Tuesday, May 27POS VIRAL
Shadow

Tragedi di Kamboja, 4 WNI Asal Binjai Disiksa dan Telantar, Butuh Pertolongan

Empat WNI asal Binjai, Sumatera Utara, mengaku disiksa dan terlantar di Kamboja setelah bekerja di perusahaan penipuan scamer.

Tragedi di Kamboja, 4 WNI Asal Binjai Disiksa dan Telantar, Butuh Pertolongan

Keprihatinan mendalam melanda masyarakat Indonesia, khususnya warga Kota Binjai dan Kabupaten Deli Serdang. Setelah viral sebuah video yang menampilkan empat warga negara Indonesia (WNI) yang terdampar dan mengalami penyiksaan di Kamboja. Mereka memohon pertolongan agar segera dipulangkan ke Tanah Air, menyuarakan kisah duka yang menjadi sorotan nasional. Dibawah ini POS VIRAL akan membahas tentang WNI asal Binjai Disiksa di Kamboja.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Kisah Pilu dari Negeri Orang

Empat WNI yang dikenal dengan nama Cikal Ramadhan, Taruna Bagaskara, Riki, dan Atmaja ini berasal dari Kota Binjai dan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Dalam video yang berdurasi sekitar satu menit, Cikal Ramadhan mewakili rekannya melantunkan permohonan yang menyayat hati kepada Wali Kota Binjai, Amir Hamzah, dan Wakil Wali Kota Hasanul Jihadi agar mereka dapat segera kembali ke Indonesia.

Cikal dengan suara parau mengungkapkan, “Pak mohon bantu kami di sini, kami warga Binjai yang saat ini terlantar di Kamboja. Sudah tiga hari kami tak makan. Kami disiksa di tempat kerja kami, pak. Kami enggak pegang uang, untuk makan saja kami tidak bisa.” Permohonan ini menggelitik simpati masyarakat luas karena menggambarkan betapa beratnya kondisi yang mereka alami.

Adik kandung Cikal, Sultan Moris, membenarkan bahwa kakaknya bekerja sejak Desember 2024 sebagai operator judi online di Kamboja. Namun, situasi kerja yang sulit dan tekanan mental yang tinggi membuat Cikal kabur dari tempat kerja dan akhirnya terdampar. Mengalami penderitaan yang berat hingga viralnya permintaan bantuan tersebut.

Dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang

Kasus ini mengemuka sebagai dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang makin meresahkan. Keempat WNI diduga dijebak dengan janji pekerjaan yang manis di sektor hiburan daring, namun kenyataannya dipekerjakan sebagai operator penipuan online (scammer) dengan kondisi kerja yang jauh dari layak. Mereka mengalami siksaan dan isolasi, bahkan tanpa uang untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makan.

Kondisi ini juga menimbulkan keprihatinan bagi keluarga, salah satunya nenek Cikal, Nuraini, yang mengaku sangat merindukan cucunya, terutama karena Cikal adalah anak yatim piatu. Nuraini berharap agar cucunya dipulangkan dalam keadaan sehat dan selamat agar bisa kembali berkumpul dengan keluarga.

POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL

Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

aplikasi nonton bola shotsgoal apk

Respons dan Klarifikasi Kedutaan Besar RI di Kamboja

Menanggapi viralnya video dan laporan menyedihkan itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh, Kamboja memberikan klarifikasi penting terkait kondisi empat WNI tersebut. Dubes RI, Santo Darmosumarto, menegaskan bahwa KBRI tidak pernah menelantarkan WNI manapun dan telah menangani kasus ini sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Keempat WNI sudah diproses sejak 26 April 2025 dengan mengajukan permohonan exit visa kepada Imigrasi Kamboja. KBRI memastikan pelayanan kekonsuleran telah diberikan sesuai standar, termasuk pembuatan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) untuk mempermudah kepulangan mereka.

Namun, fakta menarik muncul bahwa salah satu WNI berinisial CR (yang merupakan Cikal Ramadhan) pernah difasilitasi kepulangannya ke Indonesia pada tahun 2022 karena terlibat dalam kegiatan operator judi online. Pada tahun 2024, ia kembali ke Kamboja dengan paspor baru dan melakukan pekerjaan serupa. Karena status ini, Imigrasi Kamboja menempatkan CR di Detensi Imigrasi selama proses pengurusan dokumen kepulangan, menambah kompleksitas kasus.

Baca Juga: 

Tantangan Perlindungan WNI di Luar Negeri

Tantangan Perlindungan WNI di Luar Negeri

Kasus ini jadi cermin bagi betapa rentannya WNI yang bekerja di luar negeri. Khususnya dalam bidang yang rawan eksploitasi seperti pekerjaan daring tanpa izin resmi. Meski pemerintah telah menyiapkan berbagai layanan perlindungan melalui KBRI dan instansi terkait, tetap muncul tantangan besar dalam mengatasi kasus penyiksaan, perdagangan manusia. Dan kerja paksa yang dialami sejumlah WNI.

Modus-modus penipuan yang menjanjikan pekerjaan “too good to be true” seringkali berujung pada penderitaan para pekerja migran. Kondisi sulit ini diperparah dengan kurangnya informasi dan pengawasan yang memadai, sehingga banyak korban yang terlambat mendapatkan penanganan.

Upaya Pemerintah Daerah dan Nasional

Menanggapi kasus ini, Pemerintah Kota Binjai langsung membentuk tim khusus yang dipimpin oleh Dinas Tenaga Kerja. Perindustrian dan Perdagangan (Disnaker Perindag) untuk mengawal proses pemulangan keempat WNI. Selain koordinasi dengan KBRI di Kamboja. Disnaker juga berkolaborasi dengan Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Medan dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Kemen P2MI) agar proses tersebut berjalan cepat dan lancar.

Langkah cepat ini dipandang sebagai bentuk dukungan nyata terhadap korban sekaligus sebagai peringatan agar tidak ada lagi pekerja migran yang terjebak kondisi serupa. DPRD Binjai juga menekankan agar pemerintah daerah meningkatkan perlindungan serta bantuan terhadap warganya yang beraktivitas di luar negeri.

Harapan untuk Perlindungan yang Lebih Baik

Kasus penderitaan empat WNI ini harus menjadi momentum untuk memperbaiki sistem perlindungan pekerja migran Indonesia secara menyeluruh. Diperlukan upaya edukasi intensif bagi calon pekerja agar waspada terhadap tawaran kerja ilegal. Serta peningkatan pengawasan dan penegakan hukum terhadap jaringan perdagangan manusia yang merugikan warga negara.

Media dan masyarakat harus terus mengawal kasus ini agar pemerintah pusat dan daerah bisa lebih responsif dan bertindak cepat. Saluran aduan dan pelaporan juga harus diperkuat agar keberadaan dan kondisi pekerja migran di luar negeri dapat dipantau secara real-time.

Kesimpulan

Penderitaan yang dialami empat WNI asal Binjai dan Deli Serdang di Kamboja merupakan sebuah realitas menyedihkan yang mengingatkan kita semua akan bahaya di balik janji pekerjaan luar negeri yang mudah. Kasus ini menjadi panggilan bagi bangsa untuk membuka mata dan memperkuat perlindungan terhadap warganya.

Proses pemulangan oleh KBRI dan dukungan pemerintah daerah adalah langkah awal yang sangat penting. Namun, penanganan lebih lanjut berupa perlindungan berkelanjutan, pencegahan dengan edukasi, dan pemberantasan praktik perdagangan orang harus terus menjadi agenda utama.

Semoga kisah ini menjadi pembelajaran berharga agar tidak ada lagi warga negara Indonesia yang menjadi korban dan terlantar di negeri orang. Kepedulian, kolaborasi, dan tindakan nyata dari berbagai pihak sangat dibutuhkan demi menjamin keselamatan pekerja migran yang membawa nama bangsa di luar negeri.

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca informasi ini, semoga informasi yang diberikan bermanfaat. Jangan ragu datang kembali untuk mengetahui lebih banyak lagi informasi viral yang ada di POS VIRAL.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Pertama dari Berita satu.com
  • Gambar Kedua dari Kompas. id
Tele Grup
Channel WA
Grup FB
Search