Sebuah kejadian mengejutkan terjadi di Desa Tipar, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, Jawa Barat, saat seorang bocah berusia 9 tahun nekat bakar 13 rumah warga secara acak yang terinspirasi dari game online.
Akibat perbuatannya yang nakal, bocah itu membakar 13 rumah dan menimbulkan kerugian yang tak terhitung. Kondisi rumah yang terbakar akibat ulah bocah tersebut pun menuai perhatian, setelah dibagikan oleh akun X @Heraloebss pada Selasa (5/6/2025). Peristiwa ini memicu kehebohan luas dan viral di media sosial karena dampak kerugian besar serta kekhawatiran masyarakat terkait efek pengaruh game online terhadap perilaku anak.
Kronologi Peristiwa dan Aksi Teror Pembakaran
Kejadian tersebut berlangsung selama beberapa hari terakhir, membuat warga sekitar merasa resah dan takut atas keselamatan mereka. Api yang membakar beberapa rumah menyebabkan kerusakan berat pada bangunan dan harta benda di dalamnya. Video peristiwa yang sempat terekam dan tersebar di media sosial memperlihatkan kobaran api yang melahap sebuah rumah, menggambarkan betapa seriusnya kejadian tersebut.
Si bocah penggalang teror di tangkap petugas ronda pada Sabtu, 3 Mei 2025 saat hendak kembali membakar rumah lain. Penangkapan dilakukan tepat waktu sebelum konsekuensi yang lebih besar terjadi. Juga anak tersebut kemudian dibawa ke Polsek Citamiang untuk proses interogasi dan penanganan lanjut.
Motif Pembakaran
Hasil interogasi menunjukan bahwa motif bocah tersebut membakar rumah dengan menggunakan korek api gas adalah karena iseng dan terinspirasi dari tontonan film di televisi serta adegan dalam game online yang dia mainkan. Anak tersebut terobsesi dengan adegan kebakaran atau kekerasan yang terlihat, lalu meniru perilaku tersebut secara nyata.
Kejadian ini menunjukkan bagaimana paparan konten kekerasan di media maupun game dapat mempengaruhi perilaku. Terutama anak usia dini yang masih labil secara emosional dan belum mampu membedakan dunia nyata dan dunia maya secara sempurna.
POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Dampak Perilaku Negatif Game Online Terhadap Anak
Kasus ini menjadi cermin dari dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh kecanduan atau paparan berlebihan terhadap game online. Khususnya yang mengandung unsur kekerasan. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa anak yang banyak menghabiskan waktu bermain game agresif berpotensi menunjukkan perilaku kasar, agresif, dan kurang responsif terhadap lingkungan sosial.
Selain itu, kecanduan game juga dapat mengganggu perkembangan kesehatan mental dan fisik anak, menimbulkan gangguan tidur, isolasi sosial, hingga penurunan prestasi belajar. Orang tua dan lingkungan memiliki peran penting dalam membatasi dan mengawasi aktivitas anak terkait teknologi digital agar dampak buruk ini tidak terjadi.
Penanganan Kasus dan Penyelesaian Kekeluargaan
Setelah diamankan, polisi melakukan musyawarah antara pihak keluarga bocah dan aparat terkait di Polsek Citamiang untuk penyelesaian kasus secara kekeluargaan. Hal ini menjadi upaya menanggulangi masalah dengan pendekatan humanis. Juga memperhatikan aspek perlindungan anak dan proses rehabilitasi agar perilaku tersebut tidak berulang.
“Untuk motif ABH melakukan pembakaran menggunakan korek api gas karena iseng dan terobsesi dari tontonan film di televisi. Berdasarkan hasil interogasi, seluruh pembakaran terjadi selepas waktu salat. Kini bocah bakar rumah itu sudah dikembalikan ke orang tuanya yang sebelumnya telah dilakukan musyawarah secara kekeluargaan untuk menyelesaikan perkara ini di Polsek Citamiang,” kata Kasatreskrim Polres Sukabumi Kota, AKP Tatang Mulyana.
Anak tersebut diserahkan kembali kepada orang tuanya dengan syarat adanya pengawasan dan pendampingan lebih ketat agar anak tidak terjerumus pada perilaku berbahaya atau tindakan kriminal di masa depan.
Perlunya Kesadaran dan Edukasi Orang Tua
Kejadian ini menjadi peringatan bagi para orang tua dan wali agar lebih waspada terhadap konten apa yang diakses dan dimainkan oleh anak-anak. Tidak semua game online aman dimainkan oleh anak-anak karena bisa mengandung unsur kekerasan, kata-kata kasar, atau perilaku negatif yang berpotensi ditiru.
Orang tua perlu mengawasi durasi bermain game dan memberikan edukasi tentang perbedaan dunia nyata dan dunia maya. Melibatkan anak dalam aktivitas positif di luar gadget sangat disarankan untuk menyeimbangkan pola hidup mereka dan mengurangi ketergantungan pada game online.
Baca Juga:
Peran Lingkungan dan Sekolah Dalam Mencegah Perilaku Merugikan
Selain orang tua, lingkungan rumah dan sekolah harus turut aktif dalam menjaga perkembangan anak secara holistik. Dengan membangun lingkungan sosial yang suportif dan positif. Anak dapat didorong mengekspresikan diri secara sehat dan belajar mengendalikan emosi dengan baik.
Sekolah bisa menjadi tempat penting memberikan edukasi tentang dampak negatif kekerasan di media. Serta menanamkan nilai-nilai empati, tanggung jawab, dan kemandirian. Program bimbingan konseling juga sangat berguna membantu anak yang berisiko mengalami gangguan perilaku akibat pengaruh luar.
Menanggulangi Pengaruh Negatif Media Digital dengan Bijak
Era digital membawa berbagai tantangan tersendiri, terutama bagi generasi muda yang mudah terpapar berbagai konten baik positif maupun negatif. Mengembangkan literasi digital pada anak menjadi kunci agar mereka dapat selektif dan kritis terhadap informasi dan konten yang diterima.
Penggunaan teknologi harus dibarengi dengan pembelajaran etika berinternet dan pengelolaan waktu yang baik. Disiplin dari orang tua dan pendamping merupakan upaya yang harus terus dikembangkan agar digitalisasi membawa manfaat maksimal tanpa membahayakan perkembangan anak.
Refleksi Pentingnya Perhatian Menjaga Tumbuh Kembang Anak
Peristiwa pembakaran rumah oleh bocah 9 tahun di Sukabumi mengingatkan kita akan pentingnya perhatian bersama dalam menjaga tumbuh kembang anak di tengah kemajuan teknologi. Kasus ini harus dilihat bukan semata sebagai masalah kriminal. Namun sebagai panggilan serius untuk memperkuat fungsi keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam membentengi anak dari pengaruh buruk.
Harapan besar tertuju pada penguatan komunikasi antara orang tua dan anak serta pengawasan ketat terhadap akses konten di media. Dengan pendekatan komprehensif, kita bisa menghindarkan generasi mendatang dari perilaku destruktif dan menjadikan mereka pribadi yang positif dan produktif untuk masa depan bangsa.
Kesimpulan
Insiden bocah 9 tahun bakar 13 rumah di Sukabumi yang terinspirasi dari game online dan tontonan film. Ini merupakan sebuah tragedi sekaligus pelajaran berharga. Fenomena ini menyoroti risiko perilaku negatif akibat paparan media digital tanpa pengawasan serta kebutuhan penanganan kekeluargaan dan rehabilitasi.
Penting bagi semua pihak orang tua, lingkungan, sekolah, dan pemerintah untuk bekerja sama menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan psikologis dan sosial anak-anak. Edukasi dan pengawasan terhadap konsumsi game serta media digital mutlak diperlukan. Agar kasus serupa tidak terulang dan anak-anak bisa tumbuh dengan sehat dan bahagia.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi viral terupdate lainnya hanya di POS VIRAL.
Sumber Informasi Gambar:
1. Gambar Pertama dari liputan6.com
2. Gambar Kedua dari detik.com