Ketegangan antara Thailand dan Kamboja terus meningkat setelah muncul ancaman putus pasokan listrik dan internet dari Thailand ke Kamboja.
Dimana membuat seluruh negeri tersebut panik menghadapi kemungkinan mati lampu serentak dalam satu bulan ke depan. Berikut uraian lengkap tentang situasi terkini yang memanas di perbatasan kedua negara, dengan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dan masyarakat Kamboja sebagai respons.
Ancaman Pemutusan Pasokan Listrik dan Internet dari Thailand
Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, mengungkapkan melalui media sosialnya bahwa informasi tentang ancaman dari kelompok ekstremis tertentu di Thailand untuk memutus pasokan listrik dan jasa internet kepada Kamboja telah tersebar luas di berbagai platform media sosial Thailand. Untuk menanggapi ancaman ini dan menghindari dampak gangguan layanan. Pemerintah Kamboja memutuskan mengambil alih kendali penuh atas pasokan listrik dan internet dalam negeri agar tidak bergantung pada Thailand.
Langkah ini sangat krusial mengingat pasokan listrik dan internet selama ini sebagian besar mengandalkan jaringan yang melintasi perbatasan dari Thailand. Keputusan tersebut diambil dalam suasana ketidakpastian dan meningkatnya risiko gangguan yang dapat mengakibatkan mati lampu massal dan terputusnya layanan komunikasi vital untuk masyarakat dan pemerintahan.
Pemutusan Pasokan Kabel Internet Kamboja
Pada pagi hari tanggal 13 Juni 2025, Kementerian Pos dan Telekomunikasi Kamboja mengutus tim teknisi untuk melakukan penyelidikan sekaligus memutus kabel optik jaringan internet yang ditarik dari Thailand di sekitar Pelabuhan Internasional Poipet. Tindakan ini merupakan langkah efektif untuk memutus ketergantungan terhadap jaringan Thailand. Sekaligus sebagai antisipasi agar layanan internet di Kamboja tetap berjalan mandiri.
Pemutusan kabel ini berdampak pada gangguan layanan internet yang sebelumnya disuplai oleh Thailand, namun dipandang perlu untuk menjaga kedaulatan digital dan komunikasi nasional. Tindakan ini juga memperlihatkan kesiapan Kamboja untuk menghadapi skenario terburuk jika pasokan dari Thailand benar-benar dihentikan.
POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Penutupan Perbatasan
Sehari berselang, pemerintah Kamboja mengambil keputusan penting dengan menutup Pelabuhan Daung di Provinsi Battambang pada tanggal 13 Juni 2025. Penutupan perbatasan internasional ini menimbulkan dampak signifikan, terutama bagi aktivitas perdagangan lintas negara.
Akibatnya, ratusan truk pengangkut buah asal Thailand yang hendak melewati Kamboja untuk menuju Vietnam mengalami keterlambatan dan terdampar di perbatasan. Hal ini menimbulkan kegelisahan di antara pelaku usaha dan pemerintah terkait kelangsungan distribusi barang serta hubungan dagang antarnegara.
Pesan Hun Sen kepada Petani Buah Thailand
Dalam kondisi yang makin tegang, Hun Sen, Ketua Partai Rakyat Kamboja, menyampaikan pesan tegas kepada para petani buah Thailand yang terdampak. Ia mendorong mereka untuk menyampaikan ketidakpuasan mereka secara langsung kepada militer Thailand. Sebagai respon atas kebijakan penutupan perbatasan yang diambil oleh Kamboja.
Pemerintah Kamboja menegaskan bahwa keputusan terkait pembukaan kembali pelabuhan akan ditentukan secara independen sesuai dengan situasi dan penilaiannya sendiri. Pernyataan ini memperkuat sikap tegas Phnom Penh dalam menghadapi tekanan dari Thailand.
Baca Juga: Kehebatan SEO WNI di Kamboja Dalam Meretas Situs Tanpa Kuliah Teknologi!
Instruksi Siaga Penuh dari Hun Sen untuk Militer Kamboja
Pada pagi yang sama, Hun Sen mengeluarkan instruksi resmi melalui media sosialnya yang mengarahkan seluruh unsur pemerintah dan militer Kamboja untuk berada dalam keadaan siaga penuh. Ia menegaskan kesiapan negara menghadapi segala kemungkinan provokasi maupun invasi militer dari Thailand yang dianggap dapat terjadi kapan saja.
Hun Sen menegaskan bahwa angkatan bersenjata Kamboja harus siap siaga selama 24 jam sehari dan memerintahkan agar jika ada pelintasan dari pihak Thailand yang memprovokasi wilayah perbatasan. Pihaknya harus segera melakukan serangan balik sebagai tindakan pembelaan diri.
Kekuatan Militer Thailand vs Kamboja
Hun Sen menyatakan bahwa dibandingkan dengan Kamboja, pemerintahan Thailand memiliki kendali yang terbatas terhadap militernya sendiri, yang menimbulkan tingkat ketidakpastian tinggi dalam situasi keamanan. Pernyataan ini menggambarkan pandangan Kamboja bahwa potensi ancaman dari Thailand adalah serius dan tidak bisa dianggap remeh.
Situasi ini memperkuat ketegangan militer yang sudah memanas di perbatasan dan mengindikasikan risiko eskalasi konflik yang bisa berdampak luas bagi stabilitas kawasan.
Kesimpulan
Ketegangan yang terjadi antara Thailand dan Kamboja pada Juni 2025 sampai Thailand putus pasokan listrik Kamboja. Ini menunjukkan bagaimana konflik politik dan militer di perbatasan dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat serta sektor ekonomi kedua negara. Upaya Kamboja mengambil alih kendali pasokan listrik dan internet, penutupan perbatasan, hingga kesiagaan militer penuh. Ini mencerminkan persiapan matang dalam menghadapi situasi yang sulit dan cepat berubah.
Meski demikian, langkah-langkah ini juga menimbulkan kekhawatiran terkait dampak jangka panjang, terutama pada hubungan diplomatik dan hubungan dagang. Perkembangan situasi ini akan menjadi perhatian penting bagi masyarakat internasional dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Diharapkan semua pihak dapat terus berkomunikasi dan menahan diri untuk menghindari konflik yang lebih besar, serta mencari solusi damai yang menguntungkan kedua belah pihak demi kestabilan dan kesejahteraan bersama.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi lainnya hanya di POS VIRAL.
Sumber Informasi Gambar:
1. Gambar Pertama dari abc.net.au
2. Gambar Kedua dari voi.id