Penembakan tragis di Kashmir tewaskan 26 turis dan mengejutkan dunia. Insiden berdarah ini terjadi secara tiba-tiba di lokasi wisata yang sebelumnya dikenal aman.
Siapa pelaku sebenarnya? Apakah ini bagian dari konflik berkepanjangan di wilayah tersebut. Baca selengkapnya untuk mengetahui bagaimana tragedi ini mengubah wajah pariwisata Kashmir dan memicu kecaman internasional. Dibawah ini POS VIRAL akan membahas mengenai penembakan di Kashmir tewaskan 26 turis.
Lokasi dan Kronologi Penembakan
Pahalgam, yang sering dijuluki sebagai “mini Swiss”, merupakan destinasi favorit wisatawan dengan keindahan padang rumput Baisaran, hutan pinus, dan lereng yang bersalju. Pada sore hari yang biasa penuh kedamaian, tepatnya pukul 14.45 waktu setempat, tiba-tiba terdengar suara tembakan membabi buta.
Para wisatawan yang tengah menikmati pemandangan dipenuhi kepanikan saat seorang saksi mata berkata, “Kami hendak pergi setelah minum teh dan maggi ketika penembakan dimulai.” Suara tembakan yang awalnya dianggap ledakan balon berubah menjadi teror nyata ketika pria bersenjata berpakaian kamuflase muncul dari hutan sekitar lokasi dan menyerbu kerumunan wisatawan yang tak berdaya.
Para penyerang terus melepaskan tembakan secara masif selama sekitar 20 menit, menargetkan kaum pria yang berada di lokasi tersebut. Seorang turis selamat ingat mengatakan, “Kami pikir Kashmir aman, kami tidak pernah menduga hal ini.” Para pelaku mengenakan seragam militer dan menyerang dengan senapan otomatis, memperparah keadaan yang sebelumnya damai dan penuh harapan.
Korban Jiwa dan Luka-Luka
Serangan mengerikan ini mengakibatkan tewasnya 26 orang, sebagian besar adalah warga sipil India yang tengah berlibur dan satu warga negara asing dari Nepal. Diantara korban terdapat perempuan yang sedang berbulan madu, warga negara dari berbagai daerah di India mulai dari Haryana, Andhra Pradesh, Karnataka, Odisha, hingga Uttar Pradesh. Seorang pensiunan bankir berusia 68 tahun dan seorang perwira Angkatan Laut juga menjadi korban serangan ini. Selain korban meninggal, lebih dari 17 orang mengalami luka-luka serius dalam insiden tersebut.
Menurut Menteri Luar Negeri India, Vikram Misri, “Sejumlah lainnya menderita luka-luka,” dan pemerintah India memperkuat langkah pengamanan di wilayah Kashmir pascainsiden. Melalui penyelidikan, otoritas keamanan India juga mengumumkan telah menahan sekitar 1.500 orang sebagai bagian dari proses investigasi yang masih berlangsung guna mengungkap dan menangkap para pelaku serta jaringan yang mendukung mereka.
POSVIRAL hadir di saluran wahtsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Pelaku dan Motif Serangan
Kelompok militan yang menamakan diri sebagai Front Perlawanan (The Resistance Front/TRF), yang diyakini berafiliasi dengan organisasi teror internasional Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan. mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. TRF menyatakan bahwa serangan dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan pemerintah India yang memperbolehkan warga non-Kashmir memiliki izin tinggal di wilayah tersebut, sebuah keputusan yang dianggap mengancam identitas dan keberadaan mayoritas Muslim Kashmir.
Polisi India mengungkapkan bahwa terdapat empat pelaku yang terlibat langsung dalam serangan tersebut. Dua diantaranya berasal dari Pakistan, sedangkan dua lainnya warga Kashmir yang dikelola India. Penyerangan secara khusus menargetkan kaum pria Hindu untuk memberikan pesan politik yang kuat. Seorang saksi bahkan menceritakan bahwa pelaku menanyakan pernyataan keimanan Islam kepada para korban.
Kelompok militan ini dibentuk pada tahun 2019, pasca keputusan kontroversial India yang mencabut. Status semi-otonomi Kashmir dan meningkatkan kontrol pemerintah federal di wilayah tersebut. Perubahan ini memicu ketegangan politik dan sosial yang berlanjut sampai hari ini.
Baca Juga:
Dampak Politik dan Ketegangan India-Pakistan
Insiden berdarah di Pahalgam ini memicu kemarahan besar baik di dalam India maupun di panggung internasional. Perdana Menteri India, Narendra Modi, secara tegas mengutuk serangan tersebut sebagai “tindakan keji” dan berjanji akan “mengejar pelaku sampai ke ujung dunia” untuk memberikan keadilan bagi korban. Deputi Presiden Amerika Serikat, JD Vance, yang tengah berkunjung ke India saat insiden terjadi, juga menyampaikan dukungan dan doa bagi masyarakat korban.
Dampak akibat serangan ini juga berdampak langsung kepada hubungan diplomatik India dan Pakistan. India merespons dengan mengusir seluruh warga negara Pakistan dari wilayahnya, menangguhkan perjanjian penting, termasuk perjanjian pembagian air Sungai Indus yang telah berlangsung sejak 1960, dan menutup perbatasan darat utama dengan Pakistan.
Sebagai balasan, Pakistan mengambil langkah serupa dengan mengusir warga negara India. Menutup wilayah udara bagi maskapai penerbangan India, serta menghentikan kegiatan perdagangan bilateral. Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengecam tindakan tersebut sebagai “tidak adil dan bermotif politik”, sementara memperingatkan bahwa setiap gangguan terhadap kedaulatan negaranya akan dibalas dengan tegas.
Situasi ini semakin memperkeruh ketegangan yang telah berlangsung lama antara kedua negara. Dengan adanya baku tembak militer di sepanjang Garis Kontrol Kashmir dan ancaman eskalasi konflik yang berbahaya. Mengingat kedua negara memiliki senjata nuklir.
Reaksi dan Upaya Penyelidikan
Polisi dan militer India telah meluncurkan operasi pencarian besar-besaran untuk menangkap pelaku pembantaian ini. Mereka menggunakan berbagai metode, termasuk penggunaan drone pengintai dan penyiksaan intelijen yang intensif. Bahkan, rumah dua terduga pelaku di wilayah Kashmir sudah dihancurkan untuk melemahkan jaringan militan ini dan menandai langkah tegas penegakan hukum.
Pemerintah India menetapkan hadiah sebesar dua juta rupee (sekitar Rp394 juta) bagi siapa saja yang memberikan informasi mengarah ke penangkapan pelaku. Selain itu, keamanan di wilayah Kashmir diperketat secara signifikan dengan ratusan ribu pasukan keamanan berpatroli dan pos pemeriksaan bertambah menyusul serangan tersebut.
Di tingkat sosial, warga Kashmir menyampaikan kesedihan dan kemarahan mereka atas tragedi ini. Bahkan ada demonstrasi warga menuntut pertanggungjawaban pemerintah atas kegagalan intelijen dan perlindungan warga. Di sisi lain, kelompok nasionalis Hindu di India juga mengekspresikan kemarahan. Mereka yang berujung kepada pelecehan terhadap mahasiswa asal Kashmir di kampus-kampus India.
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengimbau kedua negara untuk menahan diri dan. Menekankan pentingnya penyelesaian damai atas konflik yang selama ini terus berlarut-larut di wilayah Kashmir.
Kesimpulan
Penembakan brutal yang terjadi di Pahalgam, Kashmir pada 22 April 2025, yang menewaskan 26 turis dan melukai puluhan lainnya. Bukan hanya menjadi tragedi besar kemanusiaan, tetapi juga memperlihatkan kompleksitas konflik yang berlangsung lama antara India dan Pakistan. Serangan tersebut menimbulkan dampak luas mulai dari tragedi kemanusiaan. Ketegangan politik yang meningkat, hingga perubahan drastis dalam hubungan diplomatik kedua negara.
Peristiwa ini mengingatkan dunia akan pentingnya upaya perdamaian dan penguatan. Keamanan di kawasan yang rentan konflik agar tragedi serupa tidak terus berulang. Keseriusan India dalam menindak pelaku dan diplomasi internasional diharapkan mampu membawa solusi bagi perdamaian yang lebih lestari di Kashmir.
Sebagai masyarakat global dan pencinta perdamaian, penting bagi kita untuk terus mengikuti perkembangan situasi dan mengupayakan pendidikan, dialog. Serta solidaritas demi dunia yang bebas dari teror dan kekerasan. “Kami akan mengejar mereka sampai ke ujung dunia,” janji Perdana Menteri Modi yang menggema sebagai tekad untuk melindungi keamanan dan keadilan bagi seluruh rakyat.
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca informasi penembakan di Kashmir tewaskan 26 turis, semoga informasi yang diberikan bermanfaat. Jangan ragu datang kembali untuk mengetahui lebih banyak lagi informasi viral yang ada di POS VIRAL.
Sumber Informasi Gambar:
1. Gambar Pertama dari tempo.com
2. Gambar Kedua dari bbc.com