Tuesday, June 17POS VIRAL
Shadow

Kisah Tragis Warga Deli Serdang Terjebak Kerja di Kamboja, Dijanjikan Kerja di Malaysia!

Warga Deli Serdang terjebak kerja di Kamboja setelah dijanjikan kerja sebagai pramusaji di Malaysia oleh agen yang tidak bertanggung jawab.

Kisah Tragis Warga Deli Serdang Terjebak Kerja di Kamboja, Dijanjikan Kerja di Malaysia!

Sonya Pratiwi Sitorus dan keponakannya berangkat ke luar negeri dengan harapan mendapatkan pekerjaan yang layak. Namun mereka justru dipaksa bekerja di perusahaan scam daring di Kamboja tanpa menerima gaji. Setelah kehilangan kontak, Sonya menghubungi keluarganya dari kantor polisi di Kamboja. Kini, mereka masih menunggu proses pemulangan dengan dukungan dari BP3MI dan Kedutaan Besar Indonesia. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran POS VIRAL.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Janji Manis Kerja di Malaysia yang Menggiurkan

Sonya Fratiwi Sitorus, seorang perempuan berusia 27 tahun asal Desa Sekip, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Mendapat tawaran kerja yang menggiurkan dari seorang agen bernama Darwin. Tawaran itu adalah menjadi pramusaji di restoran di Malaysia dengan janji gaji yang besar dan kehidupan yang lebih baik.

Tawaran tersebut didengar Sonya ketika ia mengenal agen itu saat bekerja di kantin Bandara Kualanamu. Karena tergiur dengan peluang tersebut, Sonya memutuskan mengajak keponakannya, Rama Putra (27 tahun), untuk berangkat bersama pada Desember 2024. Keduanya berangkat dari Bandara Kualanamu dengan harapan mendapat pekerjaan halal dan layak di Malaysia.

POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL

Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

aplikasi nonton bola shotsgoal apk

Perjalanan dan Kehilangan Kontak yang Mencemaskan

Sonya Pratiwi Sitorus bersama keponakannya, Rama Putra, berangkat dari Bandara Kualanamu, Deli Serdang, pada Desember 2024 dengan harapan bekerja sebagai pramusaji di Malaysia. Tawaran tersebut datang dari seorang agen yang dikenal Sonya saat bekerja di kantin bandara. Namun, selepas keberangkatan, komunikasi antara Sonya dengan keluarganya tiba-tiba terputus, menimbulkan kekhawatiran mendalam bagi keluarga terutama untuk ibunya, Juniar Nasution.

Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada 10 Februari 2025, Sonya berhasil menghubungi keluarganya dan memberi kabar bahwa dirinya berada di kantor polisi Kamboja. Hal ini mengejutkan keluarga karena jauh dari pekerjaan yang dijanjikan di Malaysia.

Dari situ terungkap bahwa Sonya dan Rama terjebak di Kamboja dan dipaksa bekerja di perusahaan scam daring, tanpa menerima gaji, serta dalam kondisi kehilangan kebebasan. Keluarga pun membawa kasus ini ke instansi terkait untuk mendapatkan bantuan pemulangan.

Baca Juga: 

Terjebak Dalam Perusahaan Scam di Kamboja

Terjebak Dalam Perusahaan Scam di Kamboja

Sesampainya di Kamboja, Sonya dan Rama terjebak dalam lingkungan kerja yang buruk dan ilegal. Mereka dipaksa melakukan aktivitas penipuan secara daring yang membuat banyak warga Indonesia menjadi korban. Selama bekerja di perusahaan ini, Sonya dan rekan-rekannya tidak pernah menerima gaji sama sekali.

Selain Sonya, ada 15 laporan lain yang berhasil diterima oleh Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Medan sejak Januari hingga Mei 2025 terkait modus serupa. Dengan didominasi oleh warga asal Langkat, Deli Serdang, dan Medan.

Modus operandi penipuan ini sangat memaksa para korban untuk menjalankan aksi penipuan daring. Seperti membuat akun palsu dan menggoda calon korban untuk ikut dalam investasi bodong. Tekanan dari perusahaan yang membuat mereka terjebak dan tidak bebas keluar dari situasi tersebut menambah penderitaan para korban.

Upaya Pelaporan dan Penyelamatan di Kamboja

Setelah beberapa waktu bekerja tanpa bayaran dan sadar telah terjebak dalam situasi yang sangat merugikan. Sonya dan rekannya mengadukan nasib mereka ke pihak kepolisian setempat. Polisi Kamboja pun turun tangan untuk mengamankan Sonya dan kawan-kawan korban lainnya. Saat ini Sonya dan Rama masih berada di Kamboja dalam kondisi sehat dan menunggu proses pemulangan ke Indonesia melalui kerja sama BP3MI Medan dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh.

Meskipun sudah ada usaha penyelamatan, keluarga Sonya dan para korban lainnya masih menunggu kepastian kapan mereka bisa kembali ke tanah air. Juniar Nasution mengungkapkan harapannya agar putrinya segera pulang dan kembali berkumpul bersama keluarga di Desa Sekip.

Modus Penipuan yang Menjerat Banyak Warga di Sumatera Utara

Kasus Sonya bukanlah satu-satunya. Selama beberapa bulan awal 2025, BP3MI Medan telah menerima lebih dari 15 laporan dari korban dengan modus penipuan yang hampir sama. Mereka umumnya dijanjikan pekerjaan di Malaysia, namun justru dibawa ke Kamboja untuk menjadi bagian dari perusahaan scam daring. Mayoritas dari mereka berasal dari daerah Langkat, Deli Serdang, dan Medan.

Fenomena ini merupakan contoh nyata dari tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang memakai modus iming-iming gaji besar dan pekerjaan yang legal di luar negeri untuk memperdaya masyarakat. Hal ini menjadi perhatian serius dari pemerintah dan kementerian terkait karena dampaknya sangat merugikan para pekerja migran yang terjerat dalam bisnis ilegal tersebut.

Harapan dan Langkah Pencegahan ke Depan

Keluarga korban seperti Juniar Nasution terus berharap agar putrinya dan para korban lainnya dapat segera dipulangkan dengan selamat dan memperoleh perlindungan yang layak. Pihak BP3MI Medan bersama KBRI di Kamboja terus bekerja keras memfasilitasi proses pemulangan dan penyelamatan korban TPPO ini agar tidak terjerumus lebih jauh ke dalam perdagangan manusia dan penipuan daring.

Pemerintah juga tengah menyusun strategi untuk memberantas kasus penipuan dengan modus tawaran gaji besar dan kerja ilegal di luar negeri. Khususnya di negara-negara seperti Kamboja, Myanmar, dan Thailand. Sosialisasi, pengawasan perekrutan tenaga kerja, dan edukasi masyarakat menjadi agenda penting agar calon pekerja migran tidak terjebak dalam jebakan penipuan.

Kesimpulan

Kisah Sonya Fratiwi Sitorus dari Deli Serdang menggambarkan bahaya nyata tindak pidana perdagangan orang melalui modus penipuan kerja di luar negeri. Janji kerja sebagai pramusaji di Malaysia berakhir dengan Sonya dan keponakannya dipaksa bekerja di perusahaan scam daring di Kamboja tanpa menerima gaji dan dalam kondisi terkurung.

Kasus warga Deli Serdang terjebak kerja di Kamboja ini menunjukkan maraknya penipuan serupa yang menimpa banyak pekerja migran Indonesia, terutama dari Sumatera Utara. Upaya pemulangan korban terus dilakukan oleh BP3MI dan KBRI dengan harapan mereka dapat kembali ke tanah air dengan selamat. Pencegahan dan edukasi menjadi kunci menghindari kasus serupa di masa depan. Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap hanya di POS VIRAL.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari nasional.kompas.com
  2. Gambar Kedua dari tribratanews.polri.go.id

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tele Grup
Channel WA
Grup FB
Search