Seorang operator SPBU dipukul oleh pengemudi mobil di Kabupaten Sampang, Madura, karena tidak bisa mengisi BBM subsidi pertalite akibat masalah barcode.
Kejadian ini viral di media sosial dan memicu keprihatinan serta perhatian dari Pertamina terkait penegakan standar operasional prosedur (SOP) yang harus dijalankan demi menjaga distribusi BBM bersubsidi tepat sasaran.
POS VIRAL akan membahas insiden viral yang menimpa seorang operator SPBU di Sampang akibat ketidakcocokan barcode saat pengisian BBM subsidi, serta penegasan Pertamina terkait pelaksanaan prosedur operasional standar demi menjaga penyaluran BBM tepat sasaran.
Kronologi Kejadian yang Viral di Media Sosial
Kejadian tersebut berlangsung pada Rabu, 23 April 2025, di Desa Bancelok, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. Sebuah video rekaman CCTV berdurasi kurang lebih 53 detik memperlihatkan seorang petugas SPBU yang sedang melayani pengemudi sebuah mobil putih.
Pengemudi tersebut turun dari kendaraan lengkap dengan pakaian warna kuning dilengkapi celana krem dan kopiah, kemudian menyerahkan sebuah kartu barcode kepada operator SPBU untuk mengisi BBM jenis pertalite.
Namun, petugas SPBU tidak langsung mengisikan bahan bakar. Operator melakukan pemeriksaan dan mencocokkan barcode yang diberikan dengan pelat nomor kendaraan mobil. Ternyata, barcode yang diserahkan tidak sesuai dengan nomor pelat kendaraan sehingga sesuai dengan SOP, operator menolak pengisian BBM akibat ketidaksesuaian tersebut. Penolakan ini kemudian menimbulkan perselisihan antara operator dan pengemudi mobil yang memaksa agar BBM pertalite tetap diisikan.
POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Reaksi dan Tindakan Pengemudi Mobil
Setelah penolakan tersebut, pengemudi mobil yang merasa tidak terima langsung naik pitam. Ia terlibat cekcok dengan operator SPBU hingga akhirnya melakukan tindakan pemukulan. Operator yang menjadi korban berupaya melakukan pembelaan diri karena merasa terancam keselamatannya. Rekan operator lain yang berada di lokasi turut melerai pertengkaran tersebut hingga pengemudi akhirnya meninggalkan tempat kejadian.
Operator yang menjadi korban pemukulan bernama Arrofiq, berusia 22 tahun dan asal Desa Krampon, Kecamatan Torjun, Sampang. Meski menjadi korban penganiayaan, Arrofiq mengaku belum melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib. Dalam pengakuannya, dia hanya menjalankan tugas sesuai aturan yang sudah ditetapkan, yakni memastikan bahwa pemakaian BBM subsidi tepat sasaran dengan melakukan verifikasi barcode dan nomor kendaraan.
Penjelasan Dari Pertamina dan Penegakan SOP
Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus melalui Area Manager Communication, Relations & CSR, Ahad Rahedi, memberikan penjelasan terkait insiden ini. Menurut Ahad, dalam SOP yang berlaku untuk pengisian BBM jenis subsidi seperti pertalite. Operator wajib melakukan verifikasi barcode yang diberikan oleh konsumen dengan data kendaraan yang akan diisi BBM.
Hal ini dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan BBM subsidi yang seharusnya hanya diperuntukkan bagi masyarakat tertentu yang berhak. Pada kasus ini, barcode yang diserahkan oleh pengemudi tidak sesuai dengan pelat nomor kendaraan sehingga operator melakukan penolakan pengisian BBM. Operator juga sudah berusaha memberikan pengarahan kepada pengemudi agar memahami prosedur tersebut.
Sayangnya pengemudi tidak menerima penjelasan dan bersikap agresif sehingga terjadilah pemukulan terhadap operator. Pertamina sangat menyesalkan kejadian kekerasan yang dialami petugas SPBU yang hanya menjalankan SOP. Ahad juga menegaskan bahwa insiden kekerasan terhadap petugas SPBU bukan kali pertama terjadi.
Beberapa kasus sebelumnya juga sempat dilaporkan di mana konsumen yang emosional melewati batas dan melakukan pelecehan verbal maupun fisik terhadap petugas SPBU. Oleh sebab itu, Pertamina mengimbau masyarakat untuk selalu menghormati dan menghargai petugas SPBU yang menjalankan tugas sesuai aturan dan etika pelayanan.
Baca Juga:
Pentingnya Sistem Barcode dan Pengawasan BBM Bersubsidi
Pengisian bahan bakar minyak bersubsidi seperti pertalite menggunakan sistem barcode ini merupakan salah satu upaya Pertamina untuk menjaga penyaluran BBM agar tepat sasaran. Sistem barcode tersebut harus sesuai dengan data kendaraan agar BBM subsidi tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak berhak.
Dengan adanya verifikasi barcode, diharapkan penyaluran subsidi BBM dapat lebih tertata dan tercatat dengan baik sehingga membantu pemerintah dalam melakukan kontrol distribusi. Pengelolaan BBM subsidi yang tepat bertujuan untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam menjaga ketersediaan energi.
Selain itu, hal ini juga untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang memang membutuhkan. Oleh karena itu, setiap petugas SPBU memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengecekan yang teliti terhadap barcode. Pengecekan ini juga harus konsisten terhadap kendaraan yang hendak mengisi BBM bersubsidi.
Implikasi dan Respons Masyarakat
Video viral pemukulan operator SPBU ini mengundang beragam reaksi dari masyarakat. Banyak yang mengecam tindakan kekerasan terhadap petugas yang hanya menjalankan tugas sesuai ketentuan. Mereka menilai bahwa prosedur pemeriksaan barcode sudah menjadi tanggung jawab petugas agar subsidi BBM tidak disalahgunakan.
Di sisi lain, beberapa pihak memahami bahwa ada keluhan dari konsumen terkait ketidakcocokan data yang terkadang membuat mereka kesulitan mengisi BBM subsidi. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran disiplin masyarakat serta perlunya penguatan edukasi mengenai prosedur pengisian BBM subsidi.
Petugas SPBU juga perlu mendapat dukungan agar dapat bekerja dengan aman dan nyaman tanpa takut mengalami kekerasan dari konsumen. Selain itu, pihak berwajib diharapkan dapat menindak tegas pelaku kekerasan supaya kejadian serupa tidak terulang dan tercipta suasana pelayanan yang kondusif di SPBU.
Kesimpulan
Peristiwa pemukulan terhadap operator SPBU di Sampang karena persoalan ketidakcocokan barcode dengan nomor kendaraan menjadi sorotan penting terkait implementasi SOP pengisian BBM bersubsidi. Operator SPBU hanya menjalankan tugasnya sesuai aturan yang sudah ditetapkan demi menjaga penyaluran BBM tepat sasaran dan mencegah penyalahgunaan subsidi.
Meskipun begitu, sikap kekerasan dari pengemudi mobil ini menunjukkan perlunya kesadaran bersama untuk saling menghormati dalam pelayanan publik. Pertamina menegaskan komitmennya untuk terus mengawasi pelaksanaan SOP dan meminta masyarakat untuk mendukung petugas dalam tugasnya.
Insiden ini juga memberikan pelajaran berharga agar semua pihak dapat lebih memahami prosedur dan menjaga ketertiban demi kebaikan bersama dalam pengelolaan energi nasional. Simak dan ikuti terus POS VIRAL agar Anda tidak ketinggalan berita informasi menarik lainnya dengan lengkap dan terupdate setiap hari.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari jatim.inews.id