Terungkap sosok Serda Satria, mantan prajurit Marinir TNI AL yang bergabung dengan pasukan elite Rusia dalam invasi Ukraina.
Jenderal TNI AL membongkar fakta mengejutkan di balik keputusannya yang mengejutkan ini. Dari desertasi hingga peran aktif di medan perang Ukraina, kisah Serda Satria menjadi refleksi tajam tentang loyalitas, integritas, dan dampak konflik global bagi individu.
Simak pengungkapan lengkap yang menguak sisi gelap di balik berita viral ini. Dibawah ini POS VIRAL akan membahas mengenai tentang Serda Satria bergabung ke pasukan elite Rusia.
Dari Prajurit Marinir Menjadi Tentara Bayaran Rusia
Serda Satria Arta Kumbara terakhir kali bertugas di Inspektorat Korps Marinir (Itkormar) yang berada di Cilandak, Jakarta Selatan. Namun, ia diketahui melakukan desertasi sejak 13 Juni 2022 hingga saat berita ini terungkap pada Mei 2025. Desertasi adalah tindakan meninggalkan tugas militer tanpa izin resmi, dan dalam kasus Serda Satria, ini dilakukan selama lebih dari 30 hari berturut-turut. Yang menyebabkan ia disidang secara in absentia di Pengadilan Militer II-08 di Jakarta pada April 2023.
Hasil sidang memvonis Serda Satria dengan hukuman penjara satu tahun dan pemecatan dari TNI AL, yang berarti ia kehilangan status sebagai prajurit Indonesia secara resmi. Namun, yang lebih mengejutkan adalah pengakuannya melalui akun media sosial bahwa ia bergabung dengan Russian Special Military Operations dan terlibat dalam operasi militer Rusia di Ukraina.
POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Konten Viral dan Reaksi Publik
Video dan foto Serda Satria yang mengenakan pakaian dinas lengkap Marinir sempat viral di berbagai platform media sosial. Dalam salah satu konten yang tersebar, ia tampak berada di medan perang Ukraina sambil mengenakan baret jingga khas Korps Marinir, sebuah simbol kebanggaan prajurit TNI AL yang kini terlibat dalam konflik bersenjata di luar negeri. Konten tersebut menarik perhatian netizen dan pihak militer karena hal ini sangat bertentangan dengan kewajiban dan sumpah seorang prajurit Indonesia.
Seorang pejabat TNI AL menegaskan bahwa tindakan Serda Satria ini merupakan pelanggaran berat dan menimbulkan preseden negatif bagi institusi militer. “Dia dipenjara satu tahun atas tindakannya tersebut dengan oditur I Made Adnyana, S.H., dan hukuman tambahan dipecat dari TNI AL,” tegas Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut. Hal ini juga membuka diskusi luas di masyarakat mengenai motif dan latar belakang keputusan. Serda Satria yang memilih jalan desertasi dan bergabung dalam konflik militer di luar negeri.
Kurang Lebih Tiga Tahun Sejak Desertasi
Desertasi Serda Satria terjadi pada tanggal 13 Juni 2022, beberapa bulan setelah invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari 2022. Pergerakannya yang tiba-tiba menghilang dari tugas militernya diawali dengan tidak hadir selama lebih dari satu bulan, yang kemudian diikuti oleh proses hukum di pengadilan militer tanpa kehadirannya. Ini menandai bahwa Serda Satria secara sadar memilih meninggalkan Indonesia dan memasuki jalur yang sangat berbahaya di medan tempur asing.
Tindakan ini sekaligus menandai bahwa selama waktu itu Serda Satria telah membelot dan secara resmi tidak lagi menjadi bagian dari kesatuan resmi TNI AL. Hal ini tentu sangat menyakitkan bagi institusi dan bangsa karena seorang anggota. Militer yang seharusnya setia kepada tanah air malah terlibat dalam peperangan yang tak berkaitan dengan negara Indonesia.
Baca Juga:
Dampak dan Implikasi Bagi TNI AL dan Indonesia
Jenderal TNI AL pun buka suara mengungkapkan fakta mengejutkan ini dan menegaskan bahwa pihak TNI tetap memegang teguh hukum dan nilai-nilai disiplin militer. Kasus desertasi dan keterlibatan mantan prajurit dalam konflik internasional ini menjadi peringatan keras bagi seluruh anggota militer agar tetap setia dan taat pada tugas serta sumpah prajurit mereka.
Selain itu, kasus serupa berpotensi mencoreng nama baik TNI serta menimbulkan kekhawatiran soal keamanan nasional dan loyalitas prajurit. Hal ini mengingat peran TNI AL sebagai penjaga wilayah dan integritas negara yang jauh berbeda dengan keterlibatan dalam konflik internasional sebagai tentara bayaran.
Seorang pakar militer menilai fenomena ini sebagai bentuk individualisme ekstrem dalam dunia militer. Yang harus ditangani secara tegas dan hati-hati agar tidak menular ke prajurit lainnya. “Sikap seperti ini jelas bertentangan dengan semangat nasionalisme dan bisa menjadi ancaman bagi stabilitas hukum dan moral dalam tubuh TNI,” ujarnya.
Latar Belakang dan Dugaan Motivasi
Belum ada penjelasan resmi rinci mengenai apa yang menjadi latar belakang keputusan Serda Satria bergabung ke pasukan Rusia. Namun, dugaan muncul terkait motif finansial sebagai tentara bayaran (mercenary) yang dibayar untuk berperang di militer asing. Tren tentara bayaran dalam perang modern memang belum sepenuhnya terhapus dan selalu menarik perhatian dunia karena menimbulkan kontroversi hukum dan moral.
Sosok Serda Satria yang pernah aktif di Korps Marinir, salah satu kesatuan elite TNI, memberi warna tersendiri terhadap kasus ini. Pengalaman militernya yang sudah terlatih membuatnya cukup berbahaya dan efektif di medan tempur. Namun hal ini menjadi paradoks ketika dia memilih membelot dan terlibat dalam perang yang jauh dari pertahanan Indonesia.
Gambaran Umum Konflik Ukraina dan Keterlibatan Pasukan Asing
Invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari 2022 memicu konflik besar yang melibatkan. Berbagai negara dan faktanya banyak tentara dari berbagai negara turut serta di medan tempur. Rusia sendiri mengalami berbagai tantangan termasuk kehilangan sejumlah pejabat tinggi militer dan kehadiran tentara bayaran asing yang datang untuk memperkuat pasukannya.
Konflik ini tidak hanya melibatkan pertempuran antara dua negara. Tetapi juga menjadi medan proxy war dengan peran berbagai kekuatan besar dunia. Keterlibatan tentara bayaran dari berbagai negara, termasuk mantan prajurit asing yang bergabung dengan Rusia, menambah kompleksitas situasi di Ukraina.
Reaksi Sosial dan Media
Kasus ini mendapat perhatian luas di media dan platform sosial. Dari TikTok hingga kanal berita, beragam konten mengenai Serda Satria menyebar cepat memancing perdebatan. Ada yang merasa prihatin, ada pula yang menyayangkan keputusan tersebut yang dianggap mencoreng nama baik TNI dan Indonesia.
Di sisi lain, muncul diskusi kritis tentang hakekat loyalitas, peranan tentara dalam politik dan perang. Serta bagaimana perlindungan hukum dan psikologis terhadap anggota militer agar tidak sampai membelot. Kasus Serda Satria bisa menjadi momentum refleksi dan evaluasi di tubuh angkatan bersenjata.
Kesimpulan
Kasus viral Serda Satria yang bergabung menjadi pasukan elite Rusia dalam invasi ke Ukraina adalah peristiwa luar biasa. Yang memantik berbagai respons keras dan keprihatinan dari TNI dan masyarakat Indonesia. Hukuman satu tahun penjara serta pemecatan dari TNI AL menandai konsekuensi serius bagi tindakan desertasi dan bergabung dengan militer asing di tengah konflik internasional.
Penting bagi semua pihak untuk belajar dari kasus ini bahwa kesetiaan dan disiplin merupakan pondasi utama bagi setiap prajurit yang mengabdi untuk negara. Sementara itu, institusi militer terus memperkuat pengawasan, pembinaan mental. Dan integritas prajurit agar tidak ada lagi kejadian serupa yang merugikan nama baik Indonesia di panggung dunia.
Melalui peristiwa ini, publik diajak terus kritis dan waspada terhadap berbagai dinamika militansi yang bisa punya dampak luas. Serta membuka ruang diskusi tentang arah dan masa depan pertahanan negara yang lebih kuat dan beradab. Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang informasi-informasi viral terupdate lainnya hanya di POS VIRAL.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari okezone.com
- Gambar Kedua dari okezone.com