Baru-baru ini terdapat berita yang mengejutkan oleh sebuah kasus anak 12 tahun disekap dan diperkosa di Makassar, Sulawesi Selatan.
Kasus ini bukan hanya menyoroti tindakan kejam seorang pria, tetapi juga menggugah perhatian masyarakat akan perlunya perlindungan yang lebih baik bagi anak-anak. Bagaimana bisa seorang anak seusia itu menjadi korban, dan apa yang terjadi selanjutnya? Mari kita selami lebih dalam kejadian memilukan ini.
Latar Belakang Kasus
Peristiwa tragis ini berlangsung pada Kamis, 10 April 2025, sekitar pukul 01.00 WITA, ketika seorang anak perempuan berusia 12 tahun sedang berjualan kerupuk di Jalan Hertasning, Makassar. Di tengah aktivitasnya, korban didatangi oleh seorang pria tak dikenal yang mengendarai sepeda motor.
Dalam upaya untuk membujuk dan memikat korban, pelaku berpura-pura ingin membeli dagangan kerupuknya. Untuk menarik perhatian anak tersebut, pelaku sengaja mengiming-imingi janji manis berupa uang, serta membelikan baju baru dan beras. Modus operandi ini menunjukkan betapa liciknya pelaku dalam memanfaatkan situasi rentan yang dihadapi korban.
Situasi korban yang tidak berdaya dan naif membuatnya mudah terpengaruh. Tanpa menyadari niat jahat pelaku, anak tersebut akhirnya mengikuti ajakan pria tersebut. Begitu berada di dekat pelaku, tindakan kejam pun dimulai. Faktor lingkungan yang tidak aman, ditambah dengan ketidakwaspadaan anak-anak terhadap orang asing, semakin memperparah kondisi.
Modus Operandi Pelaku
Dalam kejahatan ini, pelaku menggunakan strategi penipuan yang cukup licik. Dengan berpura-pura ingin membeli dagangan korban, pelaku berhasil memancingnya untuk mengikuti. Hal ini menunjukkan betapa berhati-hatinya orang tua harus terhadap orang asing, terutama mengenai anak-anak yang berjualan di jalanan. Setelah berhasil membujuk korban, pelaku membawanya ke kos di Jalan Batua, tempat di mana tragedi itu terjadi.
Setelah tiba di kamar kos, pelaku langsung mengambil tindakan brutal. Tangan dan kaki korban diikat, dan mulutnya disumbat. Dengan cara ini, pelaku berusaha untuk meminimalisasi kemungkinan korban melarikan diri atau meminta bantuan. Ketidakberdayaan anak di tangan pelaku ini sangat mengkhawatirkan dan menggugah kepedulian sosial.
POSVIRAL hadir di saluran wahtsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Amukan Keluarga Korban
Akibat kejadian itu, keluarga korban sempat mendatangi kamar kos pelaku. Namun, pelaku telah berhasil melarikan diri lebih dulu. Keluarga korban penyekapan dan pemerkosaan mengamuk dan nyaris merusak kamar kos pelaku di Jalan Batua, Kecamatan Manggala, Makassar, setelah mengetahui anak perempuan 12 tahun menjadi korban.
“Keluarganya datang mengamuk setelah korban melapor ke orang tuanya. Tapi, pelaku sudah melarikan diri dari kamar kosnya,” kata Makmur. Makmur mengatakan bahwa korban disekap selama dua hari oleh pelaku di kamar kosnya. “Korban disekap dua hari satu malam. Korban berhasil kabur pada Jumat siang. Kemudian menceritakan ke orang tuanya,” jelasnya.
Akibat kejadian itu, korban dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis dengan kondisi sekujur tubuhnya penuh luka lebam. “PPA sudah berikan penanganan dan ini menunggu proses di rumah sakit, apa kebutuhan mereka, nanti dari PPA mensupport kebutuhan mereka dengan memberikan dukungan ke orang tua, karena kemarin sudah dilapor, dilapor di Polres dan sudah di visum di RS Bhayangkara,” pungkasnya.
Sementara itu, Kanit PPA Polrestabes Makassar, Iptu Arianto mengatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan keluarga korban. “Iya, ada kemarin laporan masuk,” kata Arianto. Arianto mengaku belum mengetahui pasti kronologis kejadian tersebut. Namun, kasus ini masih dalam penyelidikan. “Korban masih dalam tahap pemulihan, belum kami interogasi mendalam,” ujarnya.
Dampak Emosional dan Fisik Pada Korban
Selama dua hari satu malam, korban dikeroyok dan diperkosa berkali-kali oleh pelaku.Menurut Ketua Tim Reaksi Cepat (TRC) UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Makassar, Makmur, pelaku melakukan aksinya setidaknya lima kali selama periode tersebut. Selain itu, korban juga menderita berbagai luka fisik hasil pemeriksaan medis menunjukkan bahwa bagian belakang dan kepala korban mengalami memar akibat pukulan pelaku.
Bahkan, pelaku sempat membenturkan kepala korban ke tembok dan menggigit bagian tubuhnya saat melancarkan aksi bejatnya. Kondisi fisik dan emosional korban pastinya akan mempengaruhi mentalnya di masa depan. Trauma yang dialami akibat kejadian ini tak hanya akan menyisakan bekas fisik, tetapi juga luka batin yang mungkin sulit untuk sembuh.
Dalam banyak kasus, anak-anak yang mengalami kekerasan seksual sering kali menghadapi masalah kesehatan mental yang berkepanjangan, seperti depresi, kecemasan, dan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder).
Pelarian Korban
Korban berhasil melarikan diri dari cengkeraman pelaku saat kesempatan itu muncul, yaitu saat pelaku menjalankan ibadah salat Jumat. Kesempatan ini menjadi momen penting dalam hidup korban, di mana keberanian dan keinginan untuk bebas akhirnya terwujud. Ia berusaha mengatur rencana pelarian dalam situasi yang sangat berbahaya dan menegangkan.
Setelah berhasil kabur, korban tidak langsung pergi jauh. Ia menemui orang tuanya dan melaporkan kejadian yang menimpa dirinya. Langkah ini memberikan harapan bahwa meskipun begitu banyak kekejaman yang dialami, ada jalan untuk mendapatkan kembali kekuatan dan dukungan dari keluarga.
Baca Juga:
Reaksi Masyarakat dan Lembaga Terkait
Kejadian ini memicu reaksi beragam dari masyarakat setempat dan lembaga perlindungan anak. Pihak kepolisian meminta semua masyarakat untuk lebih waspada terhadap anak-anak, terutama yang berjualan di pinggir jalan. Penanganan cepat dari Tim Reaksi Cepat (TRC) UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak menunjukkan pentingnya respons yang cepat dan tepat dalam kasus-kasus kekerasan terhadap anak.
Masyarakat juga diingatkan untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Memperhatikan keberadaan anak-anak di sekitar tempat umum dan memberikan perhatian ekstra merupakan langkah-langkah preventif yang bisa diambil untuk menghindari kejadian serupa. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci dalam menanggulangi masalah kekerasan terhadap anak.
Upaya Hukum Terhadap Pelaku
Setelah laporan dari korban masuk ke pihak berwajib, langkah hukum terhadap pelaku pun mulai diambil. Tim penyidik melakukan penyelidikan intensif untuk mencari pelaku dan memastikan keadilan bagi korban. Pihak kepolisian diharapkan dapat segera menangkap pelaku guna mencegah tindakan serupa terjadi di masa depan.
Dalam kasus seperti ini, penting untuk memberikan hukuman yang setimpal agar memberi efek jera kepada pelaku kejahatan serupa. Melalui proses hukum yang transparan dan adil, diharapkan dapat memberikan kepercayaan lebih kepada masyarakat akan sistem peradilan dan perlindungan anak.
Perlunya Kesadaran dan Pendidikan Tentang Kekerasan Anak
Untuk mencegah kejadian serupa, penting agar orang tua dan masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi mengenai bahaya kekerasan terhadap anak. Pendidikan tentang keamanan dan cara melindungi diri harus diperkenalkan sedini mungkin kepada anak-anak. Anak-anak perlu diajarkan tentang:
- Pengenalan terhadap orang asing: Mengajarkan anak untuk tidak berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal, terutama yang menawarkan imbalan yang tampak menarik.
- Cara meminta bantuan: Memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang siapa yang bisa mereka hubungi dalam situasi darurat, seperti petugas polisi, guru, atau orang dewasa yang tepercaya.
- Keterampilan berkomunikasi: Anak-anak perlu diajarkan bagaimana cara mengungkapkan perasaan dan pengalaman mereka, terutama jika ada situasi yang membuat mereka merasa tidak aman.
Kesimpulan
Kasus anak 12 tahun disekap dan diperkosa di Makassar ini merupakan pengingat tragis tentang perlunya perlindungan maksimal bagi anak-anak di masyarakat. Setiap anak berhak hidup dalam lingkungan yang aman dan terlindungi dari segala bentuk kekerasan dan penyalahgunaan.
Melalui kolaborasi antara masyarakat, lembaga perlindungan anak, dan penegakan hukum, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak. Mari kita semua berperan aktif dalam melindungi anak-anak di sekitar kita dan memastikan mereka tumbuh dalam kondisi yang baik dan aman.
Penting untuk selalu bersuara dan bertindak demi kebaikan generasi mendatang. Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi viral terupdate lainnya hanya di POS VIRAL.
Sumber Informasi Gambar:
1. Gambar Pertama dari detiknews.com
2. Gambar Kedua dari bandung.viva.co.id