Aksi preman yang acak-acak Pasar Baru Bekasi yang dilakukan oleh dua orang pria telah menyebabkan keresahan yang meluas di kalangan pedagang.
Para pedagang, yang sebagian besar merupakan pedagang kecil, merasa terancam dan tidak berdaya akibat pemalakan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Dalam video yang viral, terlihat bagaimana seorang preman dengan berani mengancam seorang pedagang sayur dan merusak dagangannya.
Pedagang tersebut hanya bisa pasrah saat preman tersebut mengintimidasi dan mengacak-acak barang jualannya. Dibawah ini POS VIRAL akan membahas tentang kemarahan masyarakat atas tindakan premam palak para pedagang sayur dan menjadi perhatian serius aparat kepolisian.
Kronologi Kejadian
Kejadian bermula ketika istri dari salah satu pelaku, TAP (30), meminta uang jatah preman sebesar Rp5 ribu kepada seorang pedagang. Karena hanya diberi Rp2 ribu, anak dari pedagang tersebut mengeluarkan kata-kata kasar kepada istri pelaku. TAP yang merasa tidak terima kemudian mengajak rekannya, DI (26), untuk kembali ke pasar dan melakukan perusakan.
Mereka menendang sayuran dan keranjang dagangan korban hingga berantakan, serta mengancam pedagang agar tidak berjualan lagi di area tersebut. Aksi ini direkam oleh warga dan menjadi viral di media sosial, memicu reaksi keras dari masyarakat.
Penangkapan & Hasil Tes Urine Positif Narkoba
Setelah video aksi premanisme tersebut viral, polisi segera bertindak cepat dan berhasil menangkap kedua pelaku pada Jumat, 4 April 2025, sekitar pukul 07.30 WIB. Kedua pelaku kemudian dibawa ke Markas Polres Metro Bekasi Kota untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Hasil tes urine menunjukkan bahwa TAP dan DI positif mengonsumsi sabu. Penangkapan ini menjadi bukti keseriusan pihak kepolisian dalam menindak tegas segala bentuk premanisme yang meresahkan masyarakat. Masyarakat berharap tindakan tegas ini dapat memberikan efek jera bagi pelaku lainnya.
POSVIRAL hadir di saluran wahtsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Motif Pemalakan & Pengakuan Pelaku
Menurut hasil pemeriksaan, TAP mengaku telah melakukan pemalakan terhadap pedagang di Pasar Baru Bekasi selama tiga tahun terakhir. Dari hasil pungutan liar tersebut, ia bisa mendapatkan uang hingga Rp4 juta per bulan. Aksi pemalakan ini dilakukan dengan dalih uang keamanan, yang membuat para pedagang merasa tertekan dan tidak berdaya.
TAP juga mengaku bahwa uang hasil pemalakan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Pengakuan ini memperjelas motif ekonomi di balik aksi premanisme yang dilakukan oleh kedua pelaku.
Baca Juga:
Reaksi Masyarakat & Tindakan Kepolisian
Video viral aksi premanisme ini memicu kemarahan dan kecaman dari masyarakat luas. Banyak warganet yang mengecam tindakan kedua pelaku dan meminta polisi untuk menindak tegas para pelaku premanisme. Polisi merespons cepat dengan menangkap kedua pelaku dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pemerintah Kota Bekasi juga telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Premanisme untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan kondusif bagi para pedagang kecil. Tindakan tegas ini diharapkan dapat memberikan efek jera bagi pelaku premanisme lainnya dan memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Dampak Psikologis & Ekonomi Bagi Pedagang
Aksi premanisme ini tidak hanya merugikan secara materi, tetapi juga memberikan dampak psikologis yang mendalam bagi para pedagang. Mereka merasa takut dan tidak aman dalam menjalankan aktivitas ekonomi mereka. Selain kehilangan barang dagangan yang dirusak, para pedagang juga kehilangan potensi pendapatan karena terpaksa menghentikan aktivitas berjualan.
Dukungan dari pemerintah dan aparat kepolisian sangat dibutuhkan untuk memulihkan kondisi psikologis dan ekonomi para pedagang yang menjadi korban. Pemerintah daerah dapat memberikan perlindungan hukum dan jaminan keamanan bagi para pedagang kaki lima.
Kesimpulan
Kasus preman yang acak-acak sayuran pedagang di Pasar Baru Bekasi menjadi bukti nyata bahwa tindakan pemalakan dan intimidasi masih menjadi ancaman bagi pedagang kecil. Aksi yang dilakukan oleh dua preman tersebut tidak hanya merugikan secara materi, tetapi juga menimbulkan ketakutan dan trauma bagi para pedagang.
Penangkapan kedua pelaku oleh pihak kepolisian merupakan langkah positif, namun upaya pencegahan dan pemberantasan premanisme harus terus ditingkatkan. Simak dan ikuti terus informasi terlengkap tentang Berita Viral yang akan kami berikan setiap harinya.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari youtube.com/@TribunJatengOfficial
- Gambar Kedua dari batam.tribunnews.com