Tragedi mengguncang Gaza saat Direktur Rumah Sakit Indonesia, Dr. Marwan Al-Sultan, tewas akibat serangan rudal Israel yang menghantam langsung kamarnya.
Serangan tersebut terjadi saat konflik di wilayah tersebut kembali memanas, menewaskan sejumlah warga sipil lainnya. Dr. Marwan dikenal sebagai sosok yang berdedikasi tinggi dalam memberikan pelayanan medis di tengah situasi perang. Kematian beliau mengejutkan dan menyayat hati banyak pihak, termasuk masyarakat Indonesia.
Rumah Sakit Indonesia sendiri telah lama menjadi simbol kemanusiaan di Gaza, namun kini justru menjadi target dalam konflik yang belum berujung ini. Dibawah ini POS VIRAL akan membahas secara rinci mengenai Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza Tewas kena Serangan Rudal Israel.
Profil Dokter Marwan Al-Sultan
Dr. Marwan Al-Sultan adalah seorang ahli jantung ternama yang memiliki banyak pengalaman di berbagai rumah sakit. Kementerian Kesehatan Palestina menggambarkan Marwan sebagai individu yang penuh belas kasih dan menjadi “simbol dedikasi, keteguhan, dan ketulusan, selama situasi yang paling sulit dan saat-saat yang paling berat”.
Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia, organisasi yang mengumpulkan donasi untuk pembangunan RS Indonesia, menyebut Al-Sultan sebagai “dokter kemanusiaan sejati” yang “tanpa henti memimpin Rumah Sakit Indonesia di bawah situasi yang sulit, menyediakan layanan medis penting bagi rakyat Palestina meskipun terus-menerus menghadapi ancaman serangan udara Israel dan keterbatasan sumber daya yang parah”.
Meskipun Israel memblokade rumah sakit tersebut pada Desember 2024, Dr. Al-Sultan tetap berada di Gaza utara dan bahkan kembali ke meja operasi selama gencatan senjata pada Januari 2025. Selama kepemimpinannya, Al-Sultan menjalin kerja sama dengan berbagai badan kemanusiaan internasional dari negara-negara seperti Inggris, Belanda, Belgia, Kanada, dan Spanyol. MER-C menyatakan bahwa “Rumah Sakit Indonesia menjadi pusat perawatan kesehatan yang vital, bukan target militer seperti yang dituduhkan secara keliru oleh narasi Israel”.
Dr. Al-Sultan juga merupakan sumber informasi utama dari Gaza, yang melaporkan kondisi warga Palestina di wilayah utara yang terkepung. Ia berulang kali menyerukan kepada komunitas internasional untuk mendesak keselamatan tim medis, terutama ketika tentara Israel mengepung atau menyerang rumah sakit. Beberapa pekan sebelum wafat, Al-Sultan sempat berbicara kepada The Guardian mengenai situasi kritis yang dia hadapi di Rumah Sakit Indonesia. Dengan banyaknya korban sipil akibat peningkatan serangan Israel pada Mei 2025.
POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Direktur RS Indonesia di Gaza Tewas dalam Serangan Israel
Dokter Marwan Al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza dan seorang ahli kardiologi intervensional, meninggal dunia dalam serangan rudal Israel pada 2 Juli 2025. Serangan ini menghantam kediamannya di kawasan Tal al-Hawa, sebelah barat daya Kota Gaza.
Putri Al-Sultan, Lubna, mengatakan bahwa rudal jet tempur F-16 menargetkan langsung kamar ayahnya. “Persis di tempat dia berada, tepat mengarah kepadanya,” kata Lubna kepada kantor berita Associated Press. Ia menambahkan, “Semua kamar di rumah itu utuh kecuali kamarnya yang terkena rudal”. Jenazah Dr. Marwan, istrinya, dan anak-anaknya kemudian dipindahkan ke RS Al-Shifa di Gaza.
Baca Juga:
Kondisi Rumah Sakit Indonesia di Gaza
Rumah Sakit Indonesia di Gaza dibangun sejak 2011 dengan dana donasi dari masyarakat serta organisasi seperti. Palang Merah Indonesia dan Muhammadiyah, yang dikumpulkan oleh Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C). Namun, rumah sakit ini saat ini dinyatakan tidak lagi beroperasi. Menurut PBB, penyebabnya adalah “serangan Israel yang berulang dan kerusakan struktural yang berkelanjutan”. PBB juga melaporkan bahwa tidak ada lagi rumah sakit yang berfungsi di wilayah Gaza utara, termasuk Rumah Sakit Indonesia.
Meskipun militer Israel (IDF) mengakui telah melancarkan serangan ke rumah sakit tersebut. Dengan alasan bahwa rumah sakit itu merupakan bagian dari “infrastruktur kelompok teror,” tuduhan ini telah berulang kali dibantah oleh otoritas kesehatan Gaza, kelompok pekerja medis lintas negara, dan PBB.
Bahkan, Direktur Rumah Sakit Al-Shifa, Mohammed Abu Selmia, menyatakan duka mendalam atas kepergian Al-Sultan. Menyebutnya sebagai salah satu dari dua dokter jantung yang tersisa di Gaza. Dan mengkhawatirkan ribuan pasien jantung yang akan menderita akibat pembunuhan ini.
Reaksi Internasional dan Kondisi Kemanusiaan di Gaza
Kematian Dr. Marwan Al-Sultan telah memicu kecaman internasional, termasuk dari Pemerintah Indonesia. Kementerian Luar Negeri Indonesia mengecam serangan Israel yang menewaskan dokter Al-Sultan dan keluarganya. Serta mengapresiasi jasa komitmen dan perjuangan beliau bagi kemanusiaan serta bagi perdamaian di Palestina.
Organisasi Healthcare Workers Watch (HWW) mencatat bahwa Dr. Marwan Al-Sultan adalah petugas kesehatan ke-70 yang tewas akibat serangan Israel dalam 50 hari terakhir. HWW juga melaporkan bahwa Israel telah membunuh 70 tenaga medis di Gaza dalam 50 hari terakhir saja, termasuk perawat kepala di RS Indonesia dan perawat kepala pada RS Anak Al-Nasser.
Medical Aid for Palestinian (MAP) menyebut setidaknya 1.400 tenaga kesehatan tewas oleh serangan Israel sejak Oktober 2023. Para pakar PBB, merujuk hukum internasional, menyatakan bahwa serangan terhadap fasilitas dan tenaga medis mengarah pada kejahatan perang.
Protes Internasional dan Situasi Rudal Terbaru
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa setidaknya 139 orang tewas akibat operasi militer Israel dalam 24 jam sebelum tengah hari pada Rabu (2/7/2025) di seluruh Gaza. Di daerah al-Mawasi di Khan Younis, yang dinyatakan sebagai “zona aman” oleh militer Israel, sedikitnya lima orang tewas, termasuk anak-anak yang terluka dalam serangan ke tenda pengungsian. PBB menyebutkan bahwa 80% wilayah Gaza adalah zona militer Israel atau berada di bawah perintah evakuasi.
Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Suhu di Gaza dalam beberapa hari terakhir mencapai 30 derajat Celsius, dan banyak warga yang tidak memiliki tempat tinggal kini hidup di tenda-tenda, berjuang untuk tetap sejuk tanpa listrik, kipas angin, dan akses air yang terbatas. Rachel Cummings dari Save the Children melaporkan bahwa banyak anak-anak di Gaza “berharap untuk mati” agar dapat bersama orang tua mereka yang telah terbunuh atau untuk mendapatkan makanan dan air.
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca informasi tentang. Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza Tewas kena Serangan Rudal Israel, semoga informasi yang diberikan bermanfaat. Jangan ragu datang kembali untuk mengetahui lebih banyak lagi informasi viral yang ada di POS VIRAL.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama Dari Alkhairaat.com
- Gambar Kedua Dari Antaranews.com