Saturday, September 13POS VIRAL
Shadow

RS Gaza Kembali Jadi Target: 20 Korban Jiwa, 5 di Antaranya Jurnalis

Serangan terbaru di Gaza kembali mengguncang dunia rumah Sakit Gaza menjadi target, menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk 5 jurnalis yang tengah menjalankan tugas mereka.

RS Gaza Kembali Jadi Target: 20 Korban Jiwa, 5 di Antaranya Jurnalis

Tragedi ini memicu kecaman keras dari komunitas internasional karena serangan terhadap fasilitas medis dianggap melanggar hukum humaniter internasional. Di tengah konflik yang tak kunjung usai, peristiwa ini menambah panjang daftar korban sipil dan mempertegas krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina. Dibawah ini akan membahas tentang Serangan Israel di rumah sakit Gaza 20 korban jiwa 5 di Antaranya Jurnalis.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Serangan Mematikan di Rumah Sakit Nasser

Pada hari Senin, 25 Agustus 2025, Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan, menjadi sasaran serangan Israel. Laporan dari badan pertahanan sipil Gaza menyebutkan bahwa setidaknya 20 orang tewas akibat serangan ini, termasuk lima jurnalis dan satu anggota pertahanan sipil.

Juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, menjelaskan bahwa serangan dimulai dengan drone yang menargetkan gedung rumah sakit, diikuti oleh serangan udara saat korban luka dievakuasi. Serangan brutal ini terjadi dalam dua gelombang. Serangan udara pertama merusak lantai atas gedung darurat yang dikenal sebagai lantai “Al-Yassin”. Saat tim penyelamat dan jurnalis sedang mengevakuasi korban dari bangunan tersebut, militer Israel melancarkan serangan kedua.

Serangan kedua inilah yang memicu korban jiwa yang sangat besar karena banyak orang berkumpul di lokasi kejadian. Seorang pengemudi mobil pemadam kebakaran tewas dalam serangan ini dan tujuh anggota timnya terluka saat berupaya menyelamatkan korban.

POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL

Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

aplikasi nonton bola shotsgoal apk

Lima Korban Jiwa Jurnalis

Tiga kantor berita internasional, yaitu Reuters, Associated Press (AP), dan Al Jazeera, mengonfirmasi kehilangan kontributor mereka dalam serangan di Rumah Sakit Nasser:

  • Mohammad Salama: Seorang fotografer dan juru kamera untuk Al Jazeera, dipastikan tewas dalam serangan ini. Al Jazeera mengutuk keras tindakan Israel, menyebutnya sebagai “kejahatan mengerikan” dan bagian dari “kampanye sistematis untuk membungkam kebenaran”.
  • Mariam Dagga (Abu Dagga): Seorang jurnalis visual berusia 33 tahun yang bekerja lepas untuk Associated Press sejak awal perang, juga tewas. AP menyatakan terkejut dan sedih atas kematiannya, menambahkan bahwa Dagga tidak sedang bertugas saat terbunuh. Dagga dilaporkan berada di lantai empat rumah sakit, melaporkan tentang dokter yang berjuang menyelamatkan anak-anak yang mengalami kelaparan akut. Ia memiliki seorang putri berusia 12 tahun yang dievakuasi dari Gaza di awal perang.
  • Hussam Al Masri: Kontributor Reuters dan juru kamera televisi Palestina, tewas dalam serangan itu. Reuters juga melaporkan bahwa kontributor lainnya, Hatem Khaled, seorang fotografer, terluka.
  • Moaz Abu Taha: Seorang jurnalis lepas yang bekerja untuk sejumlah media Palestina dan internasional, termasuk sesekali berkontribusi untuk Reuters dan NBC, juga tewas.
  • Ahmad Abu Aziz: Seorang reporter lepas untuk situs berita Tunisia dan Maroko, serta Quds Network, meninggal dunia karena luka parah yang dideritanya dalam serangan Israel.

Rekaman dari lokasi menunjukkan asap mengepul di udara dan puing-puing berserakan di luar rumah sakit. Warga Palestina terlihat membawa mayat berlumuran darah dan potongan tubuh ke kompleks medis. Salah satu mayat bahkan terlihat tergantung di lantai atas gedung yang menjadi sasaran.

Baca Juga:

Tanggapan Israel dan Kecaman Internasional

Tanggapan Israel dan Kecaman Internasional

Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel “sangat menyesalkan” apa yang mereka sebut sebagai “kecelakaan tragis” atau “insiden tragis”. Pemerintah Israel menegaskan bahwa pihaknya menghargai kerja keras jurnalis dan tenaga medis, serta menekankan bahwa perang yang mereka lakukan ditujukan melawan Hamas, bukan terhadap pihak sipil. Militer Israel (IDF) mengakui telah melakukan serangan di area Rumah Sakit Nasser, dan Kepala Staf Umum telah memerintahkan penyelidikan terkait peristiwa tersebut.

IDF juga menegaskan bahwa pihaknya tidak menargetkan jurnalis dan selalu berusaha meminimalisasi kerugian terhadap individu yang tidak terlibat. Namun, klaim ini dibantah keras oleh Al Jazeera maupun Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ). Serangan tersebut memicu kecaman luas dari berbagai pihak internasional. Serikat Jurnalis Palestina bersama Asosiasi Pers Asing (FPA) menyebut insiden itu sebagai “serangan Israel paling mematikan terhadap jurnalis internasional sejak perang Gaza dimulai”.

Mereka menuntut penjelasan segera dari IDF dan Kantor Perdana Menteri Israel, sekaligus menyerukan penghentian praktik yang dianggap sengaja menargetkan jurnalis. Selain itu, mereka menyoroti bahwa Israel terus memblokir akses independen jurnalis internasional ke Gaza.Kementerian Luar Negeri Swiss juga menyampaikan kecaman keras, menegaskan bahwa warga sipil dan infrastruktur sipil harus dilindungi setiap saat sesuai hukum humaniter internasional. Reporters Without Borders (RSF) turut mengecam keras dan mendesak Dewan Keamanan PBB segera mengambil langkah untuk menghentikan pembunuhan jurnalis.

RSF menuduh bahwa lima jurnalis Palestina sengaja dijadikan target militer Israel. Direktur Jenderal RSF, Thibaut Bruttin, menegaskan bahwa lebih dari 200 jurnalis telah tewas oleh tentara Israel sejak Oktober 2023, dengan sedikitnya 56 orang terbunuh akibat pekerjaan mereka. Ia juga menyoroti bahwa Israel mengabaikan Resolusi 2222 Dewan Keamanan PBB yang secara khusus melindungi jurnalis di wilayah konflik.

Kondisi Rumah Sakit di Gaza

Rumah Sakit Nasser merupakan salah satu fasilitas kesehatan terakhir di Gaza yang sebagian masih berfungsi. Serangan Israel terhadap rumah sakit di Gaza bukanlah hal baru. Beberapa rumah sakit lain, seperti Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara, juga terpaksa berhenti beroperasi karena serangan Israel yang intensif. Direktur Rumah Sakit Indonesia, Dr. Marwan al-Sultan, bahkan tewas dalam serangan udara Israel bersama istri dan anak-anaknya.

Sektor kesehatan di Gaza berada di ambang kehancuran total akibat blokade dan serangan Israel. Kelompok hak asasi dan pakar PBB menuduh Israel secara sistematis menghancurkan sistem perawatan kesehatan Gaza. Dan penargetan terhadap rumah sakit, tenaga medis, serta pasien dikategorikan sebagai kejahatan perang di bawah Konvensi Jenewa 1949.

Militer Israel sering menuduh Hamas menggunakan rumah sakit sebagai pusat komando dan kendali. Namun tuduhan ini belum terbukti dan telah dibantah oleh otoritas kesehatan Gaza serta PBB.Sejak Oktober 2023, Israel telah menewaskan hampir 62.700 warga Palestina dalam serangan brutal di Gaza, dan wilayah tersebut kini menghadapi kelaparan. PBB dan berbagai organisasi kemanusiaan terus mengkritik memburuknya kondisi kemanusiaan di Gaza dan mendesak perlindungan bagi rumah sakit serta pengiriman bantuan medis dan bahan bakar.

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca informasi tentang, Serangan Israel di rumah sakit Gaza, semoga informasi yang diberikan bermanfaat. Jangan ragu datang kembali untuk mengetahui lebih banyak lagi informasi viral yang ada di POS VIRAL.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari Kompas.com
  2. Gambar Kedua dari Hukumonline.com
Tele Grup
Channel WA
Grup FB
Search