Thursday, April 17POS VIRAL
Shadow

Ilmuan AS Berhasil Ciptakan Serigala Purba Hidup Kembali Dari Rekayasa Genetika

Sejarah konservasi dan bioteknologi mencatat momen monumental dimana serigala purba hidup kembali dari rekayasa genetika yang melahirkan tiga anak serigala purba (dire wolf).

Serigala Purba Hidup Kembali Dari Rekayasa Genetika Perusahaan Bioteknologi AS

Pencapaian ini, yang diklaim sebagai de-extinction pertama di dunia, menandai tonggak penting dalam upaya menghidupkan kembali spesies yang telah punah selama ribuan tahun. Colossal Biosciences, perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat yang sebelumnya dikenal dengan proyek ambisius menghidupkan mammoth berbulu, berhasil mewujudkan mimpi yang tampaknya mustahil ini.

Namun, di balik euforia kebangkitan serigala purba, muncul berbagai pertanyaan etis, ekologis, dan praktis yang perlu dipertimbangkan secara cermat.

Kelahiran Serigala Purba Hasil Rekayasa Genetika

Serigala purba (Aenocyon dirus), spesies karnivora besar yang pernah mendiami Amerika Utara dan punah sekitar 12.500 tahun lalu, kini kembali hadir di dunia. Spesies ini lebih besar dari serigala abu-abu (Canis lupus) dan memiliki gigi yang kuat, serta lolongan yang khas. Dire wolf juga populer karena menjadi inspirasi “Ghost”, serigala milik Jon Snow dalam serial Game of Thrones.

Ben Lamm, CEO Colossal Biosciences, mengungkapkan kegembiraannya atas pencapaian ini: “Tim kami mengambil DNA dari gigi berusia 13.000 tahun dan tengkorak berusia 72.000 tahun, dan menghasilkan anak-anak serigala purba yang sehat.” Lamm menambahkan, “Dulu pernah dikatakan bahwa ‘teknologi yang cukup maju tidak bisa dibedakan dari sihir.’ Hari ini, tim kami memperlihatkan sedikit keajaiban yang mereka kerjakan.”

Apakah Ini De-Ekstingsi Pertama?

Colossal menyebutnya sebagai upaya pemulihan kepunahan pertama di dunia, tetapi upaya serupa pernah terjadi pada tahun 2003. Saat itu, ilmuwan Spanyol berhasil mengkloning spesies kambing liar yang telah punah, bucardo (Capra pyrenaica pyrenaica). Sayangnya, bayi itu hanya hidup beberapa menit setelah dilahirkan.

Selain Serigala Kuno, Colossal juga mengumumkan kelahiran dua anak serigala merah kloning. Serigala merah adalah spesies serigala yang paling terancam punah di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi ini memiliki potensi besar dalam mendukung konservasi spesies yang terancam punah.

Selain itu, hanya beberapa bulan sebelum pengumuman ini, Colossal juga memperkenalkan “Mammoth Woolly Rat,” yang memiliki karakteristik serupa dengan bulu tebal mammoth Zaman Es. Ini merupakan langkah maju yang signifikan menuju tujuan perusahaan untuk menghidupkan kembali mamut berbulu pada tahun 2028.

Pencapaian ini telah membuka babak baru dalam dunia hubungan antara manusia, teknologi, dan alam. Kita kini melihat langkah-langkah praktis diambil bukan hanya untuk menyelamatkan spesies yang terancam punah, tetapi juga menghidupkan kembali spesies yang telah lama punah. Pertanyaannya adalah seberapa jauh kita akan melangkah?

Romulus, Remus, dan Calixi

Sebanyak 45 embrio berhasil berkembang, tetapi hanya tiga yang berkembang menjadi anak serigala yang sehat. Anak pertama mereka, Romulus dan Remus, lahir melalui operasi caesar pada 1 Oktober 2024. Beberapa bulan kemudian, Calisi lahir dari ibu lain.

Ketiga anak anjing tersebut memperlihatkan ciri-ciri khas serigala purba, termasuk bulu putih bersih dan lolongan yang dalam. Colossal telah merilis rekaman pertumbuhannya dari bayi menjadi hewan muda, belajar melolong dan berjalan untuk pertama kalinya.

Proses Rekayasa Genetika

Proses de-extinction serigala purba ini terinspirasi dari teknik kloning domba Dolly pada tahun 1996. Namun, karena tidak mungkin mendapatkan sel hidup serigala purba, para ilmuwan Colossal Biosciences harus membangun kembali genom spesies tersebut.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

  • Analisis DNA Fosil: Ekstraksi dan sequencing DNA dari fosil serigala purba berusia ribuan tahun.
  • Perbandingan Genom: Membandingkan DNA serigala purba dengan DNA kerabat terdekatnya yang masih hidup, seperti serigala abu-abu, rubah, dan serigala emas.
  • Identifikasi Perbedaan Kunci: Menemukan 20 perbedaan penting dalam 14 gen yang membedakan serigala purba dari kerabatnya, seperti ukuran tubuh, warna bulu, ukuran gigi, dan suara lolongan.
  • Penyuntingan Gen (CRISPR): Menggunakan teknologi CRISPR untuk menyunting gen serigala abu-abu modern dan memasukkan gen-gen khas serigala purba.
  • Transfer Inti Sel: Memindahkan inti sel dari “sel serigala purba” hasil rekayasa genetika ke dalam sel telur serigala abu-abu yang intinya telah diangkat.
  • Inkubasi Embrio: Mematangkan sel telur yang telah direkayasa di laboratorium hingga menjadi embrio.
  • Interspecies Surrogacy: Menanamkan embrio serigala purba ke dalam rahim anjing domestik, yang secara ilmiah termasuk dalam subspesies serigala abu-abu.

Baca Juga: 

Apa itu Dire Wolf?

Apa itu Dire Wolf?

Dire wolf  (Aenocyon dirus) adalah spesies karnivora besar yang hidup di Amerika Utara dan punah sekitar 12.500 tahun yang lalu. Serigala ini dikenal karena ukuran tubuhnya yang lebih besar daripada serigala abu-abu (Canis lupus), juga karena giginya yang kuat dan lolongannya yang khas.

Spesies ini juga telah menjadi ikon budaya populer, salah satu ikonnya adalah “hantu”, serigala mengerikan yang diperankan Jon Snow dalam Game of Thrones.

Implikasi Konservasi

Keberhasilan menghidupkan kembali serigala purba membuka peluang baru dalam konservasi spesies. Teknologi rekayasa genetika dapat digunakan untuk meningkatkan keanekaragaman genetik spesies yang terancam punah, atau bahkan menghidupkan kembali spesies yang telah punah.

Namun, de-extinction juga menimbulkan tantangan serius. Beberapa di antaranya adalah:

  • Pertimbangan Etis: Apakah etis untuk menghidupkan kembali spesies yang telah punah, dan apakah kita memiliki hak untuk melakukan hal tersebut?
  • Dampak Ekologis: Bagaimana serigala purba akan berinteraksi dengan ekosistem modern, dan apakah mereka akan menjadi spesies invasif yang merusak keseimbangan alam?
  • Kesejahteraan Hewan: Bagaimana kita memastikan kesejahteraan serigala purba yang hidup di lingkungan yang berbeda dari habitat aslinya?
  • Prioritas Konservasi: Apakah “de-extinction” harus menjadi prioritas utama dalam konservasi, atau sebaiknya sumber daya yang ada difokuskan untuk melindungi spesies yang masih hidup dan habitatnya?

Tantangan Ekologis Spesies yang Hilang

Mengintegrasikan kembali serigala purba ke dalam ekosistem modern bukan tanpa risiko. Lingkungan saat ini sangat berbeda dengan lingkungan tempat serigala purba berevolusi. Perubahan iklim, hilangnya habitat, dan kehadiran spesies invasif dapat mempengaruhi kemampuan serigala purba untuk beradaptasi dan bertahan hidup.

Selain itu, ada risiko bahwa serigala purba dapat menjadi spesies invasif baru yang mengganggu keseimbangan ekosistem.

Aspek Batasan Teknologi Rekayasa Genetika

Teknologi rekayasa genetika yang digunakan dalam proyek ini masih memiliki batasan. Meskipun para ilmuwan berhasil membangun kembali sebagian besar genom serigala purba, ada kemungkinan bahwa beberapa informasi genetik penting hilang atau rusak. Selain itu, ekspresi gen dan interaksi antara gen dan lingkungan dapat berbeda pada serigala purba hasil rekayasa genetika dibandingkan dengan serigala purba yang hidup di masa lalu.

Namun, teknologi rekayasa genetika juga memiliki potensi besar untuk konservasi spesies. Teknologi ini dapat digunakan untuk meningkatkan ketahanan spesies terhadap penyakit, perubahan iklim, dan hilangnya habitat. Selain itu, teknologi ini dapat digunakan untuk memulihkan keanekaragaman genetik spesies yang terancam punah.

Kesimpulan

Kelahiran serigala purba hidup kembali dari rekayasa genetika adalah pencapaian luar biasa yang menunjukkan potensi teknologi rekayasa genetika dalam konservasi spesies. Namun, pencapaian ini juga mengingatkan kita akan tanggung jawab kita untuk menggunakan teknologi ini secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Masa depan konservasi spesies tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada nilai-nilai etika, pertimbangan ekologis, dan partisipasi publik. Dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, kita dapat memastikan bahwa kebangkitan serigala purba menjadi langkah positif menuju masa depan yang lebih baik bagi semua makhluk hidup di planet ini.

Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi viral terupdate lainnya hanya di POS VIRAL.


Sumber Informasi Gambar:

1. Gambar pertama dari axios.com
2. Gambar Kedua dari thestatesman.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tele Grup
Channel WA
Grup FB
Search