Tentara Israel menembaki warga Gaza yang kelaparan saat kerumunan massa memadati pusat distribusi bantuan di Rafah, Gaza selatan, menyebabkan beberapa tewas dan puluhan luka-luka
Penyaluran bantuan kemanusiaan di Gaza pada Selasa, 27 Mei 2025, berujung ricuh dan memicu kekerasan yang melukai puluhan warga Palestina. Dalam kericuhan ini, tentara Israel melepaskan tembakan di pusat distribusi bantuan yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), meninggalkan setidaknya tiga orang tewas dan puluhan lainnya terluka serta menciptakan suasana kacau yang memperburuk penderitaan penduduk di wilayah kantong Palestine tersebut. Dibawah ini POS VIRAL akan membahas tentang Tentara Israel Menembaki Warga Gaza.
Latar Belakang Krisis Bantuan Kemanusiaan di Gaza
Blokade yang diberlakukan Israel selama lebih dari dua bulan terhadap Jalur Gaza telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang serius. Warga Gaza, yang berjumlah lebih dari 2 juta orang, menghadapi kelaparan, kekurangan obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya yang mendesak. Setelah sekian lama terputus dari bantuan internasional yang biasa disalurkan melalui PBB dan organisasi kemanusiaan global, pada akhir Mei 2025. GHF mulai mengoperasikan titik-titik distribusi bantuan di wilayah selatan Gaza dengan persetujuan Israel dan Amerika Serikat.
GHF adalah organisasi baru dan kontroversial yang mendapatkan peran utama sebagai distributor bantuan makanan dan medis di Gaza. Namun, keberadaan dan operasional mereka menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat internasional dan lembaga-lembaga kemanusiaan. Banyak pihak, termasuk PBB dan organisasi internasional lainnya, menolak bekerja sama dengan GHF karena dianggap memiliki kedekatan dan pengaruh dari Israel serta Amerika Serikat yang sedang berkonflik langsung di wilayah tersebut.
POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Kericuhan dan Insiden Penembakan
Pada hari penyaluran bantuan, ribuan warga Gaza yang kelaparan berebut bantuan makanan di pusat distribusi GHF di Rafah, bagian selatan Jalur Gaza. Kerumunan yang sangat padat, termasuk wanita dan anak-anak, memicu kondisi penuh tekanan dan kepanikan. Di tengah situasi tersebut, aparat militer Israel yang berjaga di lokasi melepaskan tembakan peringatan yang kemudian menyebabkan penembakan lebih lanjut ke arah warga, menimbulkan luka-luka dan korban jiwa.
Menurut laporan, sebanyak 47 warga Gaza terluka akibat insiden ini. Dengan mayoritas luka disebabkan oleh tembakan dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Nama-nama korban belum sepenuhnya dipublikasikan, namun jumlah mereka terus bertambah karena kondisi di lapangan masih sulit dikendalikan. Tiga korban dilaporkan meninggal dunia akibat tembakan tersebut, dan beberapa orang bahkan hilang di kericuhan.
Militer Israel mengklaim bahwa pasukannya hanya melepaskan tembakan peringatan di luar area pusat distribusi dan berhasil mengendalikan situasi setelah kericuhan meletus. Mereka membantah telah menembak langsung ke arah warga sipil dan menegaskan bahwa penyaluran bantuan akan tetap dilanjutkan sesuai rencana.
Baca Juga:
Kontroversi Gaza Humanitarian Foundation (GHF)
GHF yang dipilih Israel dan AS sebagai badan utama penyalur bantuan kemanusiaan di Gaza menjadi sorotan tajam dunia internasional. Organisasi ini berbasis di Swiss dan didukung oleh perusahaan keamanan dan logistik swasta. Namun, banyak ahli kemanusiaan dan lembaga internasional percaya bahwa GHF tidak netral dan beroperasi dengan pengaruh langsung dari pemerintah Israel, sehingga menimbulkan konflik kepentingan yang serius.
Direktur eksekutif GHF sebelumnya, mantan Marinir Amerika Jake Wood, mengundurkan diri tepat sebelum operasi penyaluran bantuan dimulai. Dengan alasan organisasi tersebut tidak mematuhi prinsip-prinsip dasar kemanusiaan seperti netralitas, ketidakberpihakan, dan independensi. Pengunduran dirinya menambah keraguan atas kredibilitas GHF.
Kritik juga datang dari berbagai kalangan, termasuk pengamat kemanusiaan dari Belanda. Yang menganggap strategi penyaluran bantuan oleh GHF dan Israel sebagai bentuk pemindahan paksa penduduk Palestina. Warga Gaza di zona padat penduduk di bagian utara dipaksa untuk bergerak menuju wilayah selatan yang telah dijadikan “zona steril” oleh militer Israel. Sementara bantuan disalurkan pada lokasi yang hanya bisa diakses setelah melewati penjagaan dan kontrol ketat militer Israel.
Dampak pada Warga Gaza
Situasi ini semakin memperparah penderitaan warga di Gaza. Mereka tidak hanya harus menghadapi kelaparan dan penyakit yang menjalar tanpa bantuan. Tetapi juga harus berjuang untuk bertahan hidup di tengah konflik dan rasa takut akan kekerasan yang dapat mengenai siapa saja yang mencoba mendapatkan bantuan. Warga yang hadir di titik distribusi mengaku siap mengambil risiko apapun demi dapat makanan dan kebutuhan dasar untuk anak-anak mereka.
Kelangkaan bantuan dari organisasi kemanusiaan internasional yang selama ini dipercaya menjadi garda depan penyaluran bantuan tetap terjadi karena blokade dan larangan distribusi dari Israel. UNRWA dan badan PBB lainnya melaporkan ribuan truk bantuan masih tertahan di perbatasan, gagal masuk ke Gaza meski kebutuhan dasar sangat mendesak.
Seruan dan Kritikan Internasional
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagai pemerhati kemanusiaan secara keras mengkritik cara penyaluran bantuan ini. Mereka menekankan bahwa bantuan kemanusiaan harus disalurkan secara netral dan tanpa pengaruh politik atau militer, dengan tetap menjamin keamanan warga sipil dan hak-hak dasar mereka. PBB dan lembaga dunia lainnya menolak sistem yang diterapkan GHF dan Israel sebagai standar dalam penyaluran bantuan di zona konflik.
Koordinator Badan Bantuan Darurat PBB menyatakan keprihatinannya bahwa sistem ini justru menggunakan kelaparan dan bantuan sebagai alat politik dan kepentingan perang, bukan sebagai murni misi kemanusiaan. Hal ini dianggap sebagai pelanggaran prinsip-prinsip kemanusiaan internasional dan berpotensi memperpanjang penderitaan warga Gaza.
Kesimpulan
Ribuan warga Gaza yang sudah terpojok oleh blokade dan konflik sengit. Kini harus menghadapi tambahan penderitaan dalam kericuhan yang meletus saat penyaluran bantuan kemanusiaan. Insiden tembakan Israel yang melukai banyak warga dan menewaskan beberapa orang menambah ketegangan dan memperdalam krisis kemanusiaan di kawasan tersebut. Organisasi penyalur bantuan yang dipilih Israel dan AS, Gaza Humanitarian Foundation. Mendapat sorotan keras atas legitimasi dan kemampuannya menangani distribusi bantuan secara netral dan efektif di tengah perang dan blokade.
Dengan ribuan paket makanan, obat-obatan, dan logistik kemanusiaan yang masih tertahan di perbatasan. Warga Gaza sangat membutuhkan akses bantuan yang cepat dan aman tanpa diskriminasi politik atau gangguan militer. Dunia internasional kini menghadapi tantangan besar untuk mengupayakan solusi kemanusiaan yang adil dan manusiawi di tengah situasi yang rumit dan berbahaya ini.
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca informasi tentang Tentara Israel Menembaki Warga Gaza, semoga informasi yang diberikan bermanfaat. Jangan ragu datang kembali untuk mengetahui lebih banyak lagi informasi viral yang ada di POS VIRAL.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari Serambinews.com
- Gambar Kedua dari detikNews.com