Donald Trump kembali melakukan langkah strategis yang menegaskan dominasi Amerika Serikat dalam bidang kecerdasan buatan (AI).
Kebijakan terbaru dari pemerintahannya menunjukkan bahwa AS tidak hanya ingin memimpin di pasar global, tetapi juga secara aktif menghalangi langkah Tiongkok untuk memperoleh teknologi chip AI canggih sebuah indikasi kuat bahwa Trump takut tertinggal dalam perlombaan superpower teknologi.
Dibawah ini POS VIRAL Akan mengurai secara ringkas mengapa dan bagaimana pembatasan ini dilakukan, serta dampak jangka pendek dan panjangnya.
Dominasi Teknologi Sebagai Taruhan Strategis
Amerika Serikat menilai bahwa chip AI super canggih bukan sekadar barang komersial. Melainkan simbol kekuatan geopolitik abad ke‑21. Ketika Tiongkok mulai mengejar ketertinggalannya di bidang AI dan semikonduktor, Trump dan timnya menilai bahwa membiarkan akses bebas ke teknologi‑terdepan berarti melepas keunggulan strategis AS.
Kebijakan ekspor chip ke Tiongkok pun diperketat. Misalnya, Nvidia diminta untuk tidak menjual versi chip “scaled‑down” (meskipun sudah disesuaikan) ke Tiongkok. Termasuk chip seri B30A yang dikembangkan untuk melatih model bahasa besar.
Langkah ini mempertegas bahwa AS memang ingin menjaga jarak di teknologi kunci.
| POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!
Blokade Chip Terhadap Tiongkok
Pemerintah AS melalui lembaga terkait memberi tahu bahwa tidak akan meluluskan lisensi ekspor untuk chip yang ditujukan ke Tiongkok meskipun sebelumnya telah dirancang agar “aman” atau kurang canggih.
Hal ini bukan hanya menargetkan penjualan langsung dari perusahaan AS. Tetapi juga memanfaatkan mekanisme kontrol ekspor dan regulasi yang membuat perjalanan teknologi sedemikian menjadi lebih sulit.
Di sisi lain, Tiongkok merespons dengan mendorong pemakaian chip domestik di pusat data yang mendapatkan dana negara. Undang‑undang atau aturan internal meminta projek yang masih dalam tahap awal untuk menghapus komponen asing atau membatalkan rencana pembelian.
Baca Juga: Makna di Balik “67”, Word of the Year 2025 yang Viral di Internet
Mengapa Trump Terlihat Takut?
Istilah “takut” di sini lebih menggambarkan kekhawatiran AS terhadap kemungkinan kehilangan keunggulan teknologi dan hegemoninya. Jika Tiongkok berhasil mengejar atau melampaui dalam hal chip AI dan infrastruktur AI‑besar, maka keseimbangan kekuatan global bisa tergeser.
Trump tampak mengambil langkah preventif: mencegah Tiongkok memiliki kapasitas untuk melatih model AI besar yang dapat digunakan untuk militer, keamanan, dan surveilans. Namun, ada risiko tersendiri.
Kebijakan semacam ini bisa memicu fragmentasi rantai pasok semikonduktor global. Menghambat kolaborasi teknologi, dan memunculkan reaksi balik dari Tiongkok yang mempercepat program mandirinya di semikonduktor.
Analis akademik bahkan menyebut bahwa kontrol ekspor hardware saja mungkin tidak sepenuhnya efektif dalam jangka panjang karena ada cara adaptasi dan pengembangan lokal.
Dampak Global Untuk Industri
Langkah AS ini memberikan dampak langsung bagi industri chip global: perusahaan AS seperti Nvidia bisa kehilangan segmen pasar besar di Tiongkok. Sementara pemain Tiongkok dipacu untuk memperkuat kemampuan sendiri.
Sedangkan untuk Tiongkok, kendala teknologi asing memaksa investasi lebih besar di dalam negeri. Mendorong munculnya pembuat chip lokal yang sebelumnya kurang diperhitungkan. Dari sisi geopolitik, dunia teknologi semakin terbagi blok AS dan sekutunya versus Tiongkok dan mitranya.
Di sisi sosial‑ekonomi, konsumsi global atas produk berbasis AI bisa menghadapi hambatan, nilai investasi naik, dan persaingan teknologi semakin intens.
Terima kasih atas waktunya, semoga informasi ini bisa membantu Anda dan siap menghadapi situasi apa pun, kunjungi kami lagi untuk terus mendapatkan kabar viral dan update terkini lainnya di POS VIRAL.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.cnnindonesia.com
- Gambar Kedua dari www.kompas.id