Brasil menjadi sorotan dunia setelah penggerebekan besar-besaran terhadap kelompok kriminal Comando Vermelho di Rio de Janeiro yang menelan 132 korban jiwa.

Operasi yang disebut Operation Containment ini menimbulkan kontroversi luas, karena pemerintah federal mengaku tidak dilibatkan, sementara jumlah korban jauh melampaui laporan resmi. Berikut ini POS VIRAL akan memberikan informasi terlengkap tentang kejadian yang mengguncang Brasil tersebut.
Operasi Skala Besar dan Persiapan Matang
Penggerebekan dilakukan pada Selasa (28/10/2025) pagi oleh sekitar 2.500 aparat bersenjata lengkap, didukung kendaraan lapis baja, helikopter, dan drone. Target utama operasi adalah Comando Vermelho, kelompok kriminal tertua dan terkuat di Rio de Janeiro, yang menguasai sekitar 20 persen wilayah metropolitan kota.
Gubernur Negara Bagian Rio de Janeiro, Claudio Castro, menyatakan operasi ini sudah disiapkan selama dua bulan, berdasarkan investigasi mendalam. Polisi menyerbu dua kompleks favela besar, Alemao dan Penha, yang menjadi basis utama kelompok tersebut. Menurut Castro, operasi ini diperlukan untuk menghadapi “narco-terorisme” yang mengancam keselamatan warga.
| POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL | 
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!
 
Baku Tembak Sengit dan Kondisi Mirip Perang
Bentrok antara aparat dan anggota Comando Vermelho berlangsung sengit sejak awal. Warga menggambarkan suasana seperti perang, dengan tembakan bersahutan di jalanan sempit dan bus yang dibakar dijadikan barikade. Beberapa laporan bahkan menyebut penggunaan drone untuk menjatuhkan bom, menambah intensitas kekerasan.
Menurut data awal, 132 orang tewas, termasuk empat anggota polisi. Namun, angka resmi pemerintah negara bagian hanya mencatat 58 korban. Perbedaan ini memicu kritik dan tudingan bahwa aparat melakukan eksekusi di tempat. Kantor pembela publik, yang memberi bantuan hukum bagi warga miskin, menekankan bahwa jumlah korban warga sipil kemungkinan jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan.
Baca Juga: Viral! Pria Tengah Malam Naik Kapal Demi Cari Besi Tua di Pelabuhan
Penangkapan Barang Bukti dan Dampak Operasi

Selain korban jiwa, aparat berhasil menangkap 113 orang, termasuk 10 remaja, dan menyita 91 senapan laras panjang. Polisi juga menemukan “jumlah besar narkoba”, meski belum ada rincian jenis maupun beratnya. Salah satu yang ditangkap adalah Thiago do Nascimento Mendes, tangan kanan pemimpin lokal Comando Vermelho, Edgard Alves de Andrade, yang berhasil melarikan diri.
Menteri Keamanan Publik Rio, Victor Santos, menyebut operasi berlangsung di wilayah yang dihuni sekitar 280.000 orang. Ia menegaskan, “Ini adalah perang yang sedang kita saksikan di Rio de Janeiro.” Puluhan tahun kelalaian berbagai lembaga, menurutnya, telah memungkinkan pertumbuhan kejahatan terorganisasi di wilayah tersebut.
Kontroversi dan Kritik Internasional
Operasi ini menuai kecaman internasional. Pemerintah federal Brasil mengaku tidak dilibatkan, dengan Menteri Kehakiman Ricardo Lewandowski menegaskan bahwa operasi dilakukan “tanpa sepengetahuan pemerintah pusat.” Presiden Luiz Inacio Lula da Silva disebut terkejut mendengar jumlah korban yang sangat besar.
Bahkan sebelum angka korban melonjak menjadi 132, Kantor Hak Asasi Manusia PBB menyatakan prihatin dan mendesak investigasi menyeluruh atas dugaan pelanggaran oleh aparat. Media lokal juga melaporkan protes warga, termasuk pemindahan puluhan jenazah ke lapangan di Penha sebagai bentuk demonstrasi terhadap kekerasan operasi.
Reaksi Pemerintah dan Upaya Klarifikasi
Gubernur Castro membela tindakan aparat, mengatakan pertempuran terjadi di area hutan, bukan permukiman padat, sehingga warga yang tewas kemungkinan besar adalah anggota kelompok kriminal. Namun, kantor kejaksaan federal meminta penjelasan lebih rinci terkait operasi tersebut.
Presiden Lula sebelumnya menuai kritik terkait pernyataannya soal pengedar narkoba yang “juga korban dari para pengguna.” Ia kemudian mengklarifikasi pernyataannya, menegaskan pemerintahannya tetap tegas memerangi narkotrafik dan kejahatan terorganisasi. Hingga kini, identitas para korban belum diumumkan secara resmi, dan status hukum sebagian dari mereka masih belum jelas.
Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap mengenai berita-berita viral lainnya hanya di seputaran POS VIRAL.

