinas Pendidikan setempat juga diminta untuk bekerja sama dengan KPAI agar pencegahan bullying di sekolah bisa diperkuat dan keadilan dapat ditegakkan untuk korban.
Kesimpulan
Kematian MH, siswa kelas 1 SMPN 19 Tangsel, adalah tragedi memilukan yang mengundang duka mendalam sekaligus keprihatinan publik.
Dugaan perundungan berujung fatal ini memperlihatkan kegagalan beberapa sistem di lingkungan sekolah dalam melindungi anak-anak dari kekerasan teman sebaya.
Terima kasih atas waktunya, semoga informasi ini bisa membantu Anda dan siap menghadapi situasi apa pun, kunjungi kami lagi untuk terus mendapatkan kabar viral dan update terkini lainnya di POS VIRAL.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.cnnindonesia.com
- Gambar Kedua dari www.sapanusa.id
