Kapal bantuan kemanusiaan yang membawa aktivis iklim Greta Thunberg berlayar menuju Gaza Palestina dengan misi mulia mematahkan blokade Israel.
Dalam perjalanan penuh risiko ini, Greta dan 11 aktivis lain membawa pasokan penting sekaligus mengangkat suara perjuangan kemanusiaan di tengah krisis yang melanda warga Gaza. Misi ini menggugah hati dunia, menunjukkan keberanian dan solidaritas global demi keadilan dan bantuan bagi rakyat yang tengah menghadapi penderitaan mendalam di Gaza.
Dibawah ini POS VIRAL akan membahas mengenai tentang Kapal Bantuan Greta Thunberg Berlayar ke Gaza Palestina.
Ancaman dan Hambatan dari Israel
Misi kemanusiaan ini menghadapi ancaman serius dari Israel yang berencana memblokir kapal bantuan tersebut. Israel secara tegas menyatakan akan mencegah armada Kapal Madleen mencapai Gaza dan menginstruksikan militer untuk menghentikan kapal tersebut. Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, menyatakan, “Saya menginstruksikan militer mencegah armada Kapal Madleen mencapai Gaza” dan memperingatkan kapal tersebut untuk putar balik karena mereka “tidak akan sampai ke Gaza”.
Israel menuduh Greta Thunberg dan aktivis lainnya sebagai “corong propaganda Hamas” dan menegaskan bahwa blokade laut Gaza ditujukan untuk mencegah pengiriman senjata ke Hamas. “Israel tidak akan mengizinkan siapa pun untuk menembus blokade laut Gaza demi mencegah senjata untuk Hamas,” tegas Menteri Pertahanan Benny Gantz.
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Situasi Komunikasi di Kapal Madleen
Kondisi kapal dan para aktivis yang berada di dalamnya juga sangat menantang. Komite Internasional Mendobrak Pengepungan di Gaza mengungkapkan bahwa Israel telah memblokir komunikasi kapal dan lokasi kapal Madleen. Seorang aktivis yang ikut dalam kapal itu, Yasemin Acar, menyatakan isu ini dengan tegas: “Jika Anda tidak mendapatkan kabar dari kami dalam beberapa jam ke depan, itu artinya kami telah dipisahkan dari dunia… Ingatlah kami melakukan ini untuk Gaza”.
Baca Juga:
Peserta Misi dan Tujuan Bantuan
Dalam kapal Madleen terdapat 12 aktivis dari berbagai negara, termasuk Greta Thunberg sebagai ikon aktivis perubahan iklim asal Swedia. Selain Greta, terdapat juga Rima Hassan, anggota parlemen Eropa berkebangsaan Prancis-Palestina, Baptiste Andre dari Prancis, Thiago Avila dari Brasil, Omar Faiad dari Prancis, dan beberapa aktivis dari Prancis, Turki, Spanyol, dan Belanda.
Misi ini membawa berbagai bantuan kemanusiaan berupa makanan, obat-obatan. Serta kebutuhan medis seperti kruk, prostetik untuk anak-anak yang diamputasi, dan filter air. Seorang aktivis dari Brasil, Thiago Avila, mengungkapkan, “Kami membawa semua bantuan yang kami bisa. Kami membawa prostetik untuk anak-anak yang diamputasi. Kami membawa filter air dan segala hal lain yang kami bisa, tetapi, tentu saja, itu hanyalah setetes air di lautan untuk kebutuhan Gaza”.
Latar Belakang dan Serangan Sebelumnya
Ini bukan kali pertama upaya pengiriman bantuan ke Gaza melalui laut menghadapi penolakan dan serangan. Bulan sebelumnya, kapal Conscience yang membawa bantuan serupa juga mengalami serangan drone di perairan internasional lepas pantai Malta, yang mengakibatkan kapal tersebut ditinggalkan dan ditolak berlabuh di sejumlah negara sebelum akhirnya mendapat bantuan perbaikan dari Malta.
Sejarah insiden serupa juga terjadi pada tahun 2010, ketika kapal Mavi Marmara dicegat oleh pasukan komando Israel. Menyebabkan kematian sepuluh aktivis asal Turki dan luka-luka pada tentara Israel dalam konfrontasi tersebut. Misi saat ini mengingatkan pada insiden mematikan itu.
Reaksi Internasional dan Dampak Politik
Kapal Madleen berlayar sejak 1 Juni 2025 dari Catania, Sisilia, menuju Gaza di bawah koordinasi Freedom Flotilla Coalition. Pemerintah Perancis dan Inggris memantau situasi ini dengan intens, khususnya terkait dengan warga negara mereka yang ikut dalam kapal tersebut. Seorang diplomat Perancis menyatakan Pemerintahnya siap membantu warga Perancis jika diperlukan. Sementara Inggris menegaskan penolakan mereka untuk mencabut izin penggunaan bendera Inggris pada kapal tersebut. Sembari mendesak Israel untuk memastikan keselamatan kapal dan seluruh awaknya.
Kritik internasional meningkat seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza akibat blokade dan operasi militer Israel. Aktivis dan masyarakat sipil yang tergabung dalam Freedom Flotilla menolak blokade ini dan mendesak akses bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza yang sangat membutuhkan, terutama dalam menghadapi krisis pangan yang mengancam jiwa banyak orang di wilayah tersebut.
Kesimpulan
Misi ini menjadi simbol kuat dari perjuangan melawan blokade dan penolakan akses terhadap bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh warga Gaza. Aktivis dalam kapal Madleen menunjukkan keberanian dan solidaritas global untuk mengatasi penderitaan yang dialami rakyat Palestina. Mereka berharap bahwa kedatangan kapal ini akan membawa secercah harapan dan bantuan yang sangat dibutuhkan di tengah krisis yang sedang berlangsung.
Kapal Madleen diperkirakan akan mencapai Gaza pada Senin pagi waktu setempat. Dan dalam beberapa jam ke depan menjadi momen paling penting bagi para aktivis dan warga Gaza yang menunggu bantuan tersebut. Pengiriman ini mendapat perhatian besar dunia dan menjadi ujian nyata terhadap komitmen kemanusiaan di tengah ketegangan geopolitik yang ada.
Terima kasih telah mengisi waktu anda untuk mengetahui informasi tentang. Kapal Bantuan Greta Thunberg Berlayar ke Gaza Palestina di POS VIRAL kami akan memberikan banyak lagi informasi lainnya.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar pertama dari CNN Indonesia
- Gambar kedua dari SINDOnews.com